Musik Elemen Pertunjukan Kesenian Gubang .1 Tema

89 gubang, diketahui bahwa tema yang disampaikan adalah kegembiraan kaum nelayan dalam mengucapkan rasa syukur kepada yang kuasa, dengan mewujudkannya dalam bentuk seni pertunjukan. Pengungkapan rasa gembira ini tertuang dalam sebuah tarian yang diiringi musik vocal dan instrumental tradisi Melayu dan disusun menjadi satu cerita yang disesuaikan dengan konteks pertunjukannya. Tema kegembiraan dengan penyajian yang sederhana, mampu membuat masayarakat terhibur dan memainkannya setiap ada kesempatan, yang kemudian menyebar dan menjadi milik masyarakat Melayu Asahan.

4.2.2 Musik

Seperti yang sudah dikemukan pada bab III, musik yang mengiringi tari gubang menggunakan musik vokal dan musik instrumen. Musik instrumen sebagai pengiring dalam tari ini menggunakan alat musik sederhana seperti tawak- tawak, gendang, bansi, akordion, yang digunakan untuk mengiringi musik vokal yang membawakan nyanyian didong, dan menjadi tempo bagi para penari dalam menyesuaikan antara gerak dengan iringan musik. Musik dalam hal ini digunakan sebagai pembuat suasana. Hal ini terlihat jelas pada saat awal pertunjukan, penyanyi yang bernyanyi melawang memulai pertunjukan dengan nyanyian didong yang menjadi ciri dari seni musik Tanjung Balai, memberikan suasana haru penuh kepasrahan, permohonan, doa dalam tujuan penyajian. Olahan vokal sebagai awal penyajian menjadi satu kekuatan yang ada dalam kesenian gubang. Universitas Sumatera Utara 90 vokal menjadi hal yang utama sebagai iringan dalam tarian, dan melalui teks yang menjadi syair menunjukkan aktivitas komunikasi dalam peristiwa seni berdasarkan pola-pola budaya Melayu. Komunikasi seni pertunjukan mencakup 1 lirik atau teks lagu-lagu dalam Gubang, yang memiliki ciri-ciri khas dibandingkan komunikasi verbal dengan bahasa, 2 adanya interaksi atau kata-kata seru untuk memperkuat suasana pertunjukan, 3 kata-kata pengantar dalam setiap pertunjukan. Komunikasi lisan dalam kesenian gubang biasanya menggunakan berbagai gaya bahasa seperti perulangan, hiperbola, repetisi dan sebagainya, serta menjadi bahagian yang terintegarasi dengan aspek-aspek bukan lisan seperti nada, irama, rentak, melodi, dinamika, dan sebagainya. Kesemua ini menjadi komunikasi yang diolah menjadi sesuatu yang menarik untuk penonton, serta menambah unsur estetika, yang dalam pertunjukannya menggunakan pantun Melayu. Lewat vokal yang dinyanyikan dibantu dengan permainan dari alat-alat musik yang digunakan, pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam tarian akan cepat dipahami. baik secara ritmis maupun emosional. Syair dalam mengiringi Gubang, biasanya mengekspresikan tema yang akan dikomunikasikan oleh seniman sebagai pencipta kepada penonton. Syair ini memiliki makna secara eksplisit, yaitu mudah dicerna dan ditafsir secara langsung, dan ada pula syair yang sulit dicerna karena sebagai sampiran yang disengaja oleh penciptanya untuk memperindah seabagi pemberi gaya bahasa dan sifatnya lebih tertutup atau implisit. Dalam penyajian Gubang syair yang dibawakan biasanya syair nyanyian lawang atau lagu lawang berbahasa dialek Melayu Asahan, adapun lirik dalam lagu lawang adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 91 Adekku Subang Tualang Pandai berbilang malam Malam ini malam sepuluh Tolak buluh panjang sepuluh Tolak buluh panjang sepuluh Buat pengkait sarang tempo Buat pengkait sarang tempo Oi si bacung siduo bacung Bacung tercacak di halaman Bagaimana gubang tak langsung Bagaimana gubang tak langsung Rusuh menghadang di haluan Rusuh menghadang di haluan Amboi selamat malam kami ucapkan Para pendengar yang budiman Kami bermain berkawan-kawan Mana yang salah tolong maafkan Oi sibacung siduo bacung Bacung tercacak di halaman Bagaimana gubang tak langsung Bagaimana gubang tak langsung Rusuh menghadang di haluan Rusuh menghadang di haluan Universitas Sumatera Utara 92 Selain dari syair sebagai penyampai komunikasi kepada penonton, tawak- tawak menjadi tempo bagi penari dalam melakukan gerakan pada setiap ragam. Pukulan tawak-tawak berupa : dilakukan dengan konstan, tidak berubah, membantu penari untuk memfokuskan dirinya menghayati ragam demi ragam, dan memudahkan penari dalam berkomunikasi dengan sesama penari.

4.2.3 Tata Rias dan Busana