Latar Belakang Studi Penerapan Metode Evolutionary Operation (Evop) Dalam Upaya Perbaikan Proses Secara Kontinu Di PKS PT. Multimas Nabati Asahan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pabrik Kelapa Sawit PKS PT. Multimas Nabati Asahan merupakan salah satu unit pabrik yang dimiliki oleh PT. Multimas Nabati Asahan. Unit pabrik ini bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit yang bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar Crude Palm Oil dan inti sawit Palm Kernel yang akan diolah selanjutnya oleh Dept. Refinery dan Dept. Palm Kernel Plant dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Bahan baku yang digunakan adalah buah kelapa sawit yang termasuk dalam varietas dura dan tenera yang berasal dari perkebunan rakyat. Tahapan pengolahan kelapa sawit yang diterapkan adalah perebusan, pembantingan, pelumatan dan pengepresan, pemurnian minyak dan pengolahan biji. Dalam kaitannya dengan kegiatan operasional, pihak manajemen menetapkan parameter produksi untuk memudahkan dalam hal pengendalian proses seperti rugi-rugi losses. Pengukuran losses dilakukan di setiap tahapan pengolahan terhadap minyak dan inti sawit. Pada tahapan pelumatan dan pengepresan telah ditetapkan target losses terhadap TBS yaitu oil loss di fiber 0,52 , oil loss di biji 0,1 , dan broken nut 1,0 . Dalam mendukung pencapaian ini, pengawasan terhadap kondisi operasi telah dilakukan meliputi temperatur pelumatan berkisar 90-95 C, kecepatan adukan berkisar 10-15 rpm, dan tekanan konus berkisar 60-80 bar. Akan tetapi dari hasil temuan pada data laporan produksi bulanan sampai dengan Oktober 2010 yang menunjukkan bahwa masih belum tercapainya target losses yang telah ditetapkan tersebut dengan dibuktikan oleh oil loss di fiber yang terjadi pada Maret, April, Mei, Agustus, dan Oktober masih sebesar 0,52 lihat Tabel 1.1. Tabel 1.1. Rekapitulasi Oil loss di Fiber sd Oktober 2010 Month FFB Processed mt OER Oil lossFFB Oil lossFFB mt Januari 12383,343 18,48 0,51 3,417 Februari 13896,207 18,65 0,52 3,875 Maret 20053,909 18,62 0,55 5,924 April 17598,239 18,75 0,54 5,068 Mei 21782,158 18,60 0,55 6,441 Juni 28657,205 18,65 0,50 7,683 Juli 27327,378 18,37 0,52 7,681 Agustus 28900,580 18,27 0,53 8,384 September 22534,716 18,34 0,51 6,215 Oktober 33020,615 18,72 0,56 9,878 Sumber : Recap Monthly Production Parameter Report Dept. PKS PT. Multimas Nabati Asahan Banyak permasalahan yang menjadi penyebab fenomena diatas, salah satunya adalah kebijakan yang diambil dalam meningkatkan kualitas inti sawit khususnya karakteristik broken kernel dengan melakukan penurunan kategori broken nut yang terjadi di stasiun digesterscrew press. Langkah operasional yang dilakukan dalam mencapai hal tersebut adalah melakukan perubahan kondisi operasi seperti menaikkan kecepatan screw dari 11 rpm menjadi 13 rpm. Disisi lain, kondisi operasi ini dapat saja berdampak pada tingkat keausan yang terjadi pada worm screw akan semakin tinggi. Tentunya hasil ini akan berpotensi memberikan dampak negatif pada biaya pemeliharaan mesin, biaya operasional dan profitability perusahaan. Adanya dugaan kurang efektifnya kebijakan tersebut membuat perlunya dilakukan suatu kajian dalam mengetahui sumber variasi yang terjadi hingga kaitannya dengan kapabilitas proses, dan pengaruh perubahan kondisi operasi terhadap oil loss di fiber dan broken nut. Sehingga didapatkan kondisi operasi yang optimum dengan tetap mengingat batasan pembebanan yang diizinkan pada mesin. Dan juga kondisi ini haruslah bisa mendukung perbaikan proses secara kontinu. Banyak metode yang dapat digunakan dalam menentukan kondisi optimum operasi melalui perubahan level terhadap variabel proses yang berpengaruh dengan tidak menambah jumlah produk yang berada diluar spesifikasi teknis. Salah satunya adalah evolutionary operation EVOP. Ada dua isu penting yang melatarbelakangi penelitian ini untuk menggunakan metode EVOP. Pertama, adanya pendapat bahwa proses harus berjalan tidak hanya untuk menghasilkan produk, tetapi juga informasi bagaimana produk itu dapat diperbaiki kualitasnya George E P Box; 1969. Metode ini didasarkan pada filosofi dasar itu sehingga perbaikan proses secara kontinu dapat dilakukan. Kedua, EVOP cukup sederhana tetapi sangat baik dan telah dikembangkan sehingga dapat diaplikasikan secara langsung di lantai produksi dan dapat dilaksanakan oleh karyawan operasional sendiri. Berkenaan dengan hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Studi Penerapan Metode Evolutionary Operation EVOP Dalam Upaya Perbaikan Proses Secara Kontinu di PKS PT. Multimas Nabati Asahan”.

1.2. Perumusan Masalah