Efek Perubahan Mean Perhitungan untuk Program EVOP Dua Variabel

proses tanpa perubahan. Perbandingan ini diperoleh dengan mengurangkan respon rata-rata kondisi acuan dari respon rata-rata kondisi acuan dari hasil rata-rata keseluruhan siklus EVOP yang dijalankan. Kontras yang dihasilkan disebut efek perubahan mean.

3.1.6.4. Efek Perubahan Mean

Efek perubahan mean dihitung jika kondisi terbaik saat ini dimasukkan dalam setiap siklus sebagai titik acuan, dan tidak menjadi masalah bagaimana cara titik acuan tersebut dimasukkan. Titik acuan tersebut dapat dimasukkan sebagai sebuah titik tambahan atau juga sebagai salah satu titik dalam desain faktorial. Hanya sedikit perbedaan rumus perhitungannya Tabel 3.2 12 12 Y. Fasser D. Brettner, Op. cit., hlm. 412. . Tujuan dari efek perubahan mean adalah untuk menyediakan sebuah ukuran biaya langsung sementara dalam memperoleh informasi selama fase dijalankan.

3.1.6.5. Perhitungan untuk Program EVOP Dua Variabel

Program EVOP secara langsung diterapkan dilantai produksi, untuk itu perlu dibuat lembar kerja khusus yang digunakan untuk menyederhanakan perhitungan sehingga dapat dilakukan oleh seorang karyawan meskipun ia belum pernah dilatih secara khusus dalam bidang statistik. Tabel 3.2. Perhitungan Efek Perubahan Mean Lokasi Titik Acuan Bentuk Desain Perhitungan Efek Perubahan Mean Keterangan Termasuk dalam sudut desain Tersedia informasi kearah mana perubahan harus dilakukan Terletak pada pusat desain Tidak tersedia informasi kearah mana perubahan harus dilakukan Berada diluar desain Spesifikasi yang luas dan resiko terjadi kerusakan kualitas sangat kecil Lembar kerja EVOP pada dasarnya terdiri dari 4 bagian yang masing- masing memerlukan perhitungan sendiri. Sebagai ilustrasi perhitungan pada tiap- tiap bagian maka dimisalkan sebuah eksperimen 2 2 faktorial dengan desain EVOP Gambar 3.5 13 a. Perhitungan rata-rata dan respon diukur dalam persentase. Proses perhitungan untuk lembar kerja EVOP sebagai berikut: Pada bagian ini dicatat hasil yang diperoleh dari proses yang dijalankan pada kondisi operasi yang berbeda pada setiap siklus. Selain itu pada bagian ini dilakukan penjumlahan data dari siklus sebelumnya untuk memperoleh respon rata-rata untuk setiap kondisi. Untuk contoh perhitungan dapat dilihat Tabel 3.3. 13 Y. Fasser D. Brettner, Op. cit., hlm. 457. 500 480 4 12 4 1 3 2 Scrub Time sec Temperature C 8 490 Cycle 1 Cycle 2 Cycle 3 5 8 9 Conditions 4 7 8 2 6 10 9 1 3 5 5 4 14 11 10 3 Gambar 3.5. Layout dan Respon untuk 3 Siklus dari 1 Fase Tabel 3.3. Contoh Perhitungan Rata-Rata Siklus: n = 1 Fase: 1 Perhitungan Rata-rata Kondisi Operasi 1 2 3 4 i Jumlah siklus sebelumnya ii Jumlah rata-rata sebelumnya iii Observasi baru iv Selisih [ii – iii] v Jumlah baru [i + iii] vi Rata-rata baru = vn] 5 5 5 4 4 4 6 6 6 3 3 3 14 14 14 Siklus: n = 2 Fase: 1 Kondisi Operasi 1 2 3 4 i Jumlah siklus sebelumnya ii Jumlah rata-rata sebelumnya iii Observasi baru iv Selisih [ii – iii] v Jumlah baru [i + iii] vi Rata-rata baru = vn] 5 5 8 -3 13 6,5 4 4 7 -3 11 5,5 6 6 10 -4 12 6 3 3 5 -2 8 4 14 14 11 +3 25 12,5 Siklus: n = 3 Fase: 1 Kondisi Operasi 1 2 3 4 i Jumlah siklus sebelumnya ii Jumlah rata-rata sebelumnya iii Observasi baru iv Selisih [ii – iii] v Jumlah baru [i + iii] vi Rata-rata baru = vn] 13 6,5 9 -2,5 22 7,33 11 5,5 8 -2,5 19 6,33 12 6 9 -3 15 8,33 8 4 5 -1 13 4,33 25 12,5 10 +2,5 35 11,67 b. Perhitungan efek Pada bagian ini dilakukan perhitungan untuk efek utama, efek interaksi, dan efek perubahan mean berdasarkan respon rata-rata yang diperoleh dari bagian satu. Contoh perhitungan efek, yaitu: Untuk siklus: n = 1; fase: 1 - Efek faktor temperatur = = -4,5 - Efek faktor scub time = = 6,5 - Efek interaksi faktor = = -3,5 - Efek perubahaan mean = 1,4 Untuk siklus: n = 2; fase: 1 - Efek faktor temperatur = = -3 - Efek faktor scub time = = 5,5 - Efek interaksi faktor = = -1,5 - Efek perubahaan mean = 0,8 Untuk siklus: n = 3; fase: 1 - Efek faktor temperatur = = -2,67 - Efek faktor scub time = = 4,67 - Efek interaksi faktor = = -0,67 - Efek perubahaan mean = 0,268 c. Perhitungan standar deviasi Pada bagian ini dilakukan perkiraan standar deviasi dari batas error yang diinginkan berdasarkan hasil yang diperoleh dari bagian 1. Contoh perhitungan standar deviasi, yaitu: Untuk siklus: n = 1; fase: 1 - Estimasi S sebelumnya = - Jumlah S sebelumnya = - Rata-rata S sebelumnya = - Range dari iv = - S baru = Range x f

k,n

= - Jumlah S baru = - Rata-rata S baru = jumlah S baru n-1 Untuk siklus: n = 2; fase: 1 - Estimasi S sebelumnya = - Jumlah S sebelumnya = - Rata-rata S sebelumnya = - Range dari iv = 7,0 - S baru = Range x f

k,n

= 7,0 x 0,3 = 2,1 - Jumlah S baru = 2,1 - Rata-rata S baru = jumlah S baru n-1 = 2,1 Untuk siklus: n = 3; fase: 1 - Estimasi S sebelumnya = - Jumlah S sebelumnya = 2,1 - Rata-rata S sebelumnya = 2,1 - Range dari iv = 5,0 - S baru = Range x f

k,n

= 5,0 x 0,35 = 1,75 - Jumlah S baru = 3,85 - Rata-rata S baru = jumlah S baru n-1 = 1,925 Nilai f

k,n

Tabel 3.4. 14 n = Dimana k adalah jumlah kondisi operasi dan n adalah jumlah siklus. Tabel 3.4. Nilai dari f

k,n

2 3 4 5 6 7 8 9 10 K = 5 9 10 0,30 0,24 0,23 0,35 0,27 0,26 0,37 0,29 0,28 0,38 0,30 0,29 0,39 0,31 0,30 0,40 0,31 0,30 0,40 0,31 0,30 0,40 0,32 0,31 0,41 0,32 0,31 d. Perhitungan batas error 2 sigma Pada bagian ini dilakukan perhitungan batas error 2 sigma untuk efek utama, interaksi, dan perubahan mean. Dengan tujuan mendapatkan kepercayaan 95 dalam signifikansi efek. Jika nilai absolut dari suatu efek lebih besar dari batas error 2 sigma, maka dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan pada proses. Contoh perhitungan batas error 2 sigma, yaitu: Untuk siklus: n = 1; fase: 1 - Efek utama dan efek interaksi = x S = - Efek perubahan mean = x S = 14 Y. Fasser D. Brettner, Op. cit., hlm. 460.