Lokasi penelitian Sumber data Teknik Pengumpulan Data

Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan Moleong, 2002: 11. Penelitian menekankan catatan dengan deskripsi kalimat rinci, lengkap dan, mendalam, yang menggambarkan situasi sebenarnya mendukung penyajian data.

B. Lokasi penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di dua tempat, Pertama, lokasi penelitian adalah Kota Surakarta Kota Solo yang dikukuhkan sebagai kota MICE. Kedua, lokasi penelitian adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap pembuatan strategi komunikasi pemasaran serta pelaksanaan kebijakan pelaksanaan komunikasi pemasaran wisata MICE di Kota Solo. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta beralamat di Jl. Slamet Riyadi No.275, Surakarta, Jawa Tengah.

C. Sumber data

Menurut Lincoln dan Guba 1985:267 sumber data didalam penelitian kualitatif berupa human dan non human. Sumber human data primer diperoleh melalui wawancara interview dan observasi dengan mencatat tanda-tanda non verbal yang ditransmisikan dalam bentuk catatan lapangan field notes ketika interview pada observasi langsung. Sedangkan sumber non human data sekunder meliputi dokumen, rekaman, buku dan jurnal. Sama halnya dengan Sutopo 2002:52 mengatakan bahwa sumber data itu mencakup informan, peristiwa atau aktifitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar, rekaman dokumen, arsip. Pada prisnsipnya tidak ada perbedaan yang dikemukakan oleh keduanya. Sumber data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari sumber seperti berikut ini: 1. Informan atau nara sumber, terdiri dari Pejabat Dinas Kebuudayaan dan pariwisata Surakarta, Jawa Tengah Kepala Bidang Pelestarian, Promosi dan kerjasama, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta 2. Pelaku Wisata Kota Surakarta meliputi DPC PHRI Surakarta, ASITA Cabang Surakarta 3. Asosiasi seni dan Forum Solo MICE perpustakaan.uns.ac.id commit to user 4. Lembaga terkait yaitu Badan Promosi Pariwisata Indonesia Surakarta BPPIS 5. Arsip dan dokumen resmi sebagai data pendukung.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Dalam suatu suatu wawancara terdapat dua Pihak yang mempunyai kedudukan berbeda, yaitu pengejar informasi yang biasa disebut pewawancara atau interviewer dan pemberi informasi yang disebut infoman, atau responden Bungin, 2003: 67 Adapun dalam wawancara ini yang digunakan adalah wawancara mendalam, indepth interview . Dengan wawancara mendalam, bisa digali apa yang tersembunyi di dalam benak seseorang, apakah yang menyangkut masa lampau, masa kini, maupun masa depan. Wawancara mendalam dilakukan dengan informan kunci key Informan yang didasarkan pada persyaratan-persyaratan utama sehingga mereka merupakan orang-orang yang dinilai dapat memberikan informasi nyata dimata masyarakat. Para informan dipilih dengan sengaja, yaitu mereka yang diperkirakan mampu memberikan jawaban lengkap. Wawancara mendalam ini dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disusun dan digunakan sebagai guidance saja. Penggunakan tekni wawancara terbuka dipilih karena lebih sesuai untuk penelitian kualitatif yang biasanya lebeih berpandangan terbuka. Dengan teknik ini maka responden akan mengetahui bahwa mereka sedang di wawancarai dan mengerti pula maksud wawancara tersebut. Maka dalam teknik wawancara tidak terstruktur dengan keadaan dan ciri unik dari responde sehingga Tanya jawab mengalir seperti percakapan sehari-hari. Jumlah informan tidak ditentukan, namun jumlah akan dihentikan bila data yang diharapkan sudah diperoleh. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap informan kunci: Dinas Pariwisata Kota Surakarta, Badan Promosi Pariwisata Daerah Surakarta BPPIS, ASITA DPC Surakarta, BPC PHRI Surakarta, Asosiasi seni dan Forum Solo MICE 2. Studi Dokumentasi perpustakaan.uns.ac.id commit to user Studi Dokumentasi yaitu suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari data-data sekunder yang berupa dokumen-dokumen atau arsip, buku-buku perpustakaan, artikel dan laporan-laporan yang berhubungan dengan pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran Kota Solo sebagai destinasi MICE. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data dokumentasi berupa: 1 dokumen-dokumen atau arsip dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta serta dari Badan Promosi Pariwisata Indonesia Surakarta; 2 laporan- laporan mengenai pemasaran wisata MICE; 3 Artikel dan Journal Internasional yang berkaitan dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu kotawilayah atau destinasi; 4 Buku-buku perpustakaan.

E. Teknik Sampling

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MICE (Meeting Insentive Conference Exhubition) DEPARTEMENT POSTERS HOTEL MICE BANDUNG MELALUI FASILITAS PELAYANAN UNTUK KEPUASAN PELANGGAN

0 10 1

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DISBUDPAR DALAM MEMPROMOSIKAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI KOTA Strategi Komunikasi Pemasaran Disbudpar Dalam Mempromosikan Kota Surakarta Sebagai Kota Budaya Dan Pariwisata ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Pemasaran

0 1 13

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN CS WARUNG KOPI SOLO (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Dalam Mengha

0 2 15

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Solo (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran Cs Warung Kopi Dalam Menghadapi Persaingan Kafe Lokal Di Kota Solo).

7 21 12

Tourists Behavioral Intention Antecedent Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE ) in Bali.

0 0 3

PERAN STAF KREATIF DAN RUNNER DALAM EVENT PROJECT PREPARATION, BRAND ACTIVATION, KEGIATAN MEETING, INCENTIVE, CONFERENCE, EXHIBITION DI PT. JPPRO Bali.

0 0 10

MICE sebagai strategi pemasaran Hotel Grand Zuri Yogyakarta.

0 0 14

Strategi komunikasi pemasaran kota solo sebagai destinasi mice (Meeting, Incentive Trip, Conference, Exhibition) AWAL

1 1 12

this PDF file Analisis Usaha Event Organizer MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Melalui Kanvas Model Bisnisdan Peta Empati: Studi Kasus Event Organizer di Yogyakarta dan Surakarta. | Nadzir | Jurnal Manajemen Bisnis 1 SM

0 0 24

this PDF file Analisis Usaha Event Organizer MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) Melalui Kanvas Model Bisnisdan Peta Empati: Studi Kasus Event Organizer di Yogyakarta dan Surakarta. | Nadzir | Jurnal Manajemen Bisnis 1 PB

0 0 24