Cara Menyusui yang Efektif

tahun di kedua usia bayi. Susu sapi banyak mengandung vitamin B, tetapi tidak mengandung vitamin A dan C sebanyak dalam ASI. 4. Zat besi dalam ASI Zat besi penting untuk mencegah anemia. Beberapa jenis susu mengandung zat besi dalam jumlah yang sangat sedikit 0,5-07 mgl. hanya sekitar 10 zat besi pada susu sapi yang bisa diserap, namun sekitar 50 zat besi dari ASI dapat diserap oleh usus bayi. Bayi yang diberi susu sapi mungkin tidak mendapat cukup zat besi, sehingga bayi sering menderita anemia. Dengan demikian ASI secara Eksklusif kepada bayi kecukupan zat besi akan terpenuhi dan bayi dapat terlindung dari anemia sampai sekurangnya bayi berumur 6 bulan atau lebih. Pada beberapa merk susu formula ditambahkan zat besi, akan tetapi tambahan tersebut tidak diserap dengan baik sehingga harus ditambah dalam jumlah besar untuk melindungi bayi dari anemia. Penambahan zat besi dapat mempermudah tumbuhnya beberapa jenis bakteri yang mungkin akan meningkatkan peluang terjadinya infeksi misalnya meningitis dan sepsis Depkes RI, 2007.

2.1.4. Cara Menyusui yang Efektif

Bila bayi melekat dengan baik, bayi mengeluarkan ASI dengan mudah dan ini disebut “menyusu yang efektif”. Saat bayi menyusu dengan cara ini, mulut dan lidah bayi tidak mengesek kulit payudara dan puting. Universitas Sumatera Utara Tanda-tanda perlekatan bayi yang baik adalah : a. Tampak areola lebih banyak diatas mulut bayi daripada dibawah mulutnya. Ini menunjukkan bahwa lidah bayi sedang menjangkau bagian bawah sinus laktiferus untuk menekan ASI keluar. b. Mulut bayi terbuka lebar. c. Bibir bawah bayi terputar keluar. d. Dagu bayi menyentuh payudara. Tanda ini merupakan tanda yang dapat terlihat dari luar yang menunjukkan bahwa bayi melekat dengan baik pada payudara. Perlekatan yang kurang baik akan menyebabkan nyeri dan kerusakan pada puting. Bila bayi tidak melekat dengan baik dan menghisap puting maka ibunya kesakitan. Perlekatan yang kurang baik merupakan penyebab yang paling penting terjadinya puting lecet. Saat bayi menghisap kuat untuk memperoleh ASI, bayi menarik puting masuk dan keluar. Hal ini menyebabkan puting tergesek oleh mulut bayi. Bila bayi terus menghisap dengan cara ini, bayi merusak kulit puting, dan menyebabkan puting retak fisura. Jika bayi melekat kurang baik, bayi tidak memperoleh ASI secara efektif, akibatnya sebagai berikut : a. Kedua payudara ibu mungkin menjadi bengkak. b. Bayi mungkin tidak puas, karena ASI mengalir dengan lambat, bayi mungkin banyak menangis, dan ingin sering menyusu, atau mengisap lama tiap kali menyusu. Universitas Sumatera Utara c. Bayi mungkin tidak mendapat cukup ASI, bayi mungkin sangat frustasi sehingga menolak menyusu sama sekali. d. Kenaikan berat badan bayi mungkin kurang. Bila refleksoksitosin bekerja dengan baik, bayi akan mendapatkan cukup ASI setidaknya untuk beberapa minggu dengan cara menyusui lebih sering. Tapi ini dapat membuat ibu lelah. Payudara mungkin akan menghasilkan ASI lebih sedikit karena tidak dikosongkan. Menyusu yang lebih banyak akan menghasilkan ASI yang lebih banyak jika bayi melekat dengan baik, menyusu secara efektif akan membiarkan bayi menyelesaikan menyusu sampai payudara kosong. Dalam hal ini jika menyusu lebih sering, payudara ibunya akan menghasilkan lebih banyak ASI, bayi yang menyusu efektif mungkin tidak ingin menyusu terlalu sering, meski jarak antara menyusu mungkin tidak teratur. Penyebab perlekatan yang kurang baik adalah penggunaan botol, bila bayi minum dari botol sebelum proses menyusu terbentuk, bayi akan mengalami kesulitan menyusu secara efektif, gerakan menghisap dari botol berbeda dengan menyusu dari payudara. Bayi yang telah diberi minum beberapa kali dengan botol mungkin mencoba menghisap payudara seolah payudara itu sebuah botol hal ini membuat bayi melakukan “hisapan puting” bila hal ini terjadi disebut “bingung puting”jadi memberi minum bayi dari botol dapat menganggu proses menyusui. Disamping itu ibu tidak berpengalaman karena ibu belum pernah memiliki bayi sebelumnya dan kesulitan fungsional, beberapa keadaan dapat lebih mempersulit bayi melekat Universitas Sumatera Utara dengan baik pada payudara yaitu pada bayi sangat kecil atau lemah serta kurangnya bantuan yang terampil. Penyebab yang sangat penting terjadinya perlekatan yang kurang baik adalah kurangnya bantuan dan dukungan yang terampil. Ada beberapa ibu yang merasa terkucil dan kurang mendapat dukungan dari masyarakat. Ibu mungkin kekurangan bantuan dari ibu berpengalaman misalnya ibu mereka sendiri yang sangat terampil membantu proses menyusui. Petugas kesehatan yang menangani ibu dan bayi misalnya dokter dan bidan mungkin belum dilatih untuk membantu ibu menyusui. Tanda-tanda bayi menyusu dengan efektif adalah bayi melakukan hisapan lambat dan dalam ini adalah tanda penting bayi mendapatkan ASI. Bayi melakukan hisapan dangkal dan cepat terus menerus ini adalah tanda bayi kurang mendapatkan ASI. Ia melekat kurang baik dan tidak menyusu secara efektif . Bayi menelan sampai terlihat atau terdengar tegukannya, bila bayi menelan berarti ia mendapatkan ASI. Kadang terdengar tegukan, apabila bayi membuat suara kecapan ketika menghisap ini adalah tanda bayi melekat kurang baik. Serta bayi terlihat puas menyusu dimana bayi melepaskan sendiri payudara, tampak puas dan mengantuk. Disamping perlekatan bayi yang baik juga harus diperhatikan “Posisi Bayi yang Baik “ pada saat menyusu. Tanda-tanda posisi bayi yang baik pada saat menyusui adalah : a. Kepala dan badan bayi dalam garis lurus. b. Bayi dipeluk dekat dengan badan ibu. c. Seluruh badan bayi di topang. Universitas Sumatera Utara d. Bayi dekat ke payudara, hidung berhadapan dengan putting. Posisi menyusui yang benar akan membantu bayi untuk melekat dengan baik pada payudara ibu, apabila posisi menyusu dan perlekatan ke payudara benar maka bayi akan mengisap dengan efektif Depkes RI, 2007.

2.1.5. Cara Kerja Menyusui

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

1 48 56

Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

10 100 54

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian Asi, MP-ASI Dan Pola Penyakit Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Dusun III Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

1 36 58

Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007

0 27 61

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 55 88

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2013 Data Demografi

0 0 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian ASI Eksklusif - Hubungan Sosial Budaya Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013

1 2 62

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Sosial Budaya Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013

0 0 13

Hubungan Sosial Budaya Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013

0 2 17

HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH DESA SRIGADING SANDEN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Sosial Budaya dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Pos

0 0 12