35 Sebagai wujud pancarannya adalah Debata Natolu, Debata Batara Guru
yaitu sesuatu yang ada adalah karena kebijakannya hahomian yang disimbolkan dengan warna hitam. Debata Sorisohaliapan yaitu kesucian habonaran yang
disimbolkan dengan warna putih. Debata Balabulan yaitu kekuatan hagogoon yang disimbolkan dengan warna merah.
Menurut pandangan mereka, bahwa orang tua yang sudah meninggal dalam kesucian mempunyai roh yang disebut dengan Sahala. Manusia yang sudah
meninggal dalam keadaan suci dan banyak membantu serta berjasa dalam kehidupan manusia, terutama dalam pengobatan dan kesaktian disebut Sombaon.
Sombaon dapat hadir di dunia dalam suatu simbol, di mana ada kerja sama dan partisipasi manusia dengan illahi sombaon melalui upacara atau kurban.
Walaupun simbol itu dianggap sebagai perwujudan yang nyata dari illahi, namun simbol itu bukanlah illahi, tetapi bekerja melalui dunia yang diciptakannya.
2.4.6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan.
Tingkat pendidikan di desa ini telah mengikuti kebijakan pemerintah wajib belajar sembilan tahun. Hampir seluruh masyarakat Hutaurat dan Hutabalian desa
Sianjur Mula-Mula telah mengecap pendidikan. Tingkat pendidikan di desa ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 2.4.6: Distribusi Penduduk berdasarkan Pendidikan: Tingkat Pendidikan
Jumlah Penduduk di Hutaurat
Jumlah Penduduk di Hutabalian
Tamat SD 12
5 Tamat SLTP
55 40
Tamat SLTA 150
100 Diploma dan Sarjana
40 25
Jumlah 257
170
Sumber : Sekretaris Desa “Hutaurat” dan “Hutabalian”.
Berdasarkan tabel di atas, maka penduduk yang menetap di Hutaurat dan Hutabalian desa Sianjur Mula-Mula pada umumnya adalah tamatan SLTA.
Sebenarnya, penduduk asli di Hutaurat dan Hutabalian desa Sianjur Mula-Mula atau penduduk Perantauan adalah mayoritas tamatan Diploma dan Sarjana. Akan
tetapi, penduduk perantauan memilih untuk tidak menetap atau tinggal di desa tersebut. Bila warga perantauan juga dihitung jumlahnya, mayoritas penduduk asli
Hutaurat dan Hutabalian tamatan Diploma dan Sarjana. Sekolah SLTP dan SLTA berada di luar desa ini atau jauh dari tempat
mereka tinggal. Siswa dan siswi harus berjalan jauh dan mendaki bukit untuk dapat berangkat ke sekolah. Beberapa siswa-siswi pergi ke sekolah ada yang
menggunakan sepeda motor, meskipun mereka juga tahu bahwa keadaan jalan yang akan dijalani tidak memungkinkan atau tidak semulus jalan raya yang berada
di kota.
Universitas Sumatera Utara
37
2.4.7. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.
Mata pencaharian adalah kegiatan pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Pada umumnya mata pencaharian yang ada di desa Hutaurat dan
Hutabalian adalah bertani, berladang, dan berdagang. Adapun orang-orang pendatang pada umumnya bekerja sebagai tukang bangunan, guru, bidan, dll.
Menurut Kepala Desa, penduduk Hutaurat dan Hutabalian desa Sianjur Mula- Mula adalah mayoritas memiliki tanah 75 40 mengerjai sawahnya sendiri
dan 35 menyewa petani upahan, 20 petani upahan memiliki tanah tapi tidak punya modal dan ada juga sebagian tidak memiliki tanah, dan 5 memilih untuk
membuka warung kopi dan kedai, juga pekerjaan lain seperti guru, PNS, tukang bangunan, dan lain-lain.
2.5. Sarana dan Prasarana 2.5.1. Sarana Pendidikan