Fungsi Gaya Bahasa KAJIAN TEORI
31
perasaan melalui kalimat « Je voudrais bien faire du VTT» ‘Saya ingin sekali
bersepeda’, penutur mengungkapkan keinginannya. Contoh lainnya pada kalimat
« Ah non, le vélo, je déteste ça » saya tidak suka bersepeda, penutur mengungkapkan
rasa ketidak sukaannya. 2. Fungsi Konatif Fonction Conative
Fungsi konatif merupakan « La fonction conative, orientée vers le destinataire ; l’énonce est destiné à agir sur l’interlocuteur » ‘Fungsi konatif
berorientasi kepada mitra tutur, suatu ungkapan ditujukan kepada lawan bicara’. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi konatif berpusat
pada si penerima pesan, berkaitan dengan keterlibatan mitra tutur DESTINATAIRE. Fungsi konatif mentransfer keinginan atau kehendak dari penutur yang
ditujukan kepada mitra tutur agar melakukan suatu hal. Fungsi ini memberikan pengaruh kepada mitra tutur setelah terjadinya tindak komunikasi. Secara garis besar
fungsi konatif mengharapkan adanya tindakan atau reaksi dari mitra tutur melalui dorongan verbal yang disampaikan. « La fonction conative utilise des interrogations,
des interjections et des exclamations » penanda penggunaan fungsi konatif dapat berbentuk pertanyaan, larangan, maupun ajakan.
23 Barbara
: Bonjour Pierre Assied-toi Tu prends un café avec
nous ? Pierre
: Ah oui, je veux bien Barbara
: Pagi Pierre Duduklah Kamu ingin kopi ? Pierre
: Ah iya, tentu Girardet, 2002 : 58
32
Fungsi konatif dalam bentuk perintah seperti pada contoh « Assieds-toi » penutur memberikan perintah kepada mitra tutur. Kemudian setelah pesan tersebut
tersampaikan diharapkan agar mitra tutur melakukan tindakan berupa duduk. Tujuan utama dari fungsi konatif adalah ketika mitra tutur terpengaruh dengan apa yang
disampaikan penutur. 3. Fungsi Fatik Fonction Phatique
La fonction phatique ; l’énonce dit le contact entre le locuteur et l’interlocuteur « essentiellement
à établir, prolonger ou interrompre la communication… » ‘Fungsi fatik menyatakan hubungan CONTACT antara penutur
dan mitra tutur, fungsi ini berhubungan dengan membangun, memperluas atau menghentikan komunikasi.
Pada fungsi fatik, bahasa menjadi unsur terpenting terjadinya proses komunikasi. Sesuai kedudukan manusia sebagai mahluk sosial, pada fungsi fatik
bahasa digunakan sebagai alat untuk membangun komunikasi sehingga terjadi interaksi dengan lingkungan sekitar. Fungsi fatik digunakan untuk menjalin,
memelihara atau bahkan memutus hubungan komunikasi dengan mitra tutur 24
Hugo : Salut Thomas Comment ça va ?
Thomas : Salut Ça va et toi ?
Hugo : Halo Thomas Apa kabar ?
Thomas : Baik, kamu ?
Girardet, 2002 : 6 Contoh fungsi fatik adalah seperti bentuk sapaan, seseorang mengucapkan
« Salut » « Comment ça va ? » kepada calon mitra tuturnya untuk mulai membuka jalur tuturan atau untuk membangun tindak komunikasi. Contoh lain seperti « Allo,
33
vous m’entendez ? » diucapkan untuk menarik perhatian mitra tutur selain itu untuk menjaga dan memastikan bahwa tindak komunikasi tetap berlanjut.
4. Fungsi Referensial Fonction Référentielle La fonction référentielle « visée vers le réfèrent » Fungsi referensial merujuk
pada suatu acuan. Fungsi refrensial akan nampak dalam suatu tindak komunikasi pada saat penyampaian pesan terjadi pembahasan topik CONTEXTE lain di luar
lingkup penutur dan mitra tutur. Dengan kata lain fungsi ini menekankan pada referen atau konteks lain pada bagian luar penutur dan mitra tutur.
25 Thomas
: Regarde C’est une voiture célèbre. Tu connais ?
Inès : Facile C’est la voiture de James Bond
Thomas : Lihatlah kalian tahu mboli terkenal itu ?
Inès : Tentu, itu adalah mobilnya James Bond
Girardet, 2002 : 12 Pada contoh dialog 25 adanya suatu pembahasan topik di luar penutur dan
mitra tutur. La voiture de James Bond menjadi referen dalam dialog tersebut. Bahasa
sebagai sarana mengungkapkan ide, gagasan, pendapat dan atau informasi, hal tersebut sangat berkaitan dengan adanya fungsi referensial. Pada saat berkomunikasi
fungsi referensial digunakan untuk menunjukkan konteks yang mengacu pada referen di luar penutur dan mitra tutur. Referen tersebut dapat berupa hal, benda, peristiwa
dan atau seseorang yang ada di luar penutur dan mitra tutur. 5. Fungsi Metalinguistik Fonction Métalinguistique
« La fonction métalinguistique ; l’énonce donne des renseignements sur la façon dont il est produit, sur le code dans lequel il est produit » Fungsi
34
metalinguistik ; suatu ungkapan memberikan informasi mengenai bagaimana ungkapan itu dihasilkan, mengenai kode yang dihasilkan. Fungsi metalinguistik
berkaitan dengan kode CODE. 26
Le style est manière particulière d’exprimer sa pensée, ses émotions, ses sentiments
‘Gaya bahasa adalah cara khusus dalam mengekspresikan pemikiran, emosi dan perasaan’
Larousse, 1999 : 969 Pada contoh 26 bahasa digunakan untuk menjelaskan definisi dari gaya
bahasa. Métalinguistique est forme sur « métalangage » langage qui parle du langage maksudnya fungsi metalinguistik terbentuk melalui metabahasa, baik
penutur maupun mitra tutur memakai bahasa untuk membicarakan, menjelaskan atau mengurai bahasa itu sendiri.
6. Fungsi Puitik Fonction Poétique La fonction poétique ; l’énonce constitue une production qui est dotée d’une
valeur en tant que elle Fungsi puitik merupakan ungkapan yang memiliki suatu nilai. Fungsi puitis memfokuskan diri pada pesan MESSAGE. Fungsi puitis memungsikan
bahasa sebagai bentuk keindahan dari pesan yang disampaikan. Fungsi ini memperhatikan nilai-nilai estetik pada pesan. Berikut ini contoh penggunaan bahasa
sebagai fungsi puitik pada penggalan lirik lagu Carla Bruni yang berjudul Tout Le Monde:
27 Tout le monde est un drôle de personne,
Et tout le monde a lâme emmêlée. Tout le monde a de lenfance qui ronronne,
Au fond dune poche oubliée.
www.metrolyrics.com
35
Penggalan lirik dari contoh 27 merupakan salah satu fungsi bahasa puitik. Kalimat tersebut mempunyai nilai estetis dengan penggunaan rima atau persajakan.
Fungsi puitik seringkali ditemukan pada suatu karya seni. Fungsi ini dapat berupa puisi, lagu, cerita, dongeng, lelucon bahkan suatu analogi. Penggunaan fungsi puitik
dapat dilihat dari bentuk tuturan seperti pada struktur kalimat, ritme, intonasi penyampaiannya, dan lain sebagainya.