Keyakinan atau Kepercayaan Dimensi Kepercayaan

tertentu, atau dirumah tangga sendiri, kaitan-kaitannya dapat dinyatakan sebagai gejala-gejala sosial budaya. Gagasan-gagasan budaya dapat menjelaskan makna hubungan-hubungan timbal balik antara gejala-gejala sosial dari penyakit dan perawatan kesehatan dengan gejala-gejala biologis dan biomedis. Kebudayaan kesehatan masyarakat membentuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu kelompok sosial dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan baik yang berupa upaya mencegah penyakit maupun menyembuhkan diri dari penyakit. Menurut Koentajaraningrat 1990 wujud dari budaya dapat dikelompokan dalam 3 hal, yaitu; a wujud sebagai suatu komplek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan, b wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan c wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

2.2.1. Keyakinan atau Kepercayaan

Kepercayaan atau keyakinan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang yang lebih dapat ia percaya daripada yang kurang dipercayai Moorman, 1993. Menurut Potter Perry dalam Ludin, 2009 Keyakinan dan praktek spiritual individu dihubungkan dengan semua aspek kehidupan individu termasuk kesehatan Universitas Sumatera Utara dan penyakit. Ketika tubuh sakit dan emosi berada diluar kontrol, spritualitas, dan keyakinan seseorang mungkin menjadi satu-satunya dukungan yang tersedia. Menurut Ba dan Pavlou 2002 kepercayaan atau keyakinan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian. Kepercayaan terjadi ketika seseorang yakin dengan realibitas dan itegritas dari orang yang dipercaya. Kepercayaan menurut McKnight, Kacmar, dan Choudry dalam Zainuddin, 2013, menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui transaksi atau interaksi. Ibu-ibu yang percaya dan menyakini bahwa ASI yang terbentuk dalam tubuh ibu yang melahirkan seorang bayi dalam suatu proses yang secara logika ilmiah hanya dapat diyakini dan dipercaya bahwa memang sudah diatur oleh yang maha kuasa, merupakan standar keyakinan yang penting dimiliki oleh setiap ibu untuk dapat memberikan ASI secara baik dan benar kepada bayinya. Akumulasi dari aspek pengetahuan, nilai atau norma, serta keyakinan atau kepercayaan tentang ASI akan berkontribusi membentuk prilaku dalam bentuk tindakan atau praktek pemberian ASI kepada bayi Hasan, 2009.

2.2.2. Dimensi Kepercayaan

Menurut McKnigh, dkk dalam Bachmann dan Zaheer, 2006,kepercayaan dibangun pihak-pihak yang belum saling mengenal baik dalam interaksi maupun proses transaksi. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan tentang kebenaran. Dapat dikatakan bahwa kepercayaan adalah suatu Universitas Sumatera Utara tindakan seseorang berdasarkan sugesti dari orang itu sendiri untuk memberikan rasa percaya kepada siapa saja mulai dari diri sendiri, kepada orang lain, kepada pemerintah, dan tentunya kepercayaan kepada tuhan. Dengan menumbuhkan rasa kepercayaan maka setiap orang akan dapat melakukan sesuatu yang terbaik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, dan yang lebih penting adalah kepercayaan kepada Tuhannya. Kepercayaan adalah suatu gagasan yang deskriptik yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap menggambarkan penilaian kognitip yang baik maupun tidak baik, peranan-peranan emosional dan kecendrungan berbuat dan bertahan selama kurun waktu tertentu terhadap objek atau gagasan. Kepercayaan dapat diartikan sebagai anggapan bahwa sesuatu itu benar Poerwadarmita,1976. Dalam pustaka psikologi dapat ditemukan bahwa pengertian kepercayaan sangat erat kaitanya dengan pengertian sikap. Fishbein dan Ajzen dalam Zainuddin 2013 menyatakan bahwa untuk menjelaskan pembentukan dan perubahan sikap dan instensi, ditemukan proses pembentukan kepercayaan atau keyakinan. Kepercayaan terhadap suatu objek menjadi dasar untuk pembentukan sikap terhadap objek tersebut dan dasar sikap biasanya diukur sebagai jalan mengukur keyakinan-keyakinan seseorang. Kepercayaan adalah suatu keputusan bervariasi dalam tingkatan kepercayaan bahwa suatu hal adalah benar atau salah. Pada umumnya kepercayaan menunjuk pada pendapat subjektif seseorang mengenai beberapa aspek yang berbeda- beda dari dunianya. Universitas Sumatera Utara Kepercayaan juga sering didefenisikan sebagai kepercayaan pihak lain dalam melakukan hubungan sosial, yang didalamnya tercakup resiko yang berasosiasi dengan harapan itu. Artinya bila seseorang mempercayai orang lain maka ketika hal itu tidak terbukti ia akan menerima konsekwensi seperti merasa dikhianati Lewicki dan Bunker dalam Zainuddin,2013.

2.2.3. Aspek-aspek Kepercayaan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

1 48 56

Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

10 100 54

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian Asi, MP-ASI Dan Pola Penyakit Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Dusun III Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

1 36 58

Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007

0 27 61

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 55 88

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2013 Data Demografi

0 0 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian ASI Eksklusif - Hubungan Sosial Budaya Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013

1 2 62

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Sosial Budaya Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013

0 0 13

Hubungan Sosial Budaya Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013

0 2 17

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH DESA SRIGADING SANDEN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Sosial Budaya dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Pos

0 0 12