Sebelah Barat : Kkabupaten Sukoharjo.
Kota Surakarta yang terletak pada jalur strategis Bali-Surabaya-Solo- Yogyakarta-Purwokerto-Jakarta-Sumatra, sangat berpeluang besar dalam
pengembangan bidang
perdagangan, industri
pengolahan, manufaktur,
pariwisata, dan pendidikan. Secara astronomis Kota Surakarta terletak diantara 110
o
45‟ 15” – 110
o
45‟ 35” Bujur Timur dan antara 7
o
36‟ 43” _ 7
o
56‟ 28” Lintang Selatan dengan luas wilayah 44,06 km
2
. Secara geografis Surakarta berada diantara dua buah gunung yaitu Gunung Lawu dan Gunung Merapi. Dan berada ditepi sungai Bengawan
Solo sehingga Kota Surakarta memiliki topografi yang realtif rendah, dengan ketinggian rata-rata 92m diatas permukaan laut. Suhu udara anatara 24,8
– 28,1
o
C dengan kelembaban udara 84. Kota Surakarta merupakan kota tua, bekas ibukota kerajaan Kasunanan Surakarta
Hadiningrat sejak tahun 1745 dan Pura Mangkunegaran. Kedua pusat kebudayaan jawa tersebut sudah tentu memiliki pengaruh besar terhadap
pembentukan tradisi dan adat istiadat masyarakat Kota Surakarta dan sekitarnya. Kekayaan budaya Jawa yang bersumber dari kedua punjering kebudayaan Jawa
tersebut merupakan kekayaan cultural yang paling besar disbanding kekayaan daerah lain. Salah satu karakteristik tata nilai budaya jawa adalah kenthal dan
laku tirakat, antara lain dalam bentuk berjaga malam lek-lekan. Dengan banyaknya warga yang senang laku tirakat lek-lekan inilah kemudian muncul
usaha-usaha yang beroperasi pada malam hari di banyak kawasan strategis, misalnya: hik. Dari sini muncul julukan Sala, kota yang tidak pernah tidur.
b. Kondisi Demografis 1 Kondisi Penduduk
Kota Surakarta merupakan kota dengan penduduk yang padat, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 2. Jumlah penduduk kota Surakarta
berdasarkan pendapatan penduduk berkelanjutan tahun 2014 kurang lebih sebanyak 552.650 jiwa dengan sex ratio 97,76 setiap 100 penduduk wanita
commit to user
terdapat 97-98 penduduk laki-laki. Jumlah penduduk yang kerja sebanyak 346.181 jiwa atau sebesar 62,64 . Wanita yang telah bekerja sebesar
170.604jiwa atau sebesar 30,87 . Tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi yaitu 12.548 jiwakm2, dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Pasar Kliwon
sebesar 17.429 jiwakm2 dan kepadatan terendah di Kecamatan Jebres sebesar 11.298 jiwakm2.
Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki struktur tenaga kerja yang hampir sama, yaitu didominasi oleh sektor industri, dan sektor jasa.
Berdasarkan data SIAK Dinas kependudukan dan catatan sipil Surakarta tahun 2014 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk kota Solo bekerja sebagai
pegawai perusahaan swasta selanjutnya sebagai wiraswasta, pegadang, pegawai negeri, Guru dan Dosen, pekerja seni, buruh harian lepas, para medis, pelayan
keagamaan. Bedasarkan tingkat Pendidikan yang ditamatkan penduduk Kota Surakarta
jumlah terbanyak tamat SLTAsederajat 1662.606 jiwa, kemudian diikuti tamat SLTPSederajat 84.227 jiwa, tamat SDsederajat 82.848 jiwa, tamat Diploma I
II 3.466 jiwa, tamat akademiD III sebanyak 22.130 jiwa, tamat S1 44.889 jiwa, tamat S2 4.251 jiwa, tamat S3 189 jiwa. Sedangkan yang belum tamat
SDsederajat 60.760 jiwa, dan yang tidakbelum sekolah sebanyak 87.284. Selain dihuni oleh suku Jawa, ada banyak pula penduduk beretnis Tionghoa, dan
Arab yang tinggal di Surakarta. Keberagaman agama dan kepercayaan juga membaur di tengah-tengah warga Solo diantaranya agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, Konghucu dan aliran kepercayaan. Bangunan ibadah bersejarah yang masih dapat dijumpai di Surakarta beragam,
yang mencerminkan keberagaman kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Solo, mulai dari masjid terbesar dan paling sakral yang terletak di bagian barat
kota Surakarta, yaitu Masjid Agung Surakarta yang dibangun sekitar tahun 1727 atas prakarsa dari Paku Buwono X, Masjid Mangkunegaran, masjid tertua di
Solo, Masjid Laweyan, Gereja St. Petrusdi Jl. Slamet Riyadi, Gereja St. Antonius perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Purbayan, hingga Tempat Ibadah Tri Dharma Tien Kok Sie, Vihara Am Po Kian, dan Sahasra Adhi Pura.
Perkampungan Arab menempati tiga wilayah kelurahan, yaitu Kelurahan Pasar Kliwon, Semanggi dan Kedung Lumbu di Kecamatan Pasar KliwonPenempatan
kampung Arab secara berkelompok tersebut sudah diatur sejak zaman dulu untuk mempermudah pengurusan bagi etnis asing di Surakarta dan demi terwujudnya
ketertiban dan keamanan. Etnis Arab mulai datang di Pasar Kliwon diperkirakan sejak abad ke-19. Terbentuknya perkampungan di Pasar Kliwon, selain
disebabkan oleh adanya politik pemukiman di masa kerajaan, juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah kolonial. Perkampungan Tionghoa banyak terfokus di
wilayah Balong, Coyudan, dan Keprabon. Hal ini dapat dilihat dengan adanya bangunan-bangunan kelenteng dan tempat ibadah, seperti Kelenteng Tien Kok
Sie.
2Kondisi Pemerintahan
Wilayah administrasi kota Surakarta terbagi menjadi lima wilayah kecamatan yaitu Jebres, Banjarsari, Pasar Kliwon, Serengan dan Lawiyan dan 51 Kalurahan
dengan luas wilayah dan kepadatan penduduk yang berbeda-beda. Wilayah terluas berada di Kecamatan Banjarsari 14,81 km2 dan wilayah tersempit di
Kecamatan Serengan 3,19 km2.
3 Sosial dan Budaya Surakarta memiliki semboyan Berseri,akronim dari Bersih, Sehat, Rapi,
dan Indah, sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan
pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo, The Spirit of Java Jiwanya Jawa sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat
kebudayaan Jawa. Slogan
Solo The Spirit of Java
diperoleh dari hasil sayembara yang diadakan oleh Pemkot Solo pada 4 Oktober sampai 14
November 2005 yang dimenangkan oleh Dwi Endang Setyorini warga Giriroto, Ngemplak, Boyolali. Logonya, dikerjakan oleh perusahaan
commit to user
periklanan pemenang pitching tender, yaitu Freshblood Indonesia Solo dan didampingi oleh tim konsultan desain Optimaxi Jakarta di bawah pengawasan
GTZ dalam rangkaian program Regional Economic Development RED atau GTZ-RED.
Perancangan logo berlangsung sekitar enam bulan di Solo. Selama masa itu diselenggarakan sesi konsultasi dengan Badan Koordinasi Antar Daerah
BKAD dan tokoh masyarakat, yang puncak sosialisasinya digelar di Ballroom Hotel Quality The Sunan Hotel saat ini, dihadiri beragam kalangan sebagai
representasi wilaya Solo Raya Tim perancang bekerja dengan bekal slogan hasil sayembara dan dituntut menjabarkan konsep
Spirit of Java
dalam wujud visual. Identitas visual yang berupa tulisan ”Solo” beserta slogan di bawahnya dengan
aksen huruf ”O” berbentuk relung, diperoleh dari ekstraksi konsep visual yang
merefleksikan kesan Jawa dalam tampilannya. Relung dalam logo bisa saja mengingatkan orang pada ornamen keris, batik, atau mebel yang merujuk pada
wilayah Jawa. Selain itu Kota Solo juga memiliki beberapa julukan, antara lain Kota Batik, Kota Budaya, Kota Liwet, Solo Kota MICE. Penduduk Solo
disebut sebagai
wong Solo
, dan istilah
putri Solo
juga banyak digunakan untuk menyebut wanita yang memiliki karakteristik mirip wanita dari Solo.
Julukan, slogan atau semboyan tersebut diharapkan menjadi semangat dan penuntun bagi masyarakat kota Surakarta untuk lebih maju dan berkembang
dalam segala bidang, juga sebagai upaya untuk menonjolkan keistimewaan dan keunikannya. Slogan tersebut juga dimaksudkan untuk me-
branding
kota Solo di mata dunia, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan dunia pariwisata
di Indonesia, dan di kota Solo pada khususnya. Sebagai daerah yang miskin sumber daya alam, kondisi sosial ekonomi Kota
Surakarta sudah barang tentu banyak dipengaruhi oleh seberapa jauh output yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan sektor ini akan sangat tergantung pada
masukan produk sumber daya alam dari luar wilayah Surakarta, khususnya wilayah SUBOSUKOWONOSRATEN. Akan tetapi, karena Surakarta memiliki
fungsi layanan jasa-jasa, maka wilayah-wilayah sekitar Surakarta tersebut juga perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
menggantungkan layanan jasa yang diproduksi di Surakarta untuk menjalankan roda ekonominya.
Pusat bisnis kota Solo terletak di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Beberapa bank, hotel, pusat perbelanjaan, restoran internasional, hingga tujuan wisata dan
hiburan terletak di sepanjang jalan protokol ini, termasuk Graha Soloraya, Loji Gandrung rumah dinas wali kota. Pada hari minggu pagi, jalanan Slamet
Riyadi khusus ditutup bagi kendaraan bermotor, untuk digunakan sebagai ajang
Solo Car Free Day
, sebagai bagian dari tekad pemda untuk mengurangi polusi. Beberapa mal modern di Solo antara lain Solo Square, Solo grand Mall
SGM, Solo Paragon,
Solo Center Point
SCP, Singosaren plaza, Pusat Grosir Solo PGS,
Beteng Trade Center
BTC, Hartono Mall Solo Baru, Pusat Perbelanjaan Luwes Ratu Luwes, Sami Luwes, Luwes Sangkrah, Luwes
Gading, Luwes Nusukan, Luwes Mojosongo, Luwes Palur, dan Palur Plaza. Solo memiliki beberapa pabrik yang mempekerjakan karyawan dalam jumlah
yang besar antara lain Sritex, Konimex, dan Jamu Air Mancur. Selain itu masih ada banyak pabrik-pabrik lain di zona industri Palur.Beberapa rumah sakit
bersejarah antara lain RS Kadipolo dan Rumah Sakit Panti Kosala Kandang Sapi. Sementara rumah sakit lain dengan fasilitas UGD 24 jam antara lain
RSUD Moewardi, RS PKU Muhammadiyah, RS Islam Surakarta Yarsis, RS Kustati, RS Kasih Ibu, RS Panti Waluyo, RS Brayat Minulyo, dan RS Dr. Oen
Solo Baru. RS Ortopedi Dr. Soeharso adalah salah satu pusat ortopedi terkemuka di Indonesia yang pernah menjadi pusat rujukan tulang nasional.
Karena sejarahnya, terdapat banyak bangunan bersejarah Surakarta mulai dari bangunan ibadah, bangunan umum, keraton, hingga bangunan militer. Selain
Keraton Surakarta dibangun 1675 dan Pura Mangkunegaran dibangun 1757, terdapat pula Benteng Vesternburg peninggalan Belanda, dan Loji Gandrung
yang saat ini digunakan sebagai kediaman Walikota Surakarta. Sebelumnya, bangunan peninggalan Kolonial yang sampai saat ini masih utuh kondisinya ini
selain digunakan sebagi tempat kediaman pejabat pemerintah Belanda, juga sering digunakan untuk dansa-dansi gaya Eropa dan bangsawan Jawa, sehingga
commit to user
disebut seb agai “Gandrung”. Pada tahun 1997 telah didata 70 peninggalan
sejarah di Solo yang meliputi tempat bersejarah, rumah tradisional, bangunan kolonial, tempat ibadah, pintu gerbang, monumen, furnitur jalan, dan taman
kota. Museum batik yang terlengkap di Indonesia, yaitu
House of Danar Hadi,
dan museum tertua di Indonesia, yaitu Musem Radya Pustaka, terletak di jalan
protokol Slamet Riyadi, Surakarta. Museum Radya Pustaka yang dibangun pada tanggal 28 Oktober 1980 oleh Kanjeng Adipati Sosrodiningrat IV, Pepatih
Dalem pada masa pemerintahan Paku Buwono IX dan Paku Buwono X, memiliki artefak-artefak kuno kebudayaan Jawa dan bertempat di kompleks
Taman Wisata Budaya Sriwedari. Selain itu ada pula Museum Keraton Surakarta Museum Sasana Pustaka, Museum Pura Mangkunegaran Museum
Rekso Pustaka, Museum Pers, Museum Sangiran dan Museum Lukis Dullah. Selain museum, terdapat pula sebuah situs budaya bernama Balai Sudjatmoko.
Bangunan ini adalah rumah Sudjatmoko yang di dalamnya masih bisa dilihat karya-karya dan peninggalan Sudjatmoko baik dalam bentuk buku, kaca mata,
toga, dan foto-foto asli dokumenter koleksi pribadi keluarga Sudjatmoko. Balai Sudjatmoko difungsikan oleh pengelolanya sebagai pusat apresiasi baik
pementasan, pertunjukan, pameran, bedah buku dan sarasehan. Para seniman juga diberi kesempatan luas untuk memanfaatkan Balai Sudjatmoko untuk
melakukan apresiasi seni dalam bentuk pameran baik pameran lukisan, patung, kriya sampai dengan pameran pendidikan.
Surakarta dikenal sebagai salah satu inti kebudayaan Jawa karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa.
Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, seni boga, busana, arsitektur, dan
bermacam-macam ekspresi budaya lainnya. Orang mengetahui adanya persaingan kultural antara Surakarta dan Yogyakarta, sehingga melahirkan
apa yang dikenal sebagai gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta di bidang perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
busana, gerak tarian, seni tatah kulit wayang, pengolahan batik, gamelan, dan sebagainya.
Bahasa yang digunakan di Surakarta adalah bahasa Jawa Surakarta dialek Mataraman Jawa Tengahan dengan varian Surakarta. Dialek MataramanJawa
Tengahan juga dituturkan di daerah Yogyakarta, Magelang timur, Semarang, Pati, Madiun, hingga sebagian besar Kediri. Meskipun demikian, varian lokal
Surakarta ini dikenal sebagai varian halus karena penggunaan kata-kata karma yang meluas dalam percakapan sehari-hari, lebih luas daripada yang
digunakan di tempat lain. Bahasa Jawa varian Surakarta digunakan sebagai standar bahasa Jawa nasional dan internasional, seperti di
Suriname.
Beberapa kata juga mengalami spesifikasi, seperti pengucapan kata inggih ya bentuk
krama yang penuh iŋg ɪ
h, berbeda dari beberapa varian lain yang melafalkannya injih iŋdʒ
ɪ h, seperti di Yogyakarta dan Magelang. Dalam
banyak hal, varian Surakarta lebih mendekati varian Madiun-Kediri, daripada varian wilayah Jawa Tengahan lainnya.
Walaupun dalam kesehariannya masyarakat Solo menggunakan bahasa nasional bahasa Indonesia namun sejak kepemimpinan wali kota Joko Widodo maka
bahasa Jawa mulai digalakkan kembali penggunaannya di tempat-tempat umum, termasuk pada plang nama-nama jalan dan nama-nama instansi
pemerintahan dan bisnis swasta. Solo juga berperan dalam pembentukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional Indonesia Pada tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Konggres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa
Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr.Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr.Poerbotjaraka, dan Ki
Hajar Dewantara. Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.
Solo memiliki beberapa tarian daerah seperti Bedhaya Ketawang, Dorodasih, Sukoharjo, dll. dan Srimpi Gandakusuma dan Sangupati. Tarian ini masih
dilestarikan di lingkungan Keraton Solo. Tarian seperti Bedhaya Ketawang perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
secara resmi hanya ditarikan sekali dalam setahun untuk menghormati Sri Susuhunan Pakoe Boewono sebagai pemimpin Kota Surakarta.
Peninggalan sejarah lain adalah Batik. Batik adalah kain dengan corak atau motif tertentu yang dihasilkan dari bahan
malam
khusus wax yang dituliskan atau di cap pada kain tersebut, meskipun kini sudah banyak kain batik yang
dibuat dengan proses cetak. Solo memiliki banyak corak batik khas, seperti Sidomukti dan Sidoluruh. Di KecamatanLaweyan terdapat Kampung Batik
laweyan yaitu kawasan sentra industri batik yang sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546. Kampung batik lainnya yang terkenal untuk para
turis adalah Kampung Batik Kauman. Produk-produk batik Kampung Kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, katun jenis premisima
dan prima, rayon. Keunikan yang ditawarkan kepada para wisatawan adalah kemudahan
transaksi sambil
melihat-lihat rumah
produksi tempat
berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan batik bahkan untuk
mencoba sendiri mempraktekkan kegiatan membatik. Batik Solo memiliki ciri pengolahan yang khas, warna kecoklatan sogan yang
mengisi ruang bebas warna, berbeda dari gaya Yogya yang ruang bebas warnanya lebih cerah. Pemilihan warna cenderung gelap, mengikuti
kecenderungan batik pedalaman. Jenis bahan batik bermacam-macam, mulai dari sutra hingga katun, dan cara pengerjaannya pun beraneka macam, mulai
dari batiktulis hingga batik cap.
4. Profil Pariwisata Surakarta