Manajemen Produk Pelaksanaan Strategi Komunikasi Pemasaran wisata MICE

daya tarik bagi calon konsumen untuk mendapatkan reason to buy dan menyentuh human spirit konsumen. h. Materi promosikoleteral Promosi melalui koleteral brosur, factsheet,Calender of Event adalah merupakan salah satu strategi media yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwsata Surakarta dalam rangka komunikasi pemasaran wisata MICE secara rutin. Brosur merupakan salah satu alat komunikasi pemasaran yang penting, brosur mampu menciptakan dan membangun persepsi wisatawan tentang destinasi, brosur dapat menampilkan profil produk wisata, atraksi-atraksi wisata dan pelayanan keramahtamahan wisata Maaiah dan Masadeh, 2015. Koleteral yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta tidak secara khusus menampilkan dan mempromosikan wisata MICE, namun mempresentasikan potensi pariwisata kota Solo secara keseluruhan. Hal ini dimaksudkan bahwa wisata MICE di Kota Solo didukung oleh kolaborasi semua wisata yang ada di Solo. Berdasarkan penelitian dokumen yang dilakukan penulis, pesan dalam koleteral yang dibuat oleh Dinas Kebudayaan dan pariwisata Surakarta adalah cukup baik dan menarik. Semua potensi pariwisata yang dimiliki kota Solo seperti wisata belanja, wisata kuliner, wisata budaya dan wisata MICE cukup terwakili dalam brosur dan factsheet. Didukung dengan menampilkan tiga bahasa yaitu bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Inggris dalam koleteral tersebut. Hal yang menjadi perhatian adalah jumlah pencetakan materi promosi dan distribusi materi promosi masih kurang maksimal.

2. Manajemen Produk

Dinas kebudayaan dan Pariwisata Surakarta juga melakukan manajemen produk pada komunikasi pemasaran wisata MICE. Manajemen produk sangat diperlukan mengingat bahwa Wisata MICE secara bersamaan mencakupi produk tangible dapat disentuh dan intangible tidak dapat disentuh, hanya bisa perpustakaan.uns.ac.id commit to user dirasakan , sehingga ketika menentukan komunikasi pemsarannya diperlukan strategi pemasaran yang mampu mengkolaborasikan kedua produk tersebut. Sesunguhnya yang dibeli konsumen bukanlah produk semata-mata dalam wujud fisiknya, melainkan manfaat pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen yang ditawarkan produk tersebut. Di dalam penawaran jasa terdapat dua macam tipe barang, yakni support goods dan fasilitating goods . Tjiptono 2014: 142 menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam pemasaran jasa atau konsep jasa dapat dijabarkan ke dalam tiga elemen: a. Unsur fisik, yaitu elemen-elemen material fisik berupa support goods dan fasilitating goods , misalnya makanan dan minuman yang disajikan di restoran, penginapan, souvenir dan lain-lain. b. Manfaat sensual sensual benefit , yakni manfaat-manfaat yang berkaitan dengan panca indera, misalnya aroma, pemandangan, kenyamanan, rasa makanan dan lain-lain. c. Manfaat psikologis, yakni manfaat-manfaat yang tidak dapat didefinisikan secara jelas dan cenderung ditentukan oleh pelanggan secara subyektif. Tipe manfaat ini menyebabkan manajemen pemasaran khususnya pemasaran jasa menjadi kompleks. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka pemasaran wisata MICE harus benar-benar dikelola dan dikemas dengan baik sehingga menjadi sebuah paket yang menarik. Paket wisata yang menkolaborsaikan antara produk tangible dan intangible sehingga dapat memberikan unforgetable experience. Bila hal ini terjadi dan dirasakan oleh para wistawan maka promosi dari mulut ke mulut words of mouth akan terjadi. Smith 1999: 11 menyebutkan bahwa salah satu dari alat promosi adalah promosi dari mulut ke mulut atau getok tular. Dan biasanya komunikasi pemasaran melalui media ini akan lebih efektif Oleh karena itu persiapan yang dilakukan pemerintah Kota untuk dapat memberikan manfaat fisik dan manfaat sensual serta pengalaman yang tak terlupakan bagi tamu wisata MICE meliputi 1 persiapan fisik yaitu infrastruktur commit to user dan fasilitas meeting berupa pembangunan hotel, pusat perbelanjaan, pusat kuliner, tempat wisata 2 persiapan pelayanan, kenyamanan, keramahtaman yang memberikan manfaat psikologis berupa upaya menyediakan tegana SDM yang terampil dan terlatih, kemudahan akses dan trasnsportasi, dan menyediakan berbagai atraksi seni dan budaya dan hiburan. 3 . Kerjasama Lintas Sektoral Dalam rangka pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran wisata MICE Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta merangkul pihak lain dengan melakukan komunikasi dan kerjasama lintas sektoral yaitu dengan serius melibatkan pihak stakeholder pariwisata Surakarta dan pihak lain diluar Kota Solo yaitu lima kabupaten yang mengelilingi Kota Solo Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten SUBOSUKOWOSRATEN. Kerjasama lintas sektoral internal Kota Solo dalam rangka pengembangan dan pemasaran wisata MICE juga dilakukan. Hal ini merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, yang nantinya mampu memberikan sensual benefit dan unforgettable experience . Kedua jalinan relasi tersebut merupakan relationship marketing yaitu upaya untuk melibatkan, menciptakan, mempertahankan, dan mendorong hubungan jangka panjang dengan para pelanggan dan juga pihak lainnya untuk keuntungan bersama Belch Belch 2001: 9. Munculnya relationship marketing ini didorong oleh sejumlah faktor yakni perusahaan menyadari bahwa pelangan semakin banyak menuntut karena mereka menginginkan pelayanan terbaik yang mencakup produk yang bermutu dengan harga yang kompetitif, mudah didapat, pengiriman tepat waktu, dan didukung pelayanan yang baik. Ada kalanya pelanggan menginginkan agar barang dan jasa yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhannya secara pribadi, dan adanya pemahaman bahwa mempertahankan pelanggan memerlukan biaya yang lebih murah ketimbang upaya mendapat pelanggang baru Belch melch 2001: 9 perpustakaan.uns.ac.id commit to user Dewasa ini, para pelaku pemasaran berupaya untuk menjalin hubungan yang tidak hanya sebatas pada terjadinya sekali pertukaran atau satu kali transaksi saja dengan pelanggan. Oleh karena itu membangun relasi menjadi alat jitu dalam pemasaran, karena dengan strategi ini kepercayaan konsumen ataupun calon konsumen dapat terbangun. Ketika percayaan terbangun maka akan mulai tumbuh ketertarikan selanjutnya menjadi tindakan pembelian.

4. Menggunakan strategi

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MICE (Meeting Insentive Conference Exhubition) DEPARTEMENT POSTERS HOTEL MICE BANDUNG MELALUI FASILITAS PELAYANAN UNTUK KEPUASAN PELANGGAN

0 10 1

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DISBUDPAR DALAM MEMPROMOSIKAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI KOTA Strategi Komunikasi Pemasaran Disbudpar Dalam Mempromosikan Kota Surakarta Sebagai Kota Budaya Dan Pariwisata ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Pemasaran

0 1 13

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN CS WARUNG KOPI SOLO (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Dalam Mengha

0 2 15

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Dalam Menghadapi Persaingan Kafe Lokal Di Kota Solo).

7 21 12

Tourists Behavioral Intention Antecedent Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE ) in Bali.

0 0 3

PERAN STAF KREATIF DAN RUNNER DALAM EVENT PROJECT PREPARATION, BRAND ACTIVATION, KEGIATAN MEETING, INCENTIVE, CONFERENCE, EXHIBITION DI PT. JPPRO Bali.

0 0 10

MICE sebagai strategi pemasaran Hotel Grand Zuri Yogyakarta.

0 0 14

Strategi komunikasi pemasaran kota solo sebagai destinasi mice (Meeting, Incentive Trip, Conference, Exhibition) AWAL

1 1 12

this PDF file Analisis Usaha Event Organizer MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Melalui Kanvas Model Bisnisdan Peta Empati: Studi Kasus Event Organizer di Yogyakarta dan Surakarta. | Nadzir | Jurnal Manajemen Bisnis 1 SM

0 0 24

this PDF file Analisis Usaha Event Organizer MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Melalui Kanvas Model Bisnisdan Peta Empati: Studi Kasus Event Organizer di Yogyakarta dan Surakarta. | Nadzir | Jurnal Manajemen Bisnis 1 PB

0 0 24