Desain Percobaan Desain Penelitian

4. Kecepatan screw Didefenisikan sebagai kecepatan putaran dari dua unit worm screw yang berlawanan arah akibat dari energi mekanik yang dihasilkan oleh motor induksi di mesin screw press pada proses pengepresan. Pengaturan kecepatan screw dilakukan dengan cara mengganti rasio antara diameter drive pulley dan diameter speed reducer pulley hingga diperoleh kecepatan putaran yang diinginkan. Kecepatan screw diekspresikan dalam ukuran nominal seperti rpm revmin.

4.5. Desain Penelitian

Desain penelitian meliputi proses membuat suatu desain percobaan ataupun pengamatan, memilih metode mengumpulkan data dan metode menganalisa data. Desain penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut.

4.5.1. Desain Percobaan

Penelitian ini menggunakan percobaan 2 2 faktorial dan metode yang digunakan di dalam menentukan desain eksperimen adalah metode EVOP. Dalam percobaan faktorial yang disebut sebagai perlakuan adalah kombinasi dari level lihat Tabel 4.1 untuk desain EVOP yang dipilih lihat Gambar 4.2 dimana kondisi operasi 0 adalah kondisi terbaik saat ini. Tabel 4.1. Kombinasi Level untuk Desain EVOP Fase 1 Tekanan Konus bar Kecepatan Screw rpm Level rendah 11 Level tinggi 13 Level rendah 60 1 3 Level tinggi 70 4 2 Di dalam metode EVOP, setiap menjalankan kondisi operasi 0,1,2,3, dan 4 disebut satu siklus dimana langkah pertama dari prosedur EVOP adalah melakukan dua kali replikasi terhadap kelima kondisi operasi tersebut. Bila tidak terdeteksi adanya efek yang signifikan maka penentuan jumlah siklus berikutnya dilakukan dengan cara menentukan proposi peningkatan standar deviasi yang diinginkan dengan merubah variabel proses. Dalam kaitannya, dengan penelitian ini ditentukan proporsi tersebut sebesar 30 k = 1,3 dengan peluang kesalahan dalam mendeteksi efek variabel ketika tidak ada efek adalah 5 = 0,05 dan resiko kegagalan mendeteksi efek ketika ada adalah 10 = 0,1. Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka ditentukan jumlah siklus adalah 4 lihat Tabel 4.2. Kondisi operasi terbaik saat ini ditentukan berdasarkan kondisi operasi yang diterapkan pada mesin 3 pada periode Agustus dan Oktober 2010. Hasil diskusi dengan pihak manajemen dalam menentukan kondisi operasi terbaik saat ini adalah tekanan konus berkisar 70 bar dan kecepatan screw berkisar 13 rpm dengan output rata-rata dari OLWB di fiber dan broken nut adalah sebesar 3,99 dan sebesar 6,97 . Pengaturan kondisi terbaik saat ini pada desain EVOP ditunjukkan pada Gambar 4.2. Tabel 4.2. Jumlah Siklus yang Dibutuhkan untuk Mendeteksi dengan Probabilitas 1- , Menggunakan -level test Efek Utama yang Meningkatkan Standar Deviasi Proses dari ke k pada Dua faktor dan Tiga faktor Desain k 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 2 2 faktorial 0,10 0,10 0,05 0,05 0,10 0,05 0,10 0,05 5,6 6,8 6,9 8,2 3,6 4,4 4,4 5,2 2,6 3,1 3,2 3,8 2,0 2,4 2,4 2,9 1,6 1,9 1,9 2,3 1,3 1,6 1,6 1,9 1,1 1,3 1,4 1,6 2 3 faktorial 0,10 0,10 0,05 0,05 0,10 0,05 0,10 0,05 3,2 3,9 3,9 4,6 2,1 2,5 2,5 3,0 1,4 1,8 1,8 2,1 1,1 1,4 1,4 1,6 0,9 1,1 1,1 1,3 0,8 0,9 0,9 1,1 0,6 0,8 0,8 0,9 Sumber : Y. Fasser D. Brettner “Process Improvement in the Electronics Industry” 1992, J. Willey Sons, Inc. hlm. 470 Tinggi Rendah Rendah Tinggi 4 1 3 2 Kecepatan screw Tekanan Konus Gambar 4.2. Desain EVOP Untuk Fase 1 Setelah ditentukan kombinasi perlakuan, jumlah siklus yang dilaksanakan dan pengaturan kondisi terbaik saat ini maka selanjutnya memilih mesin yang ada di stasiun digesterscrew press untuk menerapkan desain EVOP fase 1 lihat Gambar 4.3. No.4 No.3 No.1 No.5 Kondisi Operasi 0, 2 dan 3 Kondisi Operasi 1 dan 4 Press cake Standby Crude oil Crude oil No.2 Press cake Gambar 4.3. Penerapan Desain EVOP Fase 1 di Stasiun Pengepresan Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa kondisi operasi 0, 2, dan 3 diterapkan di mesin screw press nomor 3. Sedangkan untuk kondisi operasi 1 dan 4 diterapkan di mesin screw press nomor 1. Untuk pelaksanaan percobaan akan ditunjukkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Desain Pelaksanaan Percobaan Fase 1 Mesin Kondisi Operasi Siklus Periode Percobaan 1 1 1 1 3 0;2 1 4 2 3 3 1 1 2 3 3 0;2 1 4 4 3 3 4.5.2. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, proses pengumpulan data dibagi menjadi dua tahap yaitu kondisi awal sebelumnya melakukan percobaan atau dengan kata lain persiapan percobaan dan data percobaan yang sesuai dengan desain percobaan pada sub bab 4.5.1. Dalam mengumpulkan data, peneliti dapat bekerja sendiri untuk mengumpulkan data atau menggunakan data orang lain. Jika data primer yang diinginkan, maka peneliti akan menggunakan teknik atau alat untuk mengumpulkan data sedangkan jika data sekunder yang diinginkan maka peneliti harus mengadakan evaluasi terhadap sumber, keadaan data dan menerima limitasi-limitasi dari data tersebut. 1. Data Kondisi Awal Data ini berguna sebagai suatu persyaratan dalam menerapkan metode desain eksperimen on-line juga sebagai bahan pembanding dan bahan analisis dari segi rekayasa. Data kondisi awal meliputi data oil loss di fiber, dan broken nut on sample, dll. Data-data ini merupakan data sekunder maka perlu untuk mengetahui sumber data lihat Tabel 4.4. Tabel 4.4. Pengumpulan Data Kondisi Awal No Data yang Dikumpulkan Sumber Data 1. Oil loss wet basis OLWB di fiber Laporan Harian Laboratorium 2. Broken nut Laporan Harian Laboratorium 3. Tekanan konus Laporan Harian Stasiun Pressing 4. Kecepatan screw Laporan Harian Stasiun Pressing 5. Spesifikasi teknis mesin screw press Dokumen Divisi Maintenance 2. Data Percobaan Data ini dikumpulkan sesuai dengan desain percobaan yang dipaparkan pada sub bab 4.5.1. Data percobaan ini meliputi data oil loss di fiber dan broken nut. Data-data yang akan dikumpulkan ini merupakan data primer maka perlu untuk mengetahui populasi dan sampel, prosedur pengambilan sampel, dan prosedur pengujian sampel. 1 Populasi dan sampel Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah press cake yang merupakan ampas dari proses pengepresan selama proses percobaan berlangsung. Komposisi press cake adalah fiber, biji bulat, biji pecah, kernel bulat, kernel pecah, dan cangkang lepas. Teknik sampling yang digunakan adalah sistematic random sampling dimana sampel ditarik secara langsung dari populasi tanpa lebih dahulu membagi-bagi dalam subsampel. Dalam teknik ini akan ditentukan dahulu titik tolak menarik sampel sebagai sampel pertama dan untuk penarikan sampel berikutnya ditentukan secara sistematis. 2 Prosedur pengambilan sampel Sampel pertama diambil 1,5 jam setelah percobaan dimulai dan sampel terakhir diambil 2 jam sebelum percobaan berhenti. Sampel diambil sebanyak 1 kg setiap 1,5 jam sekali dari tiap screw press yang termasuk kelompok kontrol dan kelompok percobaan dengan menggunakan skop kecil dan masukkan ke dalam kantong plastik. Pada akhir pengambilan sampel, lakukan quartering sampel sampai mendekati 1 kg dan masukkan ke dalam kantong plastik berlabel agar membedakan sampel yang berasal dari kelompok kontrol dan kelompok percobaan untuk setiap kondisi operasi yang berbeda. 3 Prosedur pengujian sampel Sampel dari masing-masing kelompok disortir ke dalam kategori seperti fiber, biji utuh, broken nut. Lakukan penimbangan terhadap kategori biji bulat dan broken nut sampai gram terdekat dimana berat biji utuh dinotasikan dengan W1, dan berat broken nut dinotasikan dengan W2. Untuk kategori fiber lakukan quartering sampel sampai mendekati 10 gr dinotasikan dengan W3. Tempatkan masing-masing ke dalam kantong plastik berlabel untuk pengujian lebih lanjut. - Broken nut Yang dimaksud dengan proprosi broken nut adalah persentase dari berat broken nut per total berat biji. Broken nut terdiri dari kategori biji pecah, kernel bulat, kernel pecah dan cangkang lepas. Sedangkan total berat biji W4 adalah akumulasi dari berat biji utuh dan berat broken nut. Proporsi broken nut dicari dengan rumus: Proporsi broken nut - Oil loss di fiber Yang dimaksud dengan kadar minyak di fiber adalah persentase berat minyak yang masih terkandung di fiber. Pengujian terhadap sampel kategori fiber dilakukan dengan dua tahap yaitu pengurangan kadar air dan dilanjutkan dengan proses sokletasi dan perhitungannya dilakukan dengan basis basah atau yang lebih dikenal dengan oil loss wet basis OLWB. Prosedur pengurangan kadar air yaitu: 1 menimbang gelas W5 2 masukkan sampel kategori fiber ke dalam gelas 3 masukkan ke dalam oven listrik dan panaskan selama 4 jam pada temperatur 105 o C 5 masukkan ke dalam desikator untuk didinginkan selama 15 menit 6 ditimbang kembali W6. Sedangkan prosedur sokletasi yaitu: 1 timbang gelas labu W7 2 masukkan sampel ekstrak ke dalam extraction thimble 2 melakukan sokletasi dengan menggunakan pelarut N-Heksana selama 4 jam sehingga minyak yang terkandung di fiber akan terlarut bersama N-Heksana 3 lalu diuapkan kembali hingga minyak akan tertinggal di gelas labu 4 lalu ditimbang W8. Sedangkan rumus perhitungan kadar air dan kadar minyak di fiber adalah:

4.5.3. Metode Analisa Data