Komunikasi dalam Organisasi Landasan Teori 1. Pengertian Kota MICE

kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Beberapa perusahaanorganisasi menyusun jadwal kerja secara berkala berdasarkan pada hal terbaik, hal terburuk dan sekenario yang seharusnya. Selanjutnya pemasar menentukan juga siapa yang bertanggung jawab atau mengawasi jalannya pelaksanaan program-program tersebut

4. Komunikasi dalam Organisasi

Dalam sebuah organisasi komunikasi menjadi sangat penting untuk keberfungsian organisasi dalam kesehariannya. Komunikasi ini terjadi melalui para anggotanya yang difungsikan untuk: 1 mendefinisikan tujuan, 2 menggambarkan peran, 3 mengkoordinsikan pelaksanaan pekerjaan, 4 membentuk jaringan informasi, 5 mengembangkan budaya dan iklim organisasi RubenSteward, 2013: 335. Komunikasi adalah proses melalui mana arah organisasi ditetapkan, kepemimpinan dan kolaborasi berlangsung, informasi dikumpulkan dan disebarluaskan dari dan kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal; dengan komunikasi pula koordinasi dan kolaborasi proses kerja terjadi. Komunikasi juga merupakan mekanisme dimana hubungan terbentuk dan dikembangkan. Hubungan sangat penting mendukung dan memelihara orientasi layanan, kerjasama dan komitmen organisasi secara keseluruhan untuk menjadi yang terbaik. Level komunikasi dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi, dan lebih mengarah pada aliran informasi dalam organisasi. Aliran informasi adalah proses dinamik: dalam proses inilah pesan-pesan diciptakan, dimunculkan, dan ditafsirkan. Konsep arah aliran informasi dalam organisasi berhubungan dengan apa yang disampaikan kepada siapa dan bagaimana penyampaiannya. Dalam komunikasi organisasi, yang dibicarakan adalah tentang informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih rendahkomunikasi ke bawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggikomunikasi ke atas; informasi yang bergeak di antara orang-ornag dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun perpustakaan.uns.ac.id commit to user bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbedakomunikasi lintas saluran Pace. 2006:183. Ada tiga bentuk utama arus pesan dalam komunikasi formal dalam sebuah organisasi, yaitu: 1 Komuniaksi ke Bawah. Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau pimpinan kepada bawahnnya 2 Komuniaksi ke Atas. Adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat lebih rendah kepada tingkat lebih tinggi. 3 Komunikasi Horisontal. Adalah penyampaian informasi diantara orang-orang yang sama tingkat otoritasnya di dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Pesan ini biasanya berhubungan dengan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling informasi. 4 Komunikasi Lintas Saluran. Adalah informasi yang mengalir di antara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan maupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda. Menurut Ruben Steward 2013: 340 bahwa organisasi memiliki asal usul di dalam jaringan komunikasi yaitu sambungan proses pesan yang timbal-balik. Dari perspektif organisasi. Fungsi jaringan komunikasi meliputi : 1 Menyediakan sarana untuk mengkoordinasi kegiatan individu, hubungan, kelompok, subunit lainnya di dalam organisasi 2 Menyediakan mekanisme untuk mengarahkan kegiatan organisasi secara keseluruhan 3 Memfasilitasi pertukaran informasi di dalam organisasi perpustakaan.uns.ac.id commit to user 4 Memastikan aliran informasi antara organisasi dan lingkugan ekstenal di mana oerganisasi berada Lebih lanjut Ruben Steward 2013: 340 menjelaskan bahwa Jaringan komunikasi dibagi menjadi dua yaitu: 1 Jaringan Internal : arus pesan dalam organisasi yang terdiri dari a. Arus pesan kebawah. Secara umum, arus informasi yang diformalkan yang mengalir di dalam organisasi berhubungan erat dengan garis kewenangan. Pola arus informasi formal yang paling dikenal adalah dari manajemen kepada pekerja, dari penyelia kepada yang diselia b. Arus pesan ke atas. Yaitu pesan yang mengalir dari supervisor kepada supervisor, atau divisi sebuah organisasi untuk orang yang menempati peran manajerial. c. Arus pesan horizontal. Yakni arus pesan yang menghubungkan individu-individu pada tingkat kewenangan yang sama dalam kelompok, departemen, atau divisi sebuah organisasi. d. Arus pesan informal. Yakni jaringan yang tak terhindarkan berkembang diantara para individu dan subunit di dalam suatu kelompok atau organisasi. Jaringan informal ini menyambungkan ornag satu sama lain yang dalam banyak hal memiliki kesamaan cara dengan yang terjadi dalam jaringan formal. 2 Jaringan eksternal: berhubungan dengan organisasi lain dan publik. a. Arus masuk: penelitian dan pengawasan. Untuk kepentingan kelangsungan hidupnya, semua kelompok dan organisasi bergantung kepada berbagai konstituen, pemangku kepentingan atau publik di lingkungan yang lebih luas. Kelompok relawan menyandarkan diri kepada penyumbang, organisasi bisnis kepada konsumen dan pemerintah, rumah sakit kepada pasien dan para ahli kesehatan, biro iklan kepada klien dan khalayak dan sebagainya. Jaringan eksternal menghubungkan organisasi dengan publik-publik tadi dan dengan commit to user lingkungan yang luas. Jaringan eksternal juga memungkinkan sistem mengumpulkan informasi dari lingkungan. Melalui riset pemasaran, pemantauan dan analisis berbagai sumber informasi, dan pengawasan langsung kepada para pesaing dan berbagai faktor lingkungan lainnya, organisasi menerima informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan merespon secara tepat perubahan lingkungan, gnanguan, kesempatan maupun tantangan. b. Arus keluar: iklan, pemasaran, dan hubungan masyarakat. Jaringan eksternal juga digunakan untuk melayani publik ekstenal dengan informasi yang menurut pemikiran anggota kelompok atau organisasi adalah diinginkan, layak, atau diperlukan. Istilah iklan, pemasaran dan humas merujuk dengan kegiatan yang melibatkan pengiriman pesan kepada lingkungan dengan tujuan menginformasikan dan secara sistematis mempengaruhi khalayak dan sedapat mungkin melibatkan publik ke dalam dialog. Dari paparan diatas sangat jelas bahwa dalam sebuah organisasi kelancaran dan keberhasilan mencapai tujuan dipengaruhi oleh komunikasi dan koordinasi dalam organisasi tersebut. Koordinasi merupakan aktifitas dan fungsi manajemen yang dilakukan untuk mengusahakan terjadinya kerjasama yang selaras dan tertib mengarah pada tercapainya tujuan organisasi secara menyeluruh Syamsi, 1994:113. Kerjasama banyak dilakukan dalam setiap kesempatan, tak hanya oleh organisasi besar, atau pun hanya kelompok-kelompok kecil, namun antara individu satu dengan individu lainnya juga banyak terjalin kerjasama. Kerjasama juga dilakukan agar individu dapat mempermudah dalam melakukan kegiatannya, dan dapat menghasilkan hasil yang maksimal. Menurut Deutch , 1949 Hadi Suyono, 2008 kerjasama akan terjadi antar kelompok kecil apabila masing- masing anggota kelompok itu dapat menembus wilayah antar kelompok, dan persaingan akan terjadi apabila masing-masing anggota kelompok tidak berhasil menembus wilayah antar kelompok. Baron Byane Hadi Suyono, 2008 juga commit to user menjelaskan pengertian kerjasama cooperation adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil. Littlejhon berpendapat bahwa di dalam organisasi, komunikasi dan kerjasama tidak hanya terjadi dalam internal organisasi saja tetapi juga meliputi ekternal organisasi Sebuah organisasi tidak pernah mencakup satu jaringan komunikasi saja, akan tetapi dibentuk oleh sejumlah lintas jaringan Littlejohn, 2011: 305. Oleh karena itu agar tujuan organisasi tercapai diperlukan koordinasi yang baik dan meyeluruh. Koordinasi pada hakikatnya merupakan syamsi, 1994: 114 : 1 Fungsi yang merembes ke fungsi-fungsi manajemen lainnya. Ini berarti bahwa koordinasi dalam perencanaan, koordinasi dalam pengorganisasai, koordinasi dalam pengendalian, dan lain sebagainya. 2 Koordinasi erat kaitannya dengan kerjasama cooperation. Suatu organisasi akan dapat mencapai tujuannya, apabila di dalamnya terjalin kerjasama yang harmonis. Anggota satu dengan yang lainnya berinteraksi secara positif, sehingga terdapat kepuasan dalam menjalankan tugasnya. Terjalinnya kelompok kerjasama ini akan berkaibat: a adanya motivasi dari anggotanya mersa suatu kebersamaan dan adanya motivasi untuk melaksankan tugas kelompok dengan baik; b Terjadinya komunikasi antar pribadi yang lebih efektif; c memudahkan tercapainya koordinasi yang diharapkan; d Menimbulkan persahabatan yang kuat, dan menimbulkan kepuasan terhadap kerja beserta hasilnya; e dengan adanya kerjasama yang baik akan mampu meningkatkan produktifitas kerja. 3 Koordinasi diterima atas dasar sukarela. Banyak koordinasi yang dilakukan terhadap kegiatan yang dapat diterima secara sukarela. Agar hal ini dapat terjadi, maka hendaknya pimpinan mengetahui dengan tepat situasi dan kondisinya, serta mengetahui dengan tepat pula cara untuk penerapan koordinasi terhadap bawahannya. commit to user Kebutuhan akan koordinasi timbul apabila organisasi bertambah besar, berkembang pesat dan kegiatan-kegiatannya bertambah kompleks. Adapun macam koordinasi yang sering dijumpai adalah syamsi, 1994: 114: 1 Koordinasi vertikal. Yaitu koordinasi yang dilakukan oleh atasan kepada para bawahannya.. Dengan adanya koordinasi tersebut diharapkan kegiatan-kegiatan dalam unit kerja yang bersangkutan dapat tercapai dengan efesien. 2 Koordinasi Horisontal. Adalah koordinasi yang dilakukan dalam unit-unit yang sederajat atau antar instansi yang sederajat. 3 Koordinasi Diagonal. Koordinasi diagonal dapat terjadi dalam organisasi yang pengelolaan bidangnya atau fungsinya secara sentralis. Misalnya informasi dipusatkan pada satu unit tersendiri agar informasi tidak simpang siur. B. Penelitian yang Relevan Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan manajemen komunikasi pemasaran antara lain: Penelitian Suryani 2008 Judul Penelitian Komunikasi Pemasaran Terpadu Pariwista Bangka. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa Disparsebud Kabupaten Bangka telah menerapkan konsep komunikasi pemasaran terpadu model baru yaitu model komunikasi pemasaran terpadu makro yang dikembangkan oleh Tom Duncan. Meskipun dalam pelaksanaanya menimbulkan resepsi yang beragam dari stakeholder namun pada kenyataannya sistem tersebut mampu meningkatkan ekuitas merek pariwisata kabupaten Bangka. Penelitian Mokhamad Mahfud 2011 Judul penelitian Strategi Komunikasi Pemasaran Perguruan Tinggi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa UIN Sunan Kalijaga yang telah bertransformasi dari IAIN Sunan Kalijaga melakukan strategi komunikasi pemasaran terpadu sejak tahun 2008 dan hasilnya strategi tersebut mampu untuk meneguhkan positioning dan branding UIN Sunan Kalijaga. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Mohammad Amzad Hossain Sarker, Marketing Strategies for tourism industry in Bangladesh: Emphasieze on Niche Market strategy for attracting foreign tourist . 2013 . Penelitian ini menghasilkan bahwa salah satu strategi komunikasi pemasaran adalah Nice Market Strategy yaitu strategi pemasaran dengan cara memilah-milah pasar sesuai dengan karakter produk wisata. Nice Market Strategy akan membantu pembuat kebijakan pemasaran untuk memilah-milah pasar wisatawan dan menyesuaikan pelayanan sesuai kebutuhan wisatawan tersebut. Penelitian Wen-Hsiang Lai and Nguyen Quang Vinh 2014 , dengan judul Online Promotion and Its Influence on Destination Awareness and Loyalty in the Tourism Industry . Penelitian ini membahas keterkaitan antara Online Promotion OP, destination awareness DA, tourist satisfaction TS, dan destination loyalty DL dan hasil temuan menjelaskan bahwa ada keterkaitan yang signifikan antara OP, DA, TS dan DL. Penelitian ini juga menunjukan adanya indikasi bahwa online promotion dapat meningkatkan loyalitas destinasi. Penelitian Dr. Bashar Maaiah dan Dr. Mousa Masadeh 2015 dengan judul The Brochures as a Tool for Tourism Marketing: The Case of Petra . Penelitian ini membahas mengenai brosur sebagai alat komunikasi pemasaran pariwisata. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa brosur merupakan salah satu alat komunikasi pemasaran yang penting, brosur mampu menciptakan dan membangun persepsi wisatawan tentang destinasi, brosur dapat menampilkan profil produk wisata, atraksi- atraksi wisata dan pelayanan keramahtamahan wisata. Oleh karena itu The Ministry of Tourism public administration, The Office of Tourism Tourism Association, tourist agencies and tourism institutions Museums, Hotels sebagai pembuat brosur harus selalu memperbaharui dan merenovasi brosur-brosur pariwisata yang mereka tampilkan sesuai dengan jaman, dan kebutuhan pasar. Pemerintah bertanggungjawab untuk selalu mendukung proses dan pengembangan brosur pariwisata tersebut. Penelitian Lutfirida Salman 2010 Judul penelitian Analisa Perencanaan Program Komunikasi Pemasaran Visit Lombok Sumbawa 2012. Penelitian ini menggunakan sistem perencanaan SOSTAC+3Ms dan menghasilkan bahwa kategori perencanaan program komunikasi pemasaran Visit Lombok Sumbawa 2012 merupakan sistem commit to user gabungan dari tipe top down dan buttom up yaitu menggabungkan program pemerintah Depbudpar RI dan program Disbudpar NTB dan keduanya dapat dilaksanakan beriringan sesuai dengan karakteristik dan potensi NTB. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang terdahulu. Penelitian ini mendiskripsikan strategi komunikasi pemasaran wisata MICE di Kota Solo, yang merupakan salah satu dari produk unggulan pariwisata kota Solo. Jadi penelitian tidak difokuskan pada strategi komunikasi pemasaran pariwisata Kota Solo secara keseluruhan, akan tetapi hanya dititikberatkan di wisata MICE saja. Dalam mendiskripsikan Strategi komunikasi pemasaran ini peneliti menggunakan sistem SOSTAC+3Ms dan STOP SIT.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka berpikir improving and enhancing local tourism especially MICE industry Kerangka berpikir diatas dapat dijelaskan seperti berikut: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta bertanggung jawab terhadap pemasaran wisata MICE di Kota Solo. Wisata MICE merupakan produk unggulan dan oleh karenanya Kota Solo ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata MICE di Indonesia Dinas Pariwisata Solo S O S T A C Wisata MICE ͞Solo Kota MICE͟ Konsumen BPPIS ASITA PHRI Kelp. Kepentingan commit to user

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MICE (Meeting Insentive Conference Exhubition) DEPARTEMENT POSTERS HOTEL MICE BANDUNG MELALUI FASILITAS PELAYANAN UNTUK KEPUASAN PELANGGAN

0 10 1

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DISBUDPAR DALAM MEMPROMOSIKAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI KOTA Strategi Komunikasi Pemasaran Disbudpar Dalam Mempromosikan Kota Surakarta Sebagai Kota Budaya Dan Pariwisata ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Pemasaran

0 1 13

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN CS WARUNG KOPI SOLO (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Dalam Mengha

0 2 15

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Dalam Menghadapi Persaingan Kafe Lokal Di Kota Solo).

7 21 12

Tourists Behavioral Intention Antecedent Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE ) in Bali.

0 0 3

PERAN STAF KREATIF DAN RUNNER DALAM EVENT PROJECT PREPARATION, BRAND ACTIVATION, KEGIATAN MEETING, INCENTIVE, CONFERENCE, EXHIBITION DI PT. JPPRO Bali.

0 0 10

MICE sebagai strategi pemasaran Hotel Grand Zuri Yogyakarta.

0 0 14

Strategi komunikasi pemasaran kota solo sebagai destinasi mice (Meeting, Incentive Trip, Conference, Exhibition) AWAL

1 1 12

this PDF file Analisis Usaha Event Organizer MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Melalui Kanvas Model Bisnisdan Peta Empati: Studi Kasus Event Organizer di Yogyakarta dan Surakarta. | Nadzir | Jurnal Manajemen Bisnis 1 SM

0 0 24

this PDF file Analisis Usaha Event Organizer MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Melalui Kanvas Model Bisnisdan Peta Empati: Studi Kasus Event Organizer di Yogyakarta dan Surakarta. | Nadzir | Jurnal Manajemen Bisnis 1 PB

0 0 24