Pendapat narasumber diatas menjelaskan bahwa tujuan pemasaran Solo Kota MICE meliputi tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Jangka panjangnya
adalah Solo menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan menjadi tuan rumah secara tetap untuk acara-acara nasional dan internasional dan
menempatkan wisata MICE sebagai salah satu tujuan pengembangan pariwisata Solo Raya yang mencakup enam kabupaten di sekitar Solo yaitu Sukoharjo,
Boyolali, Karanganyar,
Wonogiri, Sragen
dan Klaten
SUBOSUKOWONOSRATEN. Tujuan ini merupakan
Regional Tourism Strategy
, sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah meningkatkan kunjungan wisatawan, meningkatkan lama tinggal wisatawan dan meningkatkan
Pendapatan Daerah.
b. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi pemasaran wisata MICE di Kota Solo adalah untuk
positioning
dan mem-
branding
Kota Solo itu sendiri, yaitu mem-
branding
sebagai Kota MICE Kalo bicara MICE sudah sejak pak Jokowi, selainitu sejak dulu solo
sudah keliatan wisata MICE nya. Dan merupakan branding Solo. Adji MSU, 2032014
Ohya pasti …… Keberadaan Solo Kota MICE tentu saja membawa
dampak, yaitu membranding kota Solo.Budi Sartono, 1932014 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Surakarta, secara tidak langsung sudah
melakukan “
place branding
” dan “
place positioning
” yaitu dengan menggunakan
positioning statement
“Solo Kota MICE”. Hal ini sebagai cara menonjolkan wiasata MICE, mengklaim dan memposisikan Kota Solo di posisi
yang superior diantara kota lain.
3. Strategy strategi
Dengan mempertimbangkan segmentasi, target, tujuan dan
positioning
yang diharapkan Kota Solo maka strategi pengembangan dan pemasaran wisata MICE
yang sudah disepakati dalam rantai nilai wisata MICE adalah perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
1 Peningkatan Pemahaman wisata MICE Meskipun MICE bukan merupakan bisnis baru, namun istilah ini belum
banyak dipahami. Oleh karena itu perlu tindakan khusus untuk menyamakan persepi tentang bisnis MICE bagi pemerintah Kota Solo dan pelaku bisnis di
Kota Solo. Bila perlu masyarakat pun perlu mendapat edukasi tentang bisnis MICE.
2 Peningkatan publikasi dan promosi dengan moto
low budget-high impact.
Hal ini dimaksudkan bahwa publikasi tentang Solo sebagai destinasi MICE harus diperbanyak, dan dilakukan lebih intens, demikian halnya dengan
promosinya. Dalam menetapkan atau memilih media atau alat untuk melakukan proses pemasaran perlu dipertimbangkan dari segi biaya,
efektifitas media dan dampak timbal baliknya.
3 Pengembangan SDM. Bisnis MICE merupakan bisnis besar dan rumit sehingga perlu ditangani oleh
SDM yang professional. Kegiatan pengembangan SDM meliputi pemahaman mengenai bisnis MICE dan pelatihan-pelatihan tentang penyelenggaraan
MICE.
4 Peningkatan komunikasi dan koordinasi lintas sektor Karakter Wisata MICE adalah masif yang melibatkan banyak sektor dalam
masyarakat seperti transpotasi, katering, perlengkapan
meeting
dan
lighting
, gedung, makanan, minuman hingga pengrajin dan peternak., oleh karena itu
koordinas dan kerjasama yang menyeluruh perlu dilakukan agar semua stakeholder memiliki persepsi dan
passion
yang sama.
5 Perbaikan infrastruktur dan fasilitas pendukung Infrastruktur dan fasilitas pendukung menjadi faktor yang penting dalam
rangka pengembangan dan pemasaran wisata MICE demi kenyaman dan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
kemudahan bagi tamu ketika mengadakan kegiatan MICE di kota Solo. Sebagai contohnya adalah toilet umum, kebersihan, kenyamanan transportasi,
kenyamanan pejalan kaki, kemudahan perijinan, kemudahan
fasilitas publik seperti
money changer
,
ticketing
dan lain sebagainya. 6 Pengembangan kapasitas dan kualitas MICE provider, seperti ballroom,
venue, catering dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi kosumen, karena venue merupakan
pertimbangan pokok bagi penyelenggara MICE
4 . Tactics taktik
Dengan melihat hasil dari pemaparan strategi diatas, maka taktik yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta dan
stakeholder
pariwisata Surakarta, sebagai berikutDokumen BPPIS. Pengembangan MICE di Solo. 2013:
Taktik pertama yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta adalah melakukan
Marketing research
yaitu dengan melakukan survey dan kajian pasar wisata MICE. Analisa situasi ini sangat penting karena dengan cara ini Dinas
pariwisata dapat mengetahui potensi daerah dan mengetahui harapan dan keinginan konsumen MICE.
Taktik kedua adalah meningkatkan promosi dan publikasi. Dalam hal ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta memanfaatkan sebanyak mungkin kegiatan
yang memungkinkan pesan Solo Kota MICE dapat tersampaikan kepada konsumen atau calon konsumen.
a. Publikasi. Untuk publikasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta tidak selalu
menggunaka media cetak seperti Koran sebagai medianya. Namun menekankan pada penyelenggaraan kegiatan-kegiatan semacam festival dan pentas seni
dudaya. Dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seni dan budaya secara rutin akan memberikan nilai lebih dan diferensiasi dibandingkan kompetitor.
Hal ini seiring, bahkan mendukung
branding
kota Solo sebagai kota budaya. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Brosur, leaflet dan CD merupakan media rutin yang dipakai untuk publikasi. Media ini masih dinilai sangat membantu bagi konsumen dan calon konsumen
untuk menggali informasi tentang potensi wisata kota Solo. Selain itu pemanfaatan IT seperti website dan facebook juga dipilih untuk menjangkau
konsumen dan calon konsumen yang berada jauh dari Kota Solo. Dengan menampilkan potensi yang dimiliki kota Solo baik dari segi budaya, kuliner,
festival, belanja dan potensi MICE diharapkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu publik untuk berkunjung ke kota Solo.
b. Promosi Sebagai produk yang baru resmi ditetapkan sebagai produk unggulan
dalam kepariwisataan Kota Solo maka perlu di promosikan. Kegiatan promosi yang dilakukan Dinas Kebudyaan dan pariwisata Surakarta adalah dengan
melakukan kegiatan-kegiatan bersama seperti: 1
Road show,
adalah kegiatan promosi dengan cara berkunjung ke kota lain, dan disana diadakan pertemuan dan kerjasama dengan Dinas
Pariwisata setempat serta
stakeholder
Pariwisata setempat. 2
Travel mart,
adalah kegiatan pertemuan antara
buyer dan seller
yang diselenggarakan oleh asosiasi
travel agent
yang melibatkan semua stakeholder pariwisata dan pemerintah. Dalam kegiatan tersebut akan
dilakukan promosi bahkan bisa mencapai transaksi. 3
Table top,
adalah kegiataan yang serupa dengan
travel mart,
bedanya adalah kegiatan ini dapat dilakukan oleh instansi apa saja.
4
Familiarization trip
, kunjungan-kunjungan dalam rangka melihat produk-produk yang ditawarkan atau dipromosikan.
Dipilih media ini dimaksudkan untuk lebih dekat dengan khalayak, membangun relationship secara langsung, dan mampu menyampaikan
pesan dengan memberikan “
the realexperience
‟ . Kita juga melakukan promosi dan pemasaran secara langsung yaitu
lewat kegiatan-kegiatan seperti table top, road show, travel mart dan lain-lain. Di Solo kita mengadakan kegiatan rutin Bengawan Travel
Mart, kalau di Semarang kan namanya Borobudur travel mart. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Disitu kita mengadakan pertemuan anatar buyer dan seller baik dari dalam negeri maupun luar negeri, menjamu mereka juga, kita ajak
menyaksikan budaya dan keunikan kita seperti Batik Carnival, dll. Kalau acara khusus MICE yaitu tadi ICMITM, Indonesia Corporate
Meeting Incentive travel mart, yang diadakan dua tahun sekali. Tahun ini di adakan di Surabaya. Saya berharap jadwal yang berikut
mau saya minta diadakan di Solo.Biasanya di acara mart atau table top, sering terjadi transaksi atau pemesanan kamar atau pemesanan
meeting langsung dari buyer. Jadi sangat bermanfaat. Jadi secara tidak langsung kita sudah berjualan dan membangun relasi.Budi
Sartono, 23042015
Kami , selain mengikuti berbagai macam aktifitas Travel mart, road show, bersinergi dengan pemerintah, dengan badan promosi ,
termasuk bekerja sama ASITA di luar Solo Raya., yang terakhir kita bekerjasama dengan Palembang. acara road show rutin kita
lakukan bersama pemerintah kota, dan kita ikut ambil bagian, seperti Bengawan Solo Travel mart itu kan kegiatan ASITA
bersama dengan dinas.Daryono, 20032015 Temen-temen hotel mendukung dan gabung dengan kegiatan-
kegiatan bersama seperti road show atau travel mart, bahkan travel mart di luar negeri seperti MATTA, saya kira ini juga merupakan
bagian dari cara melakukan promosi. Adji MSU, 20032015
4 Bergabung dengan ICMITM Indonesia Confernce Meeting Incentive Travel Mart. Asosiasi ini diberanggotakan pelaku MICE di seluruh
Indonesia.
Taktik ketiga adalah membangun komunikasi dan kerjasama lintas sektor Dinas Pariwisata diluar Kota Surakarta merangkul lima kabupaten yang
mengelilingi Kota Solo dan berkoordinasi dan bekerjasama dengan
stakeholder
terkait baik di dalam kota maupun di luar kota. Lima Kabupaten tersebut adalah Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Hal ini dilakukan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta untuk lebih memaksimalkan daya tarik wisata di Kota Solo dan meraih keuntungan bersama.
Solo kan kecil wilayahnya, kita hanya punya kraton, museum. Sementara wisata alam ada di wilayah tetangga. Ini salah satu strategi
kita untuk menjual Solo. Kelebihan kita adalah merupakan kota perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
penghubung dari wilayah jawa timur ke jawa barat, pusat perdagangan sejak jaman dahulu, transportasi kuat, meskipun bandara masuk wilayah
boyolali. Posisi geografis kita menjadi penghubung kelima kabupaten tersebut. Budi Sartono, 06042015
5. Action aksiimplementasi