1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Penguasaaan terhadap matematika
mutlak diperlukan dan konsep-konsep matematika harus dipahami dengan betul dan benar sejak dini. Matematika perlu dipelajari oleh peserta didik
mulai dari Sekolah Dasar SD untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif Depdiknas, 2006. Sekolah mempunyai andil yang sangat
besar dalam hal tersebut melalui pembelajaran di kelas. Mata pelajaran matematika harus dirancang tidak hanya untuk mempersiapkan siswa
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi tetapi juga untuk memasuki dunia kerja. Namun sampai saat ini sebagian besar siswa merasa bosan dan
bahkan kurang tertarik terhadap mata pelajaran matematika. Pelajaran matematika dipelajari oleh semua jenjang pendidikan tak
terkecuali kelas V SD. Pemilihan kelas V didasarkan atas perkembangan kognitif siswa yang masuk pada tahun operasional konkret yaitu usia lebih
dari 11 tahun dengan karakteristik menurut Piaget dalam Sugihartono,
2
2007:109 anak akan berfikir logis terhadap objek konkret, anak mampu menggunakan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersiat
konkret, berkurang rasa egonya dan mulai menerima pandangan orang lain.
Pada mata pelajaran matematika kelas V SD terdapat beberapa standar kompetensi, salah satunya adalah menggunakan pengukuran
waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah. Dalam penelitian ini terfokus pada standar kompetensi pengukuran waktu yang
terdiri dari dua kompetensi dasar yaitu: 1 menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam; dan 2 melakukan operasi hitung
satuan waktu. Satuan waktu perlu dipahami siswa karena pada kehidupan sehari-
hari waktu berperan penting dalam segala bidang. Waktu adalah sebuah dimensi di mana peristiwa terjadi secara berurutan. Dengan memahami
waktu, siswa akan lebih menghargai dan tidak membuang waktu sehingga dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya tidak terlambat datang ke sekolah. Kesulitan belajar matematika yang banyak dijumpai karena objek
kajian matematika yang bersifat abstrak. Makna dari penjelasan tersebut adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud dalam bentuk konkret atau
nyata, hanya dapat dibayangkan dalam pikiran saja. Contoh sederhana yang mengilustrasikan keabstrakan objek kajian matematika salah
satunya dapat ditemukan pada konsep bilangan dan bangun datar. Hal ini
3
sangat kontras dengan alam pikiran kebanyakan siswa yang terbiasa berpikir tentang objek-objek yang konkret. Oleh karena itu, konsep-
konsep matematika yang abstrak tidak dapat sekadar ditransfer begitu saja dalam bentuk kumpulan informasi kepada siswa.
Objek kajian matematika yang bersifat abstrak ini tidak didukung pula dengan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang tepat. Hal
tersebut sesuai dengan keadaan di SD Negeri Sarikarya. Hasil observasi awal dan wawancara dengan wali kelas V SD Negeri Sarikarya pada
tanggal 17 Februari 2016, menunjukkan bahwa selama proses belajar matematika guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode
ceramah dan hanya menggunakan buku paket matematika sebagai media pembelajaran. Guru menjelaskan materi dan memberi contoh melalui
ilustrasi yang ada di buku paket saja kemudian langsung diberikan soal latihan. Hal ini berakibat pada hasil belajar matematika siswa, karena
masih banyak nilai matematika siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM pada mata pelajaran matematika.
Proses belajar di kelas V SD Negeri Sarikarya juga cenderung menggunakan teacher centered. Kondisi tersebut membuat proses belajar
lebih dikuasai oleh guru dan komunikasi yang terjadi di dalam kelas hanyalah satu arah. Kondisi demikian juga akan mempersulit siswa yang
belum benar-benar memahami konsep dasar matematika secara abstrak. Materi matematika yang dianggap sulit bagi sebagian besar siswa kelas V
di SD Negeri Sarikarya adalah materi satuan waktu, karena materi ini tidak
4
akan dapat dipahami oleh siswa jika tidak diajarkan melalui benda yang konkret. Selain itu nilai ulangan harian materi satuan waktu siswa
cenderung lebih rendah daripada materi lainnya. Hal tersebut karena beberapa siswa mengungkapkan merasa kesulitan memahami materi
satuan waktu, karena konsep satuan waktu termasuk dalam satuan tidak baku. Satuan tak baku adalah satuan apabila digunakan oleh orang yang
berbeda dapat menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda. Tidak ada
pengukuran yang akurat untuk satuan waktu. Keadaan di atas memerlukan penanganan dan penyelesaian. Untuk
penanganan inilah diperlukan pemikiran seorang teknolog bagaimana caranya agar proses belajar dapat berlangsung tanpa hambatan dan
berlangsung menyenangkan. Agar siswa dapat menerima dan memahami materi satuan waktu dengan baik, maka diperlukan usaha untuk menarik
perhatian siswa, salah satunya adalah dengan cara memanipulasi suasana belajar dan media pembelajaran. Dengan menerapkan pembelajaran yang
menarik maka siswa akan giat dalam belajar, sehingga kegiatan belajar yang diharapkan akan muncul dan mencapai hasil yang baik pula. Aspek
kemenarikan dapat dilakukan dengan menerapkan teknik belajar dengan nuansa bermain karena dunia pada usia anak SD masih pada dunia
bermain. Media permainan kartu Kuantum menawarkan solusi untuk
permasalahan yang dialami oleh siswa kelas V di SD Negeri Sarikarya pada materi satuan waktu. Penggunaan media kartu pada proses
5
pembelajaran matematika merupakan variasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran
matematika di kelas. Media permainan kartu Kuantum dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, karena media ini akan mengajak
siswa untuk bermain dalam proses belajar. Selain itu, media ini didesain fullcolor yang menarik minat belajar siswa.
Adapun beberapa keunggulan secara fisik yang ada pada media kartu Kuantum ini, yaitu: 1 mudah dibawa praktis; 2 mudah
dimainkan oleh siswa; 3 media ini cocok digunakan berkelompok, sehingga akan menumbuhkan daya sosial siswa; 4 siswa sepenuhnya
dilibatkan saat menggunakan media ini, maka keaktifan siswa sangat diperlukan; 5 media ini mampu melatih kecepatan berfikir siswa.
Produk media kartu Kuantum terbuat dari kertas ivory A3 dengan kurang lebih rincian biaya variabel cost Rp.9.000,- dan fixed cost
Rp.33.000,- untuk sekali produksi. Produk media kartu Kuantum jika dijual dengan harga Rp.50.000,- sedangkan BEP penjualan diperoleh
Rp.40.243,90,- sehingga analisis produk ini menguntungkan. Produksi media kartu Kuantum terjangkau bagi peneliti karena harga produksi
murah dan bahan-bahan mudah didapat. Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini akan dikembangkan
media permainan kartu Kuantum mata pelajaran matematika materi satuan waktu untuk siswa kelas V di SD Negeri Sarikarya. Oleh karena itu,
peneliti menyusun judul: Pengembangan Media Permainan Kartu Kuartet