50
Kegiatan Pembelajaran 2
d. Merumuskan IPK
IPK dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan IPK sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan
materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. Dalam merumuskan IPK perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1 Pada setiap KD sekurang-kurangnya dikembangkan satu atau lebih IPK Panduan Penilaian untuk SMP, Ditjen Dikdasmen, 2015
2 Keseluruhan IPK memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KD. IPK harus mencapai tingkat kompetensi
minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
3 IPK yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi. 4 Rumusan IPK sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat
kompetensi dan materi pembelajaran. 5 IPK harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. 6 Rumusan IPK dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang
mencakup ranah sikap, pengetahuan, danatau keterampilan.
4. Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari IPK. Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, siswa
maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian yang
dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian. Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan
IPK. Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan,
dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri.
51
Matematika SMP KK E
5. PenyusunanPerumusan IPK Matematika SMP untuk Kompetensi Ranah Pengetahuan dan Keterampilan yang memperhatikan karakteristik siswa
IPK disusun dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan sekolah, potensi daerah. IPK dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur danatau dapat diobservasi. Penyusunan IPK dalam kaitan dengan karakteristik siswa, yang dipertimbangkan
umumnya adalah kondisi akademik siswa, dan dalam hal belajar matematika, umumnya terkait potensi dan kesiapan siswa dalam belajar matematika. Perumusan
IPK dalam kaitan dengan kondisi sekolah, umumnya yang dipertimbangkan adalah dari segi sarana prasarana, manajemen, maupun kemampuan para guru pada
umumnya. Sedang terkait dengan potensi daerah, perumusan IPK umumnya mempertimbangkan kondisi daerah yang perlu diekspose dalam pembelajaran.
Karakteristik siswa yang lazimnya dipertimbangkan dalam menyusun IPK mata pelajaran mematika di SMP untuk kompetensi ranah pengetahuan dan keterampilan
adalah potensi dan kesiapan siswa dalam belajar matematika. Dalam hal ini potensi
dan kesiapan belajar tersebut dimaknai dengan kecepatan belajar. IPK dari suatu KD dapat terdiri atas IPK kunci, IPK jembatan, IPK pengayaan. IPK
kunci mencerminkn tuntutan kemampuan minimal dari KDnya, atau dengan kata lain target kemampuan minimal pada penguasaan suatu KD tercermin dalam IPK
kunci. IPK jembatan mencerminkan kemampuan jembatan yang diperlukan dalam
rangka menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh IPK kunci. IPK pengayaan
mencerminkan tuntutan kemampuan tambahan atau kemampuan yang sifatnya pengayaan dari target kemampuan minimal pada KDnya.
Kapan IPK kunci disusun? IPK kunci adalah penanda pencapaian suatu KD dengan
target minimal. Tuntutan kemampuan pada IPK kunci mewakili tuntutan kemampuan KDnya.
Apapun keadaan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikansekolah, dan potensi daerah maka harus ada rumusan IPK pada tiap KD.