Status Budaya Mamele Untuk Mendapatkan Status

72 warisan budaya dari nenek moyang, ingin dihormati oleh banyak orang, dan ulah atau perbuatan manusia itu sendiri. Mamele untuk mendapatkan status yang dilakukan oleh masyarakat akan peneliti jelaskan di bawah ini.

4.1.1. Status Budaya

Status budaya merupakan suatu aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat pendukungnya. Aturan-aturan tentang segi kehidupan manusia tersebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat yang disebut hukum adat. Adat telah membuat kehidupan masyarakat menjadi mampu mengendalikan perilakunya dengan perasaan senang atau bangga, dan bantuan dari tokoh adat yang menjadi tokoh masyarakat menjadi cukup penting. Rasa-rasanya cukup sulit untuk dipungkiri kalau kehidupan masyarakat kita, terutama dari generasi tua, masih sangat kental memegang teguh prinsip- prinsip yang melekat dalam adat istiadat kedaerahan maupun nilai-nilai kepercayaan dari warga keturunan. Hal ini memungkinkan adanya sejumlah kecil orang-orang Kristen di Indonesia, yang masih mempercayai adanya mitos-mitos yang berasal dari nenek moyang mereka. Kehidupan yang kental dengan adat istiadat kedaerahannya, membuat sebagian dari masyarakat di Indonesia ini, masih mempercayai besarnya kekuatan magis yang dimiliki oleh para dukun kampung yang kehadirannya dianggap masih diperlukan. Khususnya pada saat memulai prosesi ritual bernuansa magis dalam Universitas Sumatera Utara 73 suatu kegiatan upacara adat, dimana kemampuan para dukun tersebut dipakai untuk mendatangkan atau penyembahan dari para arwah yang dipercayai ada oleh masyarakat adat tertentu. Sikap yang ditunjukkan oleh kelompok generasi tua yang masih memegang teguh prinsip serta kaidah-kaidah adat istiadat nenek moyang tersebut, Meskipun masyarakat setempat sudah mengenal Tuhan dan kehidupan sudah bergerak kearah terciptanya masyarakat modern, namun sebagian besar generasi tua dari masyarakat adat tersebut, masih sulit untuk melepaskan diri dari keterikatan sejarah kehidupannya dengan adat serta leluhur mereka dahulu. Bahkan, pada kelompok komunitas masyarakat tertentu, prinsip-prinsip adat istiadat daerah mereka, cenderung lebih berpengaruh dan lebih dihormati, dibandingkan sikap percaya kepada Tuhan, karena mereka masih terus-menerus tanamkannya pada suatu sikap untuk tidak melupakan leluhur dan aturan adat istiadat mereka. Ketergantungan mereka pada adat istiadat itu, membuat adanya sikap percaya serta beriman kepada Tuhan, cenderung hanya ditempatkan sebagai status semata, karena faktor legalitas iman kepercayaan yang diakui negara. Tatanan kehidupan masyarakat generasi muda, cenderung mengarah pada keinginan diri untuk mencari kebenaran serta pencarian terhadap adanya nilai- nilai kepercayaan yang dianggap paling benar menurut hati dan pikirannya. Generasi muda pada saat ini memang cenderung berusaha untuk melepaskan diri dari keterikatan pada nilai-nilai adat istiadat yang melekat pada masyarakat daerah. Universitas Sumatera Utara 74 Contoh upacara mamele di bidang budaya adalah mangongkal holi. Dengan melakuka n penggalian tulang belulang mereka telah menjaga hubungan keluarga yang sudah meninggal. Tujuan masyarakat setempat melakukan upacara mangongkal holi adalah sebagai berikut: 1. Sebagai pemersatu marga Pepatah Batak Toba mengatakan, bahwa Hau na pajonok-jonok do marsiososan, artinya pada keluarga dekat sering timbul peselisihan satu dengan yang lainnya. Dari pepatah dapat ditarik kesimpulan mengenai kegunaan didirikannya tugu, yakni supaya ada tempat untuk mempersatukan hati dan pikiran mereka di bawah otoritas leluhur. Selain itu juga, pertengkaran di antara saudara kerap dihubungkan dengan belum digalinya kuburan leluhur dan belum dipindahkannya tulang belulang mereka ke tempat yang lebih baik. Karena itu, agar tidak terkena malapetaka penggalian tulang belulang leluhur dan mereka pemindahannya ke tempat yang lebih baik harus dilakukan. 2. Menghormati Orang Tua Dengan pemahaman ini banyak masyarakat Batak Toba menggali tulang leluhur dan mendirikan tugu sebagai suatu penghormatan kepada orang tua yang sudah meninggal, karena hal ini sesuai dengan titah ke lima dalam ajaran Kristen. 3. Mengharapkan Berkat Biasanya sebelum pembangunan tugu dimulai masih banyak keluarga memohon berkat dari arwah leluhur dengan menyajikan makanan istimewa dan khusus sebagai sesajen. Universitas Sumatera Utara 75 4. Usaha Untuk Membangkitkan Penyembahan Leluhur Gereja pada mulanya mau melakukan kontekstualisasi dengan mengangkat praktek-praktek warisan kepercayaan tradisional dan memberikan makna baru. Pada orang Batak Toba belum siap untuk meninggalkan budaya atau kepercayaan lainnya. Gereja sangat menekankan pandangan bahwa pembangunan tugu, pemindahan tulang belulang dan lain sebagainya adalah sekedar penghormatan terhadap roh leluhur. Dengan keras gereja menolak segala sesuatu yang bercorak pemujaan dan peninggian nenek moyang seperti sesajian. Akibatnya mereka melakukan secara diam-diam, supaya tidak ketahuan oleh gereja. Ada juga pihak gereja yang mengetahui hal ini, tatapi mereka membiarkan masyarakat setempat melakukan upacara mamele.

4.1.2. Status Sosial