6.1.3. Analisis Kapabilitas Proses
Kapabilitas proses pengepresan sangatlah dipengaruhi oleh variasi alamiah yang timbul pada hasil pengukuran losses. Sumber variasi alamiah ini
tidak lain adalah bersumber dari faktor-faktor yang melekat pada proses dan bersifat acak serta relatif stabil sepanjang waktu. Meskipun variasi tersebut tidak
dapat dihindarkan karena sulit untuk diidentifikasi dan dideteksi, tindakan untuk mereduksi variasi tersebut harus dilakukan dalam memenuhi standar pasar global
dan meningkatkan daya saing perusahaan. Penilaian kapabilitas proses pengepresan telah dilakukan melalui
perhitungan indeks kapabilitas proses multivariat terhadap hasil pengukuran losses yang terjadi di mesin 3. Hal ini dilakukan tidak lain agar tidak
menimbulkan penilaian yang salah terhadap kapabilitas proses pengepresan karena melakukan perhitungan kapabilitas proses pada proses yang tidak stabil
kondisi proses di mesin 2, dan 5. Berdasarkan analisis statistik yang telah dipaparkan dalam subbab 5.2.5
diperoleh beberapa hasil yakni pertama, nilai adalah 1,57 dimana nilai ini lebih
besar dari 1 yang menunjukkan bahwa losses yang terjadi pada proses pengepresan di mesin 3 lebih kecil dibandingkan dengan batas spesifikasi losses
yang telah ditentukan oleh pihak manajemen yakni: 3.
Spesifikasi untuk oil loss wet basis OLWB di fiber : 4,00 ± 1,00 on
sample dimana USL = 4,25 dan LSL = 3,00 .
4. Spesifikasi untuk broken nut : 7,15
± 0,6 on sample dimana USL = 7,45 dan LSL = 6,55 .
Kedua, nilai 1 adalah 0,8215 dimana nilai ini berada diantara interval 0 1 1 akan tetapi tidak cukup kuat untuk menunjukkan bahwa rata-rata
losses yang terjadi di proses pengepresan sama dengan target losses yang telah ditetapkan. Ketiga, indeks kapabilitas proses multivariat MC
pm
adalah 1,2898. Nilai dari Indeks ini dapat saja diinterpretasikan sebagai indeks kapabilitas proses
univariat yakni indeks Cpk dimana nilai yang diharapkan adalah Cpk = 2. Bila nilai MC
pm
= 1,2898 ekuivalen dengan Cpk = 1,2898 maka dapat dinyatakan bahwa situasi proses pengepresan di mesin 3 periode Agustus dan Oktober 2010
masih jauh dari situasi diterima sehingga tindakan korektif perlu dilakukan. Akan tetapi ketidaksesuaian output tidak mungkin lagi dapat terdeteksi oleh aplikasi
peta kontrol maka diusulkan untuk mempertimbangkan tindakan perbaikan seperti penerapan desain eksperimen dengan teknik evolutionary operation EVOP
untuk mereduksi variasi alamiah yang terjadi pada proses pengepresan dimana faktor yang menyebabkan timbulnya variasi telah diketahui adalah kondisi operasi
yang diterapkan di mesin screw press yakni tekanan konus dan kecepatan screw. Melalui pendekatan ini diharapkan informasi arah perubahan kondisi operasi di
mesin screw press dapat diperoleh.
6.1.4. Analisis Penerapan EVOP