Subjek dan Objek Penelitian Data dan Sumber Data

D. Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah semua data diperoleh dan diklasifikasikan, tahapan selanjutnya adalah menganalisis data. Penentuan metode dan teknik analisis data disesuaikan dengan tujuan dari penelitian. Penyesuaian tersebut dimaksudkan agar tujuan penelitian tentang bentuk dan fungsi gaya bahasa ini dapat tercapai. Penelitian ini mengkaji dua permasalahan yaitu bentuk gaya bahasa dan fungsi penggunaan gaya bahasa pada pidato François Hollande. Tujuan pertama dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan bentuk gaya bahasa yang terdapat pada pidato François Hollande. Metode analisis data yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode agih teknik baca markah dan analisis komponensial. Metode agih digunakan jika alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti Sudaryanto, 1993 : 15. Alat penentu dalam metode agih berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian seperti kata kata ingkar, preposisi, adverbia, dsb, fungsi sintaksis subjek, objek, predikat, dsb, klausa, silabe kata, titinada, dan yang lainnya. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik Bagi Unsur Langsung BUL. Langkah awal dalam teknik ini adalah dengan membagi satuan lingual data menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksudkan Sudaryanto, 1993, 31. Prinsip pembagian dalam teknik BUL ditentukan oleh kemampuan intuisi kebahasaan peneliti. Teknik analisis lanjutan yang digunakan adalah teknik baca markah BM. Pemarkah menunjukkan kejatian lingual atau identitas konstituen tertentu dan kemampuan membaca peranan pemarkah marker berarti kemampuan kejatian yang dimaksud Sudaryanto, 1993 : 95. Teknik ini diterapkan dengan cara “membaca pemarkah atau penanda”. Praktik penggunaannya yaitu dengan “melihat langsung” pemarkah yang menunjukkan identitas dari data yang diteliti. Berikut ini adalah contoh penerapan analisis data dengan teknik dasar BUL dan teknik lanjutan BM pada pidato François Hollande dalam peresmian gedung pertunjukan musik Philharmonie Paris pada tanggal 15 Januari 2015 : 29 Voilà, Mesdames et Messieurs, ce que j’étais venu dire ce soir pour cette inauguration. La semaine dernière, trois assassins ont voulu jeter un voile noir, un voile d’horreur sur notre pays, s’en prendre à la liberté, à notre liberté, faire peur, diviser, séparer… Ils n’y sont pas parvenus et c’est notre fierté. Parce que l’esprit, l’esprit de la France, c’est toujours le même, c’est le mouvement, c’est le sursaut, c’est la renaissance. L’esprit de la France, c’est la culture, c’est l’art, c’est l’émotion. L’esprit de la France, c’est la résistance, c’est aussi cette capacité à nous lever quand l’essentiel est en cause. “Inilah, ibu-ibu dan bapak-bapak, apa yang akan saya katakan malam ini untuk peresmian ini. Minggu terakhir, tiga pembunuh ingin menyebarkan ketakutan terhadap negeri kita. Menyerang kebebasan, terhadap kebebasan kita, membuat takut, memecah, memisahkan …. Mereka tidak akan sampai pada rasa bangga kita. Karena semangat, semangat Prancis, itu selalu sama, itu adalah penggerak, itu adalah pengejut, itu adalah kelahiran kembali. Semangat Prancis itu adalah kebudayaan, itu adalah seni, itu adalah emosi. Semangat Prancis, itu adalah ketahanan, itu juga adalah kemampuan bangkit ketika terjadi perkara penting” www.elysee.fr.