38
4. Ruang Lingkup Matematika, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Matematika Kelas 5 Sekolah Dasar
Ruang lingkup bahan kajian matematika untuk SD menurut Antonius Cahya Prihandoko 2006: 22 yaitu:
1. Aspek Bilangan a. Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah. c. Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan dalam pemecahan
masalah. d. Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan bulat
dan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. e. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan, serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah. 2. Aspek Pengukuran dan Geometri
a. Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun ruang, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari.
b. Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar dan menggunakan dalam pemecahan masalah.
c. Melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan mengukurnya dalam pemecahan masalah.
d. Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan kesimetrisan bangun datar serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
39
e. Mengenalkan sistem koordinasi pada bidang datar. 3. Aspek Pengolahan Data
a. Mengumpulkan. b. Menyajikan.
c. Menafsirkan. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika
Kelas V Sekolah Dasar, Semester 1: Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam
pemecahan masalah 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat
termasuk penggunaan sifat-sifatnya, pembulatan, dan penaksiran
1.2 Menggunakan faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB
1.3 Melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat
1.4 Menghitung perpangkatan dan akar sederhana
1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung, KPK dan FPB
Geometri dan Pengukuran
2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut,
jarak, dan kecepatan dalam pemecahan
masalah 2.1 Menuliskan tanda waktu dengan
menggunakan notasi 24 jam 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu
2.3 Melakukan pengukuran sudut 2.4 Mengenal satuan jarak dan kecepatan
2.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan
40
3 .
Menghitung luas bangun datar sederhana dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
3.1 Menghitung luas trapesium dan layang- layang
3.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar
4. Menghitung volume kubus dan balok dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah
4.1 Menghitung volume kubus dan balok 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan volume kubus dan balok
Dalam pengembangan media sederhana kartu Kuantum ini, materi dikembangkan berdasarkan Silabus Mata Pelajaran Matematika SD Kelas 5
Semester 1, yaitu pada kegiatan pembelajaran: Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam dan melakukan operasi hitung satuan waktu.
5. Materi Satuan Waktu dalam Matematika
Satuan waktu sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Satuan pengukuran waktu secara umum terdiri dari detik, menit, jam, hari,
minggu, bulan, dan tahun. Namun satuan waktu dalam matematika masih banyak yang lainnya.
Satuan Pengukuran Waktu Dalam Matematika 1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit 1 jam = 3600 detik
1 hari = 24 jam 1 minggu = 7 hari
1 bulan = 30 hari 1 tahun = 12 bulan
41
1 lustrum = 5 tahun 1 windu = 8 tahun
1 dasa warsa = 10 tahun
1 abad = 100 tahun
D. Karakteristik Siswa Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi
Badudu Zein 1996: 617 mengartikan karakteristik sebagai tabiat, perangai, sifat-sifat seseorang dan juga dapat diartikan karakteristik atau sifat khas
seseorng. Jadi yang dimaksud krkteristik siswa sekolah dasar adalah sifat-sifat sekolah dasar yang dibawa sejak lahir.
Sumadi Suryabrata 1982: 27-28 mengatakan bahwa masa usia sekolah dasar adalah masa intelektual atau keserasian bersekolah, secara relatif anak-anak
lebih mudah dididik daripada masa sebelumnya dan sesudahnya, setelah anak melewati kegoncangan yang pertama dari TK sampai SD awal maka proses
sosialisasinya lebih berkembang secara efektif, sehingga matang siap untuk masuk sekolah dasar. Menurut pendapat ini, masa keserasian bersekolah dibagi
dalam dua fase yaitu:
a. Masa-masa kelas rendah sekolah dasar, sekitar usia 6 tahun sampai dengan
8 tahun. Dalam tingkatan kelas di sekolah dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 1 sampai dengan kelas 3.
42
b. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar yaitu kira-kira 9 tahun sampai kira-
kira umur 12 tahun. Dalam tingkatan kelas di sekolah dasar pada usia tersebut termasuk dalam kelas 4 sampai dengan 6.
Piaget dalam Usman Samatowa 2006: 8 menyampaikan bahwa usia 7 sampai dengan 11 atau 12 tahun termasuk dalam tahapan periode operasional
konkret. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya kekekalan.
Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda- benda yang bersifat konkret.
Depdikbud 1995: 68 mengartikan bahwa murid sekolah dasar adalah pribadi yang unik, makhluk individu yang memiliki potensi dan mengalami proses
berkembang dan perlu bantuan dan hidup dengan individu lain. Karakteristik siswa sekolah dasar kelas tinggi menurut Usman Samatowa 2006: 8 sebagai
berikut: a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari, terutama pada hal-hal
yang konkret. b. Realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
c. Adanya minat terhadap hal tertentu atau mata pelajaran tertentu. d. Sudah ada rasa tanggung jawab pribadi.
e. Sudah mulai mandiri. f. Mulai menunjukkan sikap yang kritis dan rasional.
g. Gemar membentuk kelompok sebaya.
43
h. Pada umumnya mengidolakan orang yang lebih tua darinya, seperti orangtua, kakak, dan gurunya.
Siswa sekolah dasar adalah concrete thinker pemikir konkrit, mereka belajar dengan baik melalui keterlibatan secara aktif. Penyampaian pembelajaran
secara klasikal jelas membatasi keterlibatan siswa dalan pembelajaran. Sebuah media permainan hadir sebagai alternatif media sumber belajar yang diperlukan
dalam pembelajaran agar memungkinkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam
memahami materi pelajaran yang disampaikan.
E. Kajian Tentang Metode Bermain
a. Metode Bermain Dalam Pembelajaran
Pengertian Metode Bermain Menurut Siti Partini Suardiman 2003: 40 metode bermain adalah metode pembelajaran dimana anak-anak diajak
melakukan kegiatan bersama yang berupa kegiatan yang menggunakan alat dan melakukan kegiatan permainan baik secara sendiri maupun bersama teman-
temannya, yang mendatangkan kegembiraan, rasa senang, dan asyik bagi anak. Dengan bermain anak akan berkhayal, mengendalikan diri, melatih fisik atau
memperkuat otot-otot, melatih kemampuan kognitifnya untuk memecahkan masalah, tenggang rasa, kemampuan bahasa, dan mengendalikan emosinya.
Metode bermain menurut Moeslichatoen R. 2004: 32 yaitu membawa harapan dan antisipasi tentang dunia yang memberikan kegembiraan dan
memungkinkan untuk anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang, sesuatu
44
yang dipersiapkan untuk berpetualangan dan mengadakan telaah; suatu dunia anak-anak. Selain itu menurut Slamet Suyanto 2005: 117 bahwa metode
bermain merupakan alat untuk sosialisasi. Dengan bermain bersama teman sebayanya, anak dapat mengembangkan kemampuan memahami perasaan, ide,
dan kebutuhan orang lain yang merupakan dasar dari kemampuan sosial. Moeslichatoen R 2004: 7 bahwa metode bermain merupakan sarana yang
dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk meningkatkan kemampuan bekerjasama. Ditegaskan dari beberapa pendapat tentang metode bermain di
atas bahwa metode bermain merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Bermain dapat menggunakan alat
maupun tidak menggunakan alat untuk mendukung kegiatan bermain agar dapat tercapai.
Jadi, metode bermain adalah sarana anak untuk memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu
aktifitas yang khas dan sangat berbeda dengan aktifitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir.
b. Fungsi Metode Bermain
Fungsi metode belajar menurut Moeslichatoen R. 2004: 34, bermain mempunyai fungsi diantaranya yaitu:
1 untuk mempermudah perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu, dan
memecahkan masalah yang dihadapinya,
45
2 bermain dapat meningkatkan perkembangan sosial anak, dengan menampilkan bermacam peran, maka anak akan berusaha untuk
memahami peran orang lain dan menghayati peran yang diambilnya setelah anak dewasa kelak.
Sedangkan menurut Tadkiroatun Musfiroh 2005: 15 fungsi metode bermain dalam pembelajaran anak usia dini yaitu untuk mendorong anak
berpikir kreatif, karena di dalam bermain anak memilih sendiri kegiatan yang mereka sukai. Fungsi metode bermain dalam pembelajaran menurut Kamtini
2005: 53 adalah bermain sebagai suatu media yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak, selain itu dapat menumbuhkan kreativitas, sekaligus
memupuk dan mengembangkan sikap kerjasama, sportivitas, sosialisasi, tenggang rasa, dan emosional. Ditegaskan bahwa fungsi metode bermain dapat
memberikan kebebasan untuk belajar secara langsung di lingkungan anak, dengan anak bermain maka anak dapat mengenal berbagai macam peran dan
berbagai macam perasaan.
c. Manfaat Metode Bermain Dalam Pembelajaran
Bermain dengan teman sebaya anak akan belajar berbagi hak milik, menggunakan mainan secara bergilir, melakukan kegiatan bersama,
mempertahankan hubungan yang sudah terbina, mencari pemecahan masalah yang dihadapi dengan teman mainnya Kamtini, 2005: 55. Bermain dapat
meningkatkan kompetensi sosial anak diantaranya yaitu berinteraksi dengan teman sebaya dan orang lain, kerjasama dengan saling membantu, dan peduli
terhadap orang lain Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 17.