Konteks Tuturan KAJIAN TEORI

40

E. Pidato 1. Pengertian Pidato

Secara umum pidato merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan melalui berbicara didepan umum dengan memanfaatkan kemampuan public speaking. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, definisi pidato adalah sebagai pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau teks maupun naskah yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak Depdiknas, 2008: 1178. Menurut pendapat dari Schmitt dan Viala 1982 : 80 Rhétorique est «l’art du discours » elle est devenue une norme, et a engendré une discipline qui envisage lest but des discours et les moyens de leur élaboration, les procédés mis en œuvre pour convaincre et persuader ‘Retorika adalah « Seni berpidato » dimana menjadi aturan dan menghasilkan suatu disiplin yang melingkupi tujuan berpidato dan elaborasinya, proses penyampainnya dengan meyakinkan dan membujuk.

2. Jenis-jenis pidato

Pengelompokkan jenis-jenis pidato dapat ditinjau dari segala aspek, menurut Rakhmat 2014 :17 pidato dapat dikelompokkan menurut ada-tidaknya persiapan dan cara yang dilakukan pada waktu persiapan, jenis pidato tersebut terbagi menjadi empat yaitu : a. Impromptu Serta merta 41 Pidato ini dibawakan secara tiba-tiba pada suatu situasi. Pidato impromptu dapat terjadi jika suatu ketika sesorang dimintai untuk berpidato. Artinya tidak ada persiapan sebelumnya untuk menyampaikan pidato. Keuntungan pidato impromtu yaitu gagasan dan pendapat yang disampaikan datang secara spontan sehingga akan nampak hidup dan atraktif. Bagi orator yang sudah memiliki kompetensi tidak akan mengalami kesulitan. Kerugian menyampaiakan pidato impromtu terlebih apabila disampaikan oleh orator yang tidak memiliki pengalaman yang memadai dalam berpidato yaitu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah jika dasar pengetahuan tidak memadai, dapat mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancar terlebih bagi orator pemula, gagasan yang disampaiakan tidak terstruktur dengan baik. b. Manucript Naskah Pidato manuskrip adalah pidato yang dibawakan dengan menggunakan naskah. Orator berpidato dengan membaca naskah yang sebelumnya telah dipersiapkan dengan baik. Pidato manuskrip seringkali diperlukan oleh tokoh nasional, karena dapat terstruktur dan diksi yang sesuai sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahan. Pidato jenis ini tentunya juga digunakan oleh seorang presiden. Segala macam aktivitas presiden selalu akan menjadi sorotan karena posisinya sebagai orang nomer satu dinegaranya, tak terkecuali juga saat berpidato. Sebagai orang yang memegang 42 jabatan penting tentunya tidak diperkenankan jika asal berbicara terlebih didepan masyarakat luas dan media karena dapat menimbulkan polemik. c. Memoriter Menghafal Pada pidato memoriter, seorang orator sebelumnya menulis naskah pidato kemudian menghafalnya kata demi kata. Sama seperti pidato manuskrip, pada pidato jenis ini memungkinkan ungkapan yang tepat dan sistematis, pemilihan bahasa yang teliti, beserta gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan pesan yang akan diungkpakan. Persiapan menyampaikan pidato memoriter memerlukan waktu yang cukup lama, dikarenakan orator harus menulis pidato terlebih dahulu. Hal yang terpenting dalam penulisan pidato ini adalah menentukan pesan yang akan disampaikan dengan menyesuaikan audience. Pidato ini dihafalkan secara terstruktur sehingga akan bermasalah jika orator lupa dengan satu kata atau lebih. d. Ekstempore Pidato ekstempore merupakan jenis pidato yang paling ideal. Sebelumnya pidato sudah dipersiapkan berupa garis besar yang akan disampaikan out-line dan pokok-pokok penunjang pembahasan supporting points. Pada pidato ekstempore orator tidak menghafal kata demi kata. Out-line hanya dijadikan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran agar lebih sistematis dan terstruktur. Pidato ini seringkali disampaikan oleh orator handal. Keuntungan pidato ekstempore adalah dapat terjalin interaksi antara orator dengan audience sehingga 43 komunikasi tidak berlangsung secara searah. Pesan yang akan disampaiakan juga dapat fleksibel karena orator menguasai isi pidato

F. Komunikasi Politik

Komunikasi politik adalah penyampaian pesan politik dari komunikator kepada komunikan disetiap lapisan masyarakat baik secara langsung ataupun melalui media Ardial, 2010: 9. Kegiatan komunikasi politik secara garis besar meliputi mencari, mempertahankan dan meningkatkan dukungan politik dalam membangung citra dan opini publik secara positif. Dalam dunia politik, terdapat berbagai bentuk komunikasi politik yang dapat diaplikasikan oleh politikus atau aktivis politik untuk mencapai tujuan politik. Menurut Arifin 2011: 126-137 bentuk komunikasi politik tersebut meliputi retorika politik, agitasi politik, propaganda politik, publik relation politik, kampanye politik, lobi politik dan pola tindakan politik. Retorika politik merupakan suatu seni dan teknik berbicara, dalam pengertian luas mencakup tindak komunikasi yang diaplikasikan dalam kegiatan politik. Retorika politik berkaitan dengan seni menyusun argumentasi dan berpidato, oleh karena itu retorika politik bersifat estetik dan secara khusus bersifat persuasif. Pidato politik dapat disampaikan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun, selama pidato tersebut mengandung pesan politik. Tentunya pidato yang disampaikan oleh seorang presiden termasuk dalam kategori pidato politik mengingat apa yang akan disampaikan membawa kepentingan negara bukan pribadi, disamping pesan 44 politik yang terkandung didalamnya. Pada dasarnya tujuan inti pada pidato politik bertumpu pada pesan yang akan disampaikan baik secara terang-terangan maupun tersirat. Secara umum tujuan pidato politik adalah untuk menyampaikan informasi politik, membentuk dan atau membina citra politik dan pembentukan opini publik.

G. Penelitian yang relevan

Penelitian mengenai bentuk gaya bahasa sebelumnya telah dibahas dalam skripsi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Desy Wahyuning Tyas Pendidikan Bahasa Perancis yang lulus pada tahun 2012 dengan judul Bentuk dan Fungsi Gaya Bahasa pada Pidato Nicolas Sarkozy. Penelitian tersebut mengkaji tentang bentuk gaya bahasa pada 2 buah pidato Nicolas Sarkozy di Universitas Colombia dan di London. Pada penelitian tersebut gaya bahasa yang paling banyak digunakan adalah gaya bahasa ironi berupa bentuk sindiran. Pada penelitian ini, peneliti memilih topik yang sama yaitu mengenai gaya bahasa, akan tetapi dengan subjek yang berbeda yaitu penggunaan gaya bahasa pada pidato presiden Prancis François Hollande yang menjabat sejak tahun 2012 hingga sekarang. Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa secara khas, oleh karena itu tentunya François Hollande memiliki gaya bahasa tersendiri dalam berpidato.