1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
SMK atau sekolah menengah kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja.
Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan
yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang-bidang pekerjaan
lainnya. Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan
pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang
tertentu. SMK Muhammadiyah 1 Tempel merupakan salah satu SMK yang membuka
jurusan Busana Butik. Jurusan Busana Butik memberikan bekal kepada siswa untuk menguasai keterampilan bidan busana. Siswa yang memilih jurusan
busana butik diharapkan mampu menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terlampil sehingga siap untuk terjun di dunia kerja ataupun industri yang berkaitan dengan
busana. Salah satu standar kompetensi yang harus diajarakan pada siswa yang
memilih program keahlian Busana Butik adalah pembuatan pola. Pelajaran pembuatan pola merupakan landasan atau dasar dalam membuat suatu busana.
2 Sehingga siswa harus mampu menguasai kompetensis pembuatan pola. Dalam
proses pembelajaran menekankan pada ketercapaian domain kognitif, domain afektif dan domaian psikomotorik. Domain kognitif, yaitu menekankan pada
aspek intelektual dan memiliki jenjang dari yang rendah sampai yang tinggi. Domain afektif yaitu menekankan pada sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik
moral yang diperlukan untuk kehidupan dimasyarakat. Domain psikomotor yaitu domen yang menekankan pada gerakan-gerakan atau keterampilan fisik, baik
keterampilan fisik halus maupun kasar. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa setelah mengikuti standar kompetensi pembuatan pola adalah
siswa mampu membuat pola kemeja yang sesuai dengan desain kemeja yang akan dibuat.
Pencapaian kopetensi pembuatan pola sangat penting. Siswa dikatakan berkopeten bila siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimum KKM. KKM
yang harus dicapai oleh siswa SMK 1 Muhammadiyah 1 Tempel adalah 75. Ketercapaian kompetensi dipengaruhi oleh komponen-komponen pembelajaran.
Komponen-komponen pembelajaran terdiri dari peserta didik, guru, tujuan, isi pelajaran atau materi, metode, media dan evaluasi. Dari berbagai komponen
tersebut guru tentunya memegang peranan yang sangat penting karena guru menjadi fasilitator sekaligus sebagai penyalur informasi.
Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat terlihat dari kompetensi yang dimiliki siswa. Dengan demikian guru dituntut untuk membuat proses belajar
mengajar yang menarik, mudah dipahami serta tidak membosankan. Bila siswa sudah tertarik dengan proses pembelajaran maka siswa akan lebih antusias
dalam mengikuti pembelajaran. Dalam menyampaikan materi guru dapat
3 menggunakan model pembelajaran yang beragam tetapi harus sesuai dengan
materi yang akan disampaiakan. Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar juga harus dibuat menarik dan memudahkan siswa untuk memahami
materi yang disampaikan oleh guru. Begitu pula dengan pembelajaran pembuatan pola kemeja harus dilaksanakan dengan pembelajaran yang efektif,
agar siswa mencapai kompetensi yang maksimal. Untuk membantu siswa dalam proses pencapian kompetensi pembuatan pola kemeja dapat dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran dan media yang beragam dan memudahkan siswa untuk memahami materi.
Pencapaian kompetensi dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdapat didalam proses pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran
terdiri dari tujuan pembelajaran, pendidik, siswa, materi, metode, media, dan evaluasi. Semua komponen yang terdapat dalam pembelajaran harus saling
bersinergi agar pencapaian kompetensi siswa dapat maksimal. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pembelajaran disesuaikan
dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Proses pembelajaran masih menggunakan metode yang konveksional yaitu dengan menggunakan metode
ceramah dan demonstrasi. Penggunaan metode pembelajaran yang konvensional membuat pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Pada awal pembelajaran siswa terlihat antusias dalam memperhatikan penjelasan guru dan mengikuti langkah-langkah pembuatan pola
yang disampaikan guru tetapi pada pertengahan pembelajaran terlihat siswa mulai merasa bosan dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Di dalam
pembelajaran siswa mengobrol dan bercanda dengan temannya. Hal tersebut
4 membuat siswa tidak paham dengan langkah-langkah pembuatan pola yang
dijelaskan oleh guru. Kecepatan siswa dalam mengerjakan tugas masih kurang, ketika tugas diminta dikumpulkan masih banyak siswa yang belum selesai atau
selesai dengan seadanya. Media yang digunakan oleh guru belum beragam. Ketika menjelaskan pembelajaran membuat pola guru menggunakan papan tulis
dan fotocopy dari buku yang dijadikan referensi. Pencapaian kompetensi siswa
masih belum sesuai dengan target yaitu 75 siswa mencapai nilai KKM. Pencapaian kompetensi siswa adalah 20 atau 3 siswa mencapai KKM dan
sisanya 80 atau 12 siswa belum mencapai KKM. Berdasarkan uraian di atas perlu adanya pembelajaran yang menarik dan
media yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi. Pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat dilakukan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Student Teams Achievement Division. Agar siswa lebih mudah memahami materi digunakan media
job sheet. Pengunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD
Student Teams Achievement Division memberikan fariasi baru dalam proses pembalajaran, model pembelajaran ini
memacu siswa untuk ikut aktif di dalam proses pembelajaran. Penggunaan media job sheet akan membantu siswa untuk memahami materi pembuatan pola
kemeja, karena materi dijelaskan dengan sistematis dan runtut.
5
B. Identifikasi Masalah