PEMBAHASAN 1. Strategi Komunikasi Pemasaran yang dilakukan pemerintah Kota dalam

diterima ditentukan oleh pemerintah. Pendanaan tersebut diatur dalam UU Nomer 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 49 seperti berikut Dokumen Bapan Promosi Pariwisata Daerah Surakarta.2012 : 1 Sumber pembiayaan Badan Promosi Pariwisata Daerah berasal dari: a. pemangku kepentingan; dan b. sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2 Bantuan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersifat hibah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Minutes Batasan Waktu Jadwal kerja menegaskan perencanaan untuk menjalakan tugas-tugas guna mencapai tujuan-tujuan program yang telah ditetapkan. Jadwal kerja membatu perusahaan atau organisasi menetapkan waktu yang tepat untuk melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan implementasi perencanaan-perencanaan tersebut agar terhindar dari masalah.konflik dan melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Jadwal kerja pelaksanaan program pengembangan dan pemasaran wisata MICE diatur dalam Road map promosi gambar 4.9 hal 121. Road map tersebut diharapkan dapat dipakai sebagai acuan untuk menjalankan proses komunikasi pemasaran wisata MICE. semuanya sudah diatur di road map promosi , untuk pelaksanaannya diharapkan sesuai seperti yang sudah direncanakan. Pergantian fase bukan berarti, fase yang kemarin berhenti tidak dilaksanakan. Tetap harus dilakukan hanya saja prioritas berubah Budi sartono, 23042015

F. PEMBAHASAN 1. Strategi Komunikasi Pemasaran yang dilakukan pemerintah Kota dalam

mempromosikan Kota Solo sebagai destinasi MICE Kota MICE adalah kota yang memilik produk Wisata MICE, Kota sebagai destinasi wisata MICE. Wisata MICE adalah salah satu dari 13 produk kepariwisataan di Indonesia commit to user merupakan wisata unggulan yang sedang berkembang dan dikembangkan di Indonesia. Begitu juga di Kota Solo , kota kecil dengan wilayah yang tidak begitu luas bertekad menjadikan wisata MICE menjadi produk unggulan bagi kepariwisataan Kota Solo. Oleh karena itu perlu disusun rencana dan program untuk menyampaikan pesan ini kepada khalayak. Perlu strategi komunikasi pemasaran yang jitu untuk mengkomunikasikan dan memasarkan agar konsumen dan calon konsumen sadar, tertarik kemudian membeli selanjutnya menjadi pelanggan. Strategi diperlukan perusahaan untuk mengatasi persaingan baik produk sejenis maupun produk substitusi, khususnya adanya produk baru maupun produk lama di pasaran. Rogers dalam Cangara 2013:61 memberikan batasan pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Sedangkan menurut Middelton dalam Cangara 2013: 62 Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran media, penerima sampai pengaruh efek yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. Strategi merupakan rincian dari langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Strategi menggambarkan gambaran secara keseluruhan dan memberikan petunjuk untuk semua langkah-langkah taktis. Tujuan dari strategi, tidak lain adalah untuk mencapai keuntungan kompetitif yang dapat dipertahankan yang muncul dari kegiatan organisasi Kotler dalam Smith, 1999: 68 Komunikasi pemasaran merupakan hubungan yang sistematis antara bisnis dan pasarnya. Pemasar menyusun rancangan ide-ide mereka, desain, pesan, media, bentuk , dan warna yang dikombinasikan sedemikian rupa untuk mengkomunikasikan ide-ide tersebut dan untuk mmpengaruhi khalayak yang menjadi targetnya Smith, 1999: 42. Komunikasi pemasaran sangat penting artinya bagi perusahaan tanpa terkecuali perusahaan yang bergerak dalam bidang pariwisata. Komunikasi pemasaran memainkan fungsi yang sangat penting dalam pariwisata karena pelanggan tidak selalu memiliki waktu untuk melihat, merasa atau mencoba produk yang akan dibelinya. Untuk melihat produk yang hendak dibeli, seseorang harus bepergian ke tempat tujuan. Karena itu fokus komunikasi pemasaran pariwisata menurut Vellas dan Becherel, adalah mengkomunikasikan dan menggaris bawahi nilai dari produknya Andayani, 2014: 10. commit to user Proses komunikasi pemasaran tidak dapat dipisahkan dari proses manajemen pemasaran. Peran manajemen pemasaran dalam sebuah organisasi sangatlah penting yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk menentukan siapa konsumennya dan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasan konsumennya. Menurut The American Marketing Association Andayani, 2011: 11 manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan pendistribusian gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaraan yang mampu memenuhi tujuan hidup individu dan organisasi. Kotler, dkk 2006: 23 menjelaskan manajemen pemasaran merupakan kegiatan melakukan analisa terhadap perencanaan, penerapan dan control terhadap sebuah desain program yang dibuat, dibangun dan mampu mengelola keuntungan dari setiap transaksi yang dilakukan oleh konsumen demi tujuan perusahaan. Manajemen pemsaran juga merupakan seni dan ilmu didalam memilih sasaran dan mendapatkan, memelihara dan mengembangkan para pelanggan melalui proses penciptaan, penyampaian dan pengkomunikasia nilai pelanggan yang lebih baik. Aktifitas manajemen dalam kegiatan pemasaran dibagi menjadi tiga bagian Reid Bojanic, 2006: 30, meliputi : perencanaan pemasaran, pelaksanaan pemasaran dan evaluasi pemasaran. Demikian halnya dengan pemasaran Solo Kota MICE yaitu pemasaran kota Solo sebagai destinasi pariwisata yang memiliki potensi wisata MICE. Wisata MICE memiliki keunikan dalam proses komunikasi pemasarannya. Sesuai dengan karakter bisnis MICE yang massif, multiple effect dan high yield dan produk yang dihasilkan adalah kolaborasi dari intangible dan tangible product. Dan untuk menjadi Kota MICE pun harus memenuhi sembilan karakter dan 65 indikator, persyaratan yang menyentuh hampir seluruh sektor daerah setempat. Oleh karena itu strategi komunikasi pemasarannya perlu dilakukan dengan well organized dan dilakukan sesuai proses manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam penelitian ini, penulis melihat strategi komunikasi pemaasaran yang dilakukan oleh Pemerintah kota dengan menggunakan teori sistem analisis model SOSTAC+3Ms yang didalamnya juga terkandung unsur-unsur STOP SIT. Setelah dipetakan maka pembahasannya adalah seperti berikut: commit to user

A. Perencanaan strategi komunikasi pemasaran Kota Solo sebagai dstinasi wisata MICE

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MICE (Meeting Insentive Conference Exhubition) DEPARTEMENT POSTERS HOTEL MICE BANDUNG MELALUI FASILITAS PELAYANAN UNTUK KEPUASAN PELANGGAN

0 10 1

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DISBUDPAR DALAM MEMPROMOSIKAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI KOTA Strategi Komunikasi Pemasaran Disbudpar Dalam Mempromosikan Kota Surakarta Sebagai Kota Budaya Dan Pariwisata ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Pemasaran

0 1 13

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN CS WARUNG KOPI SOLO (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Dalam Mengha

0 2 15

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Dalam Menghadapi Persaingan Kafe Lokal Di Kota Solo).

7 21 12

Tourists Behavioral Intention Antecedent Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE ) in Bali.

0 0 3

PERAN STAF KREATIF DAN RUNNER DALAM EVENT PROJECT PREPARATION, BRAND ACTIVATION, KEGIATAN MEETING, INCENTIVE, CONFERENCE, EXHIBITION DI PT. JPPRO Bali.

0 0 10

MICE sebagai strategi pemasaran Hotel Grand Zuri Yogyakarta.

0 0 14

Strategi komunikasi pemasaran kota solo sebagai destinasi mice (Meeting, Incentive Trip, Conference, Exhibition) AWAL

1 1 12

this PDF file Analisis Usaha Event Organizer MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Melalui Kanvas Model Bisnisdan Peta Empati: Studi Kasus Event Organizer di Yogyakarta dan Surakarta. | Nadzir | Jurnal Manajemen Bisnis 1 SM

0 0 24

this PDF file Analisis Usaha Event Organizer MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Melalui Kanvas Model Bisnisdan Peta Empati: Studi Kasus Event Organizer di Yogyakarta dan Surakarta. | Nadzir | Jurnal Manajemen Bisnis 1 PB

0 0 24