Erotesis atau pertanyaan retoris L’interrogation OratoireRhétorique

73 Untuk mengetahui fungsi gaya bahasa hiperbola pada kalimat 6, tahapan awal menganalisisnya adalah dengan menggunakan teknik dasar PUP. Pada kalimat 6 satuan lingual « un musée extraordinaire » dijadikan sebagai unsur penentu. Selanjutnya untuk memahami konteks kalimat 6 maka perlu dihadirkan delapan komponen tutur SPEAKING. Berikut ini analisis kalimat 6 dengan menggunakan komponen tutur SPEAKING : Kalimat 6 merupakan bagian dari pidato formal peresmian museum Fondation Louis Vuitton di Paris pada 23 Oktober 2014 setting scene yang disampaikan oleh orator François Hollande sebagai penutur aktif di hadapan warga Prancis yang menghadiri acara tersebut participants. François Hollande menyampaikan pidato tersebut dengan tujuan untuk meresmikan museum Foundation Louis Vuitton sebagai salah satu museum sekaligus tempat pariwisata di Prancis Ends. François Hollande menyatakan kebanggaannya menghadiri acara peresmian museum Fondation Louis Vuitton Act sequences. Tuturan tersebut disampaikan dengan bahasa Perancis secara resmi key dalam bentuk bahasa tulis yang kemudian dilisankan instrumentalities. Tuturan tersebut disampaikan secara sopan norms dalam bentuk monolog atau pidato genres. Melalui teknik HBS, kalimat 6 dipadankan dengan konteks tuturan dengan melihat komponen tutur SPEAKING khususnya pada bagian komponen act sequences. Gaya bahasa hiperbola pada kalimat 6 mengandung fungsi referensial. 74 Isi dari kalimat 6 adalah membicarakan tentang « un musée » “Museum Fondation Louis Vuitton” yang menjadi referen sehingga menunjukkan fungsi referensial. Penggunaan gaya bahasa hiperbola juga ditemukan dalam pidato François Hollande yang disampaikan di gedung pertunjukan musik Philharmonie Paris pada tanggal 15 Januari 2015 : 7 Cette réalisation, ce geste, est signé de l’un de nos plus grands architectes, Jean NOUVEL, c’est une démonstration que la création française, que l’école d’architecture française est parmi, une fois encore, les plus brillantes. “Pelaksanaan ini, tindakan ini telah menandai salah satu dari arsitek- arsitek terbesar kita, Jean Nouvel, ini adalah suatu pembukaan dari karya Perancis, dari sekolah arsitek Perancis diantaranya, sekali lagi, yang paling jenius” www.elysee.fr. Kalimat 7 di atas menunjukkan adanya penggunaan gaya bahasa hiperbola. Penggunaan «le lexique hyperbolique » berupa bentuk superlatif « les plus » “yang palingter-” dimana mengandung unsur melebih-lebihkan. Untuk mengetahui bahwa penggunan bentuk superlative « les plus brilliantes» menunjukkan makna yang melebih-lebikan maka digunakan analisis komponensial. Berikut ini adalah analisisnya. Sèmes Lexèmes S1 Exagération “berlebihan” S2 Intelligent “pintar” S3 Doué “berbakat” le plus brillante ‘paling cerdas’ + + + Assez brillante ‘cukup cerdas’ - + + 75 Berdasarkan analisis di atas leksem le plus brilliante memiliki ketiga sèmes yaitu exagération, intelligent, doué sedangkan assez brilliante hanya memiliki 2 sèmes dan tidak memenuhi sèmes exagération ‘berlebihan’. François Hollande bisa saja memilih untuk menggunakan frasa « assez brilliant » yang kedudukannya lebih netral tetapi dalam kalimat di atas François Hollande memilih menggunakan frasa « les plus brilliantes ». François Hollande dengan sengaja menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk memuji secara melebih-lebihkan dengan tujuan untuk menonjolkan keunggulan dari sumber daya manusia yang dimiliki Prancis. Dengan penggunaan gaya bahasa hiperbola bentuk superlatif « les plus brilliantes» “yang palingtercedas” François Hollande ingin menunjukkan bahwa arsitek Prancis mempunyai kualitas skills yang patut diunggulkan dan dapat bersaing dengan arsitek dunia. Untuk mengetahui fungsi gaya bahasa hiperbola pada kalimat 7, tahapan awal untuk menganalisisnya adalah dengan menggunakan teknik dasar PUP. Pada kalimat 7, « Jean NOUVEL » dijadikan sebagai unsur penentu. Selanjutnya untuk memahami konteks kalimat 7 maka perlu dihadirkan delapan komponen tutur SPEAKING. Berikut ini analisis kalimat 7 dengan menggunakan komponen tutur SPEAKING : Kalimat 7 merupakan bagian dari pidato formal peresmian gedung pertunjukan musik Philharmonie Paris pada tanggal 15 Januari 2015 Setting scene yang disampaikan oleh orator François Hollande sebagai penutur aktif di hadapan warga Prancis yang menghadiri acara tersebut Participants. François