106
menjadi 3 fungsi primer, yaitu: 1 seni sebagai sarana ritual; 2 seni sebagai sarana hiburan pribadi; dan 3 seni sebagai presentasi estetis.
Dalam hal ini penulis membahas berdasarkan penggabungan dari kedua pendapat Soedarsono dan Merriam tentang music dan tari serta menyesuaikannya
dalam kesenian Gubang, yaitu:
5.2.1 Fungsi Sebagai Hiburan
Sebagai seni yang berfungsi hiburan, kesenian gubang sangat akrab bagi masyarakat Melayau Tanjuingbalai Asahan. Sesuai dengan proses penciptaannya
yang mengutamakan kegembiraan, kesenian ini selalu disajikan atau disertakan dalam setiap kesempatan. Masyarakat Melayu menjadikan Gubang sebagai materi
utama dalam acara-acara mereka. Setiap kesempatan mereka dapat menyajikannya, dengan musik yang sederhana terdiri dari bansi, gong, gendang, yang saat ini sudah
ditambah dengan biola atau akordion, membuat pertunjukan Gubang semakin disenangi.
Masyarakat Tanjung Balai menghibur dirinya dengan membuat acara dengan mempertunjukkan gubang, dan hal ini akan terlihat, apabila mereka
mendengar sinandong diikuti dengan irama musiknya yang khas, maka secara sadar mereka menari dengan rasa gembira. Berhubungan dengan fungsi seni sebagai
hiburan, Merriam mengemukakan, Music provides an entertainment function is all societies. It needs only to be
pointed out that a distinction must be probably be drawn between “pure” entertainment, which seems to be a particular feature of music in western
society, and entertainment combined with other function. The latter may well be a more prevalent feature of non literate societes Merriam, 1964:
223.
Universitas Sumatera Utara
107
Dalam kegiatan hiburan, Gubang ini pun sering disajikan atau dipertunjukkan untuk menghibur para tetamu yang berkunjung ke daerah Tanjung
Balai. Kompetisi Gubang dalam kegiatan hari jadi atau ulang tahun Kota Tanjung Balai juga dilakukan, sebagai upaya dalam pelestarian dan pengembangan
kesenian. selain sebagai hiburan yang menarik untuk masyarakat. gubang juga. Adanya kompetisi dalam pertunjukan gubang, menjadi salah satu penyebab
terjadinya perubahan dalam struktur penyajian maupun masuknya penari laki-laki. Perubahan ini tidak menjadi satu masalah yang harus dipersoalkan, masyarakat
tanujngbalai menerima dengan adanya kreatifitas dari para seniman. Hal ini dikarenakan, perubahan ini justru menjadikan gubang semakin dikenal walau
bentuk penyajiannya akan berbeda dari satu kelompok dengan kelompok lain, sehingga menambah perbendaharaan kesenian gubang, dan menjadikannya sebagai
ciri dari kesenian yang ada di Tanjung Balai Sebagai sebuah kesenian yang bersifat hiburan, gubang dapat dilihat dari
berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, tanpa ada aturan yang harus dilakukan baik pemain maupun penonton. Masyarakat bebas melihat namun
tidak mengganggu jalannya pertunjukan, sehingga penyajian dapat dinikmati dengan baik.
5.2. 2. Fungsi sebagai Sarana Ritual