90
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Didik Komaidi 2011:3 Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2010:9
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan pertisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas merupakan perencanaan kegiatan belajar berupa tindakan yang dilakukan
di dalam kelas secara bersamaan guna memperbaiki kinerja guru dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan mengunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model yang dikemukakan oleh Kemmis Mc Taggart
pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada
kesempatan ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
91 pengamatan, dan refleksi. Jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan
yang perlu diselesaikan Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2010:21. Menurut Suharsimi Arikunto 2008:17 terdapat empat tahap yang dilakukan
untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu :
1. Menyusun Rancangan Planning
Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
yang ideal sebaiknya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang melakukan pengamatan terhadap
tindakan. Cara ini disebut penelitian kolaborasi. Cara ini ideal agar mengurangi unsur subjektivitas, bila penelitian dilakukan oleh orang lain
maka hasilnya akan lebih cermat dan objektif. Dalam tahap perencanaan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan
perhatian khusus untuk diamati. Kemudian menyusun instrumen penelitian intuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan dilaksanakan.
2. Pelaksanaan Tindakan Acting
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini guru harus
menaati rencana yang telah dibuat sebelumnya dan bersikap wajar tidak dibuat-buat.
3. Pengamatan Observing
Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat. Pengamatan dilakukan pada saat bersamaan dengan tindakan. Pengamat melakukan pengamatan
terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Pengamat ikut
92 mencata sedikit demi sedikit untuk memperoleh data yang akurat untuk
perbaikan pada siklus berikutnya.
4. Refleksi Reflecting
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris
Reflecting yang dalam bahasa indonesia berarti pemantauan. Kegiatan refleksi ini sangat
tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah menyelesaikan tindakan, kemudian berhadapan dengan penelitian untuk mendiskusikan implementasi
rencana tindakan. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis dan Mc
Taggart adalah sebagai berikut :
Gambar 9. Siklus PTK Menurut Kemmis Taggart Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, 2010:21
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari
empat tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
93 Pelaksanaan dan pengamatan tidak dapat terpisahkan, artinya pelaksanaan
dilaksanakan bersamaan dengan pengamatan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian