BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1. Analisis Hasil
Analisis hasil akan dilakukan dengan beberapa langkah seperti yang akan ditunjukkan pada Gambar 6.1.
Analisis losses akibat kondisi operasi saat ini
Analisis stabilitas proses
Analisis kapabilitas proses Perbaikan proses untuk
menghilangkan variasi tak alamiah
Perbaikan proses untuk mereduksi variasi alamiah
Gambar 6.1. Keterkaitan Analisis yang Dilakukan
6.1.1. Analisis Losses Akibat Kondisi Operasi Saat Ini
Losses yang terjadi pada proses pengepresan sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi yang diterapkan pada mesin screw press. Perubahan kondisi
operasi seperti menaikkan kecepatan screw dari 11 rpm menjadi 13 rpm yang
dilakukan oleh pihak manajemen telah berdampak positif terhadap wear rate yang terjadi pada komponen mesin screw press yakni worm screw. Pernyataan ini
tentunya didukung oleh penelitian yang dilakukan Basil Okafor 2007 terhadap tipe twin screw press yang digunakan di beberapa industri pengolahan kelapa
sawit dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa adanya tingkat hubungan positif antara kecepatan screw dan wear rate.
Selain itu, berdasarkan uji kesamaan vektor mean yang telah dilakukan pada subbab 5.2.3 terhadap set data OLWB di fiber dan broken nut membuktikan
bahwa pengaturan tekanan konus pada 3 unit mesin screw press yakni mesin 2, 3, dan 5 yang selalu berubah-ubah dalam setiap operasionalisasinya lihat Tabel 5.2
sd Tabel 5.6 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap losses yang terjadi khususnya untuk OLWB di fiber. Kebijakan operasional tersebut telah
memberikan dampak positif terhadap OLWB di fiber menaikkan OLWB di fiber akan tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap broken
nut. Tentunya situasi seperti ini tidaklah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak manajemen dalam upaya meningkatkan efisiensi ektraksi CPO dan PK.
Dengan kata lain kebijakan operasional yang diambil oleh pihak manajemen di unit proses pengepresan selama periode Maret, April, Mei, Agustus dan Oktober
tidaklah efektif. Untuk itu perlu dilakukan upaya perbaikan proses melalui penentuan kondisi operasi yang optimum dimana telah diketahui bahwa OLWB di
fiber memiliki tingkat hubungan negatif yang kuat terhadap broken nut sebesar 0,894.
6.1.2. Analisis Stabilitas Proses
Stabilitas proses pengepresan sangatlah dipengaruhi oleh sumber variasi tak alamiah. Penyebab timbulnya variasi tak alamiah haruslah dihilangkan.
Mengklasifikasikan variasi tersebut berdasarkan penyebabnya sangatlah membantu dalam mengidentifikasi tindakan korektif apa yang harus diambil.
Aplikasi peta kontrol multivariat telah dilakukan untuk mengetahui sumber variasi losses yang terjadi pada periode Agustus dan Oktober 2010 di mesin 2, 3, dan 5.
Menerapkan peta kontrol pada masing-masing mesin tidak lain agar sifat homogenitas dari hasil pengukuran losses tetap didapatkan dan tidak
menimbulkan penilaian yang salah terhadap keadaan proses. Berdasarkan analisis statistik yang telah dipaparkan dalam subbab 5.2.4.2
diperoleh beberapa hasil yakni: Pertama, dari keseluruhan hasil pengukuran losses di mesin 2 selama periode Agustus dan Oktober 2010 telah terdeteksi sebanyak 4
observasi yang out of control yakni observasi ke-11, 12, 16, dan 45. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pengepresan yang dilakukan di mesin 2 dalam
keadaan tidak stabil yang disebabkan oleh timbulnya variasi tak alamiah pada proses. Kedua, dari keseluruhan hasil pengukuran losses di mesin 3 selama
periode Agustus dan Oktober 2010 tidak terdeteksi adanya observasi yang out of control. Hal ini berarti bahwa proses pengepresan yang dilakukan di mesin 3
dalam keadaan stabil dengan kata lain hanya terdapat variasi yang alamiah di proses. Ketiga, dari keseluruhan hasil pengukuran losses di mesin 5 selama
periode Agustus dan Oktober 2010 telah terdeteksi sinyal out of control sebanyak
8 observasi yaitu observasi ke-13, 14, 16, 17, 23, 33, 37 dan 43. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pengepresan yang dilakukan di mesin 5 dalam
keadaan tidak stabil yang disebabkan oleh timbulnya variasi tak alamiah pada proses. Untuk lebih jelasnya mengenai observasi yang terdeteksi sebagai sinyal
out of control akan ditunjukkan pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Observasi yang Terdeteksi Sebagai Sinyal Out of Control
Tanggal Observasi
ddmmyy Mesin 2
Mesin 5 OLWB di
Fiber Broken Nut
OLWB di Fiber
Broken Nut
110810 4,99
5,60 -
- 120810
2,69 7,33
- -
130810 -
- 4,15
6,86 140810
- -
4,48 7,10
160810 3,59
6,59 4,11
6,65 180810
- -
4,90 5,18
230810 -
- 4,66
5,99 031010
- -
3,09 7,36
071010 -
- 4,53
6,36 131010
- -
3,21 8,29
151010 4,59
6,39 -
-
Tentunya sangat diharapkan kondisi proses seperti di mesin 3 dimana penyebab yang mempengaruhi variasi relatif stabil sepanjang waktu. Sehingga
upaya dalam meningkatkan kapabilitas proses secara terus menerus dapat dilakukan melalui mereduksi penyebab timbulnya variasi alamiah. Sedangkan
kondisi proses seperti di mesin 2, dan 5 sangat tidak diharapkan dimana penyebab variasi masih bersifat non-acak dan harus dihilangkan. Untuk itu diperlukan
penelusuran penyebab variasi sehingga tindakan korektif dapat dilakukan.
Penyebab timbulnya variasi tak alamiah pada proses pengepresan di mesin 2 dan 5 tidak lain bersumber dari faktor-faktor seperti mesin dan peralatan,
material, lingkungan, pengukuran dan manusia. Berdasarkan pada set data yang ditunjukkan pada Tabel 6.1 telah dilakukan penelusuran sebab-sebab yang
berpotensi memberikan pengaruh terhadap ketidakstabilan proses pengepresan. Hasil dari identifikasi tersebut akan ditunjukkan pada Tabel 6.2.
Berdasarkan uraian dalam Tabel 6.2 maka akan digambarkan cause and effect diagram Fishbone Diagram penyebab losses yang terjadi pada proses
pengepresan tidak stabil, seperti pada Gambar 6.2 berikut.
Tabel 6.2. Identifikasi Penyebab Proses Pengepresan Tidak Stabil
Faktor Mengapa Terjadi?
Level 1 Level 2
Level 3
MesinPeralatan Fiber masih terlihat
basah Celah antara worm screw dan
press cage sudah cukup besar Keausan pada worm
screw sudah cukup besar OperatorTeknisi
Gangguan pada system interlocking
Kesalahan perakitan saat kegiatan commisioning
- Pengukuran
- -
-
Material Variasi kualitas
massa dari digester tidak stabil
Temperatur pelumatan tidak konstan
Injeksi steam dari BPV tidak konstan
Aliran dan level volume pengisian tidak konstan
Sikronisasi antara laju Fruit Conv. dan frekuensi
digester tidak tercapai Variasi kematangan buah
rebusan tidak stabil Waktu perebusan tidak
konstan Lingkungan
- -
-
Unstable Pressing Material
Lingkungan Pengukuran
OperatorTeknisi MesinPeralatan
Fiber masih basah
Gap worm screw dan press cage sudah
cukup besar Keausan pada worm
screw cukup besar Variasi kualitas input
tidak stabil Temperatur pelumatan
tidak konstan Injeksi steam
tidak konstan
Aliran dan level pengisian tidak konstan
Variasi kematangan tidak stabil
Waktu perebusan Tidak konstan
Sikronisasi laju tidak tercapai
Gangguan pada sistem interlocking
Kesalahan perakitan
Gambar 6.2. Diagram Sebab Akibat Proses Pengepresan Tidak Stabil
6.1.3. Analisis Kapabilitas Proses