Model Kurt Lewin Model Kemmis Mc Taggart Model John Elliott

82

c. Model-Model Penetian Tindakan Kelas

Terdapat beberapa model PTK berikut ini akan di jabarkan model- model PTK menurut Wijaya Kusuma Dedi Dwitagama 2012:19

1. Model Kurt Lewin

Model Kurt Lewin memiliki empat komponen yaitu perencanaan, tindakanm pengamatan, dan refleksi. Hubungan komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan penelitian. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang kelemahan tindakan. Refleksi adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga memunculkan program atau perencanaan baru.

2. Model Kemmis Mc Taggart

Model Kemmis Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenelkan Kurt Lewin. PTK terdiri dari empat komponen yaitu persiapan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hanya saja komponen tindakan dan pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan tindakan dan pengamatan merupakan dua kegiatan yang tak terpisahkan. Maksudnya kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. 83

3. Model John Elliott

Model John Elliott mengemukakan bahwa di dalam suatu tindakan terdapat beberapa step atau langkah tindakan, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3. Adanya langkah- langkah untuk setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam mata pelajaran terdapat beberapa pokok bahasan, dan setiap pokok bahasan terdapat beberapa materi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu kali tindakan. Oleh karena itu untuk menyelesaikan suatu pokok bahasan diperlukan beberapa kali langkah tindakan, yang terealisasi dalam kegiatan belajar mengajar.indakan harus dimulai dari ide awal, sampai monitoringpelaksanaan dan efeknya tetap dalam bentuk spiral.

4. Model Hopkins

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe card sort di kelas III MI Al – Furqon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

1 3 108

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PEMBUATAN POLA ROK PIAS MELALUI METODE PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH DI SMK KARYA.

2 25 112

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERBANTUAN JOB SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA CELANA ANAK KELAS X BUSANA 2 DI SMK N 6 PURWOREJO.

0 1 270

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEMEJA ANAK DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER KELAS X SMK NEGERI 9 SURAKARTA.

1 11 226