106
BAB 5 PEMBAHASAN
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar 53,9 ibu memberrikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hasil penelitian juga menunjukkan
adanya beberapa variabel yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
5.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sebagian besar 57,8 berada pada katagori baik. Hal ini juga terlihat dari
hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 59 ibu menyusui yang berpengetahuan baik ternyata lebih
banyak yang memberikan ASI eksklusif yakni sebanyak 42 orang71,2. Adapun pada ibu menyusui yang pengetahuannya tentang ASI eksklusif kurang terbanyak
tidak memberikan ASI eksklusif yakni sebanyak 30 orang69,7. Uji chi square juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
menyusui dengan pemberian ASI eksklusif P=0,000. Data tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
sudah cukup baik. Hal ini terlihat juga dari jawaban pada pertanyaan pengetahuan dimana 96,1 ibu menjawab dengan benar bahwa ASI tidak mengandung protein,
lemak, vitamin, zat besi yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya adalah salah. Hal ini menunjukkan bahwa para ibu sebagian besar
mengetahui bahwa di dalam ASI terdapat zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun sebagian besar 68,6 juga masih menjawab bahwa menyusui dapat membuat badan ibu menjadi melar.
Pengetahuan ibu yang baik tentang ASI eksklusif dimungkinkan karena tingkat pendidikan ibu menyusui sebagian besar 67,6 berpendidikan
menengahtinggi. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seeorang untuk menyerap
informasi-informasi termasuk informasi tentang ASI eksklusif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengetahuan ibu menyusui
mempunyai kaitan erat dengan pemberian ASI eksklusif. Ibu dengan pengetahuan yang baik terbanyak 71,2 dalam memberikan ASI eksklusif sedangkan ibu yang
kurang pengetahuannya tentang ASI eksklusif terbanyak tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya 69,7. Kurangnya pengetahuan merupakan salah satu
sebab ibu tidak memberikan ASI eksklusif. Sebagaimana yang diungkapkan Roesli 2004 bahwa fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif.
Beredarnya mitos yang kurang baik tentang ASI eksklusif dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena pengetahuan ibu yang
kurang. Penelitian Hilala 2013 yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas Tuladenggi Telaga Biru Kabupaten Gorontalo juga menjelaskan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif merupakan suatu yang amat penting karena pengetahuan merupakan unsur dasar untuk pembentukan tingkatan-tingkatan
dalam ranah kognitif seperti pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan penilaian. Pengetahuan juga merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang
Karena pengetahuan dapat menimbulkan merubah persepsi dan kebiasaan seseorang atau masyarakat. Simon-Morton, dkk 1995 mengatakan bahwa pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang dan pengetahuan akan merangsang terjadinya perubahan perilaku seseorang. Wawan
2010 juga menjelaskan bahwa meningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah perilaku masyarakat dari yang negatif menjadi positif, selain itu juga pengetahuan
membentuk kepercayaan. Menurut Trisna 2010 pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang
memiliki pengaruh terhadap tindakan yang dilakukan seseorang. Pengetahuan juga mempengaruhi pola pikir seseorang, tinggi rendahnya tingkat pengetahuan seseorang
akan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan termasuk pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan juga merupakan pra kondisi bagi terbentuknya sikap maupun
perilaku kesehatan. Oleh karena itu pengetahuan ibu yang rendah tentang ASI eksklusif dapat ditingkatkan melalui kegiatan promosi ASI eksklusif.
Walau pengetahuan ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas dan sosial budaya namun upaya promosi
kesehatan masih dianggap efektif untuk merubah pengetahuan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Simons, dkk 1995 bahwa promosi kesehatan mengandung unsur
Universitas Sumatera Utara
pendidikan kesehatan dan merupakan proses belajar yang dapat meningkatkan pengetahuan seseorang dan masyarakat.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan dapat melalui
pancaindera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
Notoatmojo, 2007. Oleh karena itu dengan kegiatan promosi ASI eksklusif maka pengetahuan ibu akan meningkat, sehingga diharapkan dengan pengetahuan ibu yang
baik tentang ASI eksklusif akan memberikan pengaruh terhadap sikap maupun tindakan dan juga dapat mengubah kepercayaankeyakinan yang keliru tentang ASI
eksklusif.
5.2. Hubungan NilaiNorma dengan Pemberian ASI Eksklusif