Jenis Penelitian Prosedur Penelitian Pengembangan

56 aspek pembelajaran, serta dilengkapi komentar dan saran, sedangkan ahli media memberikan penilaian terhadap aspek kualitas fisik, aspek tampilan, serta aspek pembelajaran, dilengkapi dengan komentar dan saran juga. 3. Melakukan revisi produk tahap I. Revisi produk ini dilakukan berdasarkan data hasil validasi ahli. Data-data dari hasil validasi ahli dianalisis untuk mencari apakah masih ada ketidaksesuaian atau kesalahan pada produk.Hasil analisis ini akan dijadikan sebagai bahan utama dalam melakukan revisi produk tahap I guna memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. Produk baru dari hasil revisi ini kemudian diujicobakan kepada siswa dalam skala kecil yaitu uji lapangan awal. d. Melakukan Uji Coba Lapangan Awal. Setelah melakukan revisi terhadap produk sesuai saran dan komentar para ahli, maka langkah selanjutnya adalah uji coba lapangan awal. Uji coba lapangan awal dimaksudkan untuk memperoleh masukan maupun koreksi tentang produk yang telah dihasilkan. Uji coba ini dilakukan dengan skala kecil. Dalam uji coba ini melibatkan 4 orang siswa yang dipilih secara acak. Teknis pelaksanaan, pengembang menerangkan tata cara penggunaan dari media kemudian siswa diberi kesempatan menggunakan media. Pengamatan penggunaan dilakukan oleh pengembang. Hasil penilaian didapatkan dengan cara memberikan angket untuk diisi oleh setiap siswa. Pengembang mendampingi siswa untuk mengisi butir pernyataan dalam angket tersebut. 57 Siswa mengisi sesuai pendapat mereka, pengembang hanya mengarahlan maksud pernyataan. Data dari hasi uji coba lapangan awal ini akan dijadikan dasar dalam revisi produk tahap II. e. Melakukan Revisi Produk Tahap II. Revisi produk tahap II ini dilakukan berdasarkan data hasil uji coba lapangan awal. Data-data dari hasil uji coba lapangan awal ini dianalisis dan hasil analisis ini dijadikan bahan utama dalam melakukan revisi produk tahap II. Pengembang hanya melakukan revisi produk apabila masih diketahui kekurangan dalam media pembelajaran yang dikembangkan oleh pengembang dan perlu untuk direvisi. f. Melakukan Uji Coba Lapangan Utama. Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan maupun koreksi tentang produk yang telah direvisi setelah uji coba lapangan awal. Dalam uji coba ini melibatkan 8 orang siswa kelas V SD Negeri Sari Karya yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok dengan 4 orang anak tiap kelompok. Teknis pelaksanaan, pengembang menerangkan tata cara penggunaan dari media kemudian siswa diberi kesempatan menggunakan media. Pengamatan penggunaan dilakukan oleh pengembang pada saat para siswa bermain. Hasil penilaian didapatkan dengan cara memberikan angket untuk diisi oleh setiap siswa. Pengembang mendampingi siswa untuk mengisi butir pernyataan dalam angket tersebut. Siswa mengisi sesuai pendapat mereka, pengembang hanya mengarahkan maksud pernyataan. Data dari hasil uji coba lapangan utama ini akan dijadikan dasar dalam revisi produk tahap III. 58 g. Melakukan Revisi Produk Tahap IIIRevisi Produk Operasional. Revisi produk tahap III ini dilakukan berdasarkan data hasil uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama. Data-data hasil uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama ini dianalisis dan hasil analisis ini dijadikan bahan utama dalam melakukan revisi produk tahap III. Pengembang hanya melakukan revisi produk apabila masih diketahui kekurangan dalam media pembelajaran yang dikembangkan oleh pengembang dan perlu untuk direvisi. h. Melakukan Uji Coba Lapangan Operasional. Uji coba lapangan dalam tahap ini melibatkan sasaran dari media ini, yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Uji coba lapangan operasional ini melibatkan 10 orang siswa yang kemudian dibagi dalam 3 kelompok dengan 3-4 orang anak tiap kelompok. Teknis pelaksanaannya yaitu pengembang menerangkan tata cara penggunaan dari media kemudian siswa diberi kesempatan menggunakan media. Pengamatan penggunaan dilakukan oleh pengembang saat para siswa bermain. Hasil penilaian didapatkan dengan cara memberikan angket untuk diisi oleh setiap siswa. Pengembang mendampingi siswa untuk mengisi butir pernyataan dalam angket tersebut. Siswa mengisi sesuai pendapat mereka, pengembang hanya mengarahkan maksud pernyataan. Data dari hasil uji coba lapangan awal ini akan dijadikan dasar dalam melakukan revisi produk akhir. 59 i. Melakukan Revisi Akhir. Data dari hasil uji coba lapangan operasional dijadikan sebagai bahan pijakan dalam melakukan revisi akhir produk media permainan kartu Kuantum. j. Produk Akhir. Setelah pada tahap akhir ini sudah tidak ada lagi revisi, maka tahap merupakan hasil akhir dalam pengembangan media permainan kartu Kuantum untuk kelas V SD Negeri Sarikarya. Penerapan model penelitian dan pengembangan Borg and Gall dalam pengembangan media permainan kartu Kuantum untuk siswa kelas V SD Negeri Sarikarya dapat dilihat dalam bagan berikut: 60 Perencanaan dan analisis produk yang akan dikembangkan Uji coba lapangan awal Pengembangan produk awal Uji validasi ahli Revisi produk tahap I Revisi produk tahap II Uji coba lapangan utama Uji coba lapangan operasional Revisi produk tahap III Revisi produk akhir Produk akhir kartu Kuantum Penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi Gambar 3. Model Penelitian Pengembangan Langkah yang digunakan hanya sampai tahap ke sembilan atau tahap produk akhir dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. 61

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian pengembangan ini, penulis menggolongkan subjek uji coba menjadi dua bagian:

a. Subjek uji validasi

Uji validasi digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan media yang peneliti kembangkan. Ahli materi dan ahli media sebagai orang yang berkompenten untuk menilai dan memberikan saran sebagai dasar revisi media. Adapun ahli materi adalah dosen PGSD Matematika untuk mengetahui materi dengan produk media pembelajaran, sedangkan ahli media adalah dosen Teknologi Pendidikan untuk mengetahui kelayakan media yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria pengembangan media atau belum.

b. Subjek uji coba lapangan.

Subjek uji coba lapangan dalam penelitian pengembangan ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sarikarya yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Uji Lapangan Awal. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 siswa kelas V SD Negeri Sari Karya yang dipilih secara acak oleh pengembang. 2 Uji Lapangan Utama. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 siswa yang berbeda dari uji coba sebelumnya di kelas V SD Negeri Sarikarya yang dipilih secara acak oleh pengembang. 62 3 Uji Lapangan Operasional. Subjek uji coba ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sarikarya yang berjumlah 10 orang siswa yang berbeda dari uji coba sebelumnya, yang terbagi dalam 3 kelompok dan dipilih secara acak oleh pengembang.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD N Sarikarya Yogyakarta. 2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari – November 2016.

E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode dalam penelitian pengembangan ini adalah dengan menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data, meliputi: 1. Observasi Observasi dilakukan pada saat proses belajar berlangsung untuk melihat kondisi dan seberapa jauh media layak dan membantu proses pembelajaran. Menurut Sutrisno Hadi 1982: 136, observasi tidak hanya sebatas pada pengalaman dan pengamatan yang dilakukan dengan mata kepala saja, melainkan juga dengan semua jenis pengalaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut S. Margono 2005: 158, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek 63 penelitian. Jenis atau macam observasi menurut S. Margono 2005: 159 adalah: a. Observasi langsung: pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga pengamat berada bersama objek yang diselidiki. b. Observasi tak langsung: pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki. Dalam penelitian pengembangan ini menggunakan observasi langsung untuk mengumpulkan data dalam uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan yaitu kelas V SD Negeri Sarikarya. Instrumen yang digunakan pengembang dalam observasi langsung adalah pedoman observasi dan lembar pengamatan. 2. Wawancara Menurut Suharsimi Arikunto 1997: 132, wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Interview digunakan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang siswa dan sikap siswa terhadap sesuatu. Sedangkan menurut S. Margono 2005: 165, wawancara atau interview adalah pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula dapat dikatakan bahwa wawancara merupakan instrumen pengumpulan data dengan jalan melakukan tanya-jawab 64 langsung kepada subjek penelitian atau sampel. Wawancara dibedakan menjadi: a. Wawancara terstruktur, adalah wawancara yang dimana pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada terwawancara telah ditetapkan terlebih dahulu. b. Wawancara tak terstruktur, yakni wawancara yang lebih bersifat informal. Wawancara ini dapat membantu menciptakan dan menjelaskan dimensi yang ada dalam topik yang sedang dipersoalkan. Dalam penelitian pengembangan ini, wawancara dilakukan sebelum memproduksi media. Instrumen pedoman wawancara atau daftar pertanyaan digunakan untuk mengumpulkan data pada studi pendahuluan. Instrumen pedoman wawancara atau daftar pertanyaan pada penelitian ini ditujukan kepada wali kelas V SD Negeri Sarikarya. Wawancara terhadap wali kelas V bertujuan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran. Adapun pedoman wawancara kepada guru sebagai berikut: Tabel 2. Pedoman Wawancara Guru Aspek Pertanyaan Proses pembelajaran Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran Materi pelajaran apa yang membutuhkan alat bantumedia Mata pelajaran apa yang sulit bagi siswa Proses pembelajaran matematika Sumber belajar yang dipakai Kendala dalam pembelajaran satuan waktu Jumlah siswa kelas V Media Pembelajaran Fasilitas apa saja yang ada di kelas Media apa saja yang pernah dipakai dalam pembelajaran matematika satuan waktu Bagaimana pendapat tentang media permainan, jika digunakan untuk pembelajaran satuan waktu 65 3. Dokumentasi Dalam penelitian ini peneliti mendokumentasikan kegiatan, produk yang dihasilkan, proses uji lapangan terbatas dan uji lapangan dengan menggunakan media foto sehingga data yang diungkap tergambar lebih jelas. Dalam metode dokumentasi ini peneliti tidak menggunakan instrumen sebagai pedoman. Instrumen yang digunakan dalam metode dokumentasi adalah alat rekam. 4. Angket Menurut Suharsimi Arikunto 1993: 136, angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi pertanyaan tersebut bersedia memberikan jawaban atau respon sesuai dengan permintaan pengguna. Sedangkan menurut S. Margono 2005: 167, angket atau kuesioner adalah suatu alat pengumpulan infromasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Kuesioner menurut S. Margono 2005: 168 dibedakan menjadi: a. Kuesioner berstruktur, berisi pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban yang disediakan. b. Kuesioner tak berstuktur adalah jawaban responden terhadap setiap pertanyaan kusioner yang dapat diberikan secara bebas menurut pendapat sendiri. c. Kuesioner kombinasi yaitu selain alternatif juga memberikan kebebasan pada responden untuk menjawab secara bebas sebagai lanjutan dari pertanyaan sebelumnya.

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN KARTU MATRIKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 060912 MEDAN DENAI T.A 2011/2012.

0 2 25

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I SD.

0 0 31

PENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN METODE PERMAINAN KARTU KUARTET Peningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Pada Segiempat Dengan Metode Permainan Kartu Kuartet (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Ganap SMP Muhamma

0 0 15

PENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN METODE PERMAINAN KARTU KUARTET Peningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Pada Segiempat Dengan Metode Permainan Kartu Kuartet (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Ganap SMP Muhamma

0 0 12

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU DOMINO DAN KUARTET PADA MATERI FILUM CHORDATA.

1 9 37

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui model pembelajaran kontekstual.

5 32 344

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 199

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi mengenal satuan jarak dan kecepatan untuk siswa kelas V SD.

0 8 189

PENGARUH PENGGUNAAN PERMAINAN KARTU KUARTET TERHADAP HASIL BELAJAR GEOMETRI BANGUN RUANG KELAS V SD NEGERI KOTAGEDE 1 YOGYAKARTA.

20 91 225

PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KARTU “KEJUJURAN” UNTUK SISWA KELAS 2 SD 1 PATALAN JETIS BANTUL.

2 6 161