Jiwa Kewirausahaan Tinjauan Teoritik 1. Efektivitas Mengelola Usaha
akan muncul ide-ide atau gagasan yang lebih baik. Oleh sebab itu diharapkan hasil kerja dari para pekerja dapat dijadikan peluang yang bagi
perkembangan perusahaan dimasa mendatang Robbins, 1993. c. Keamanan kerja
Keamanan sangat dibutuhkan agar para karyawan tidak merasa was-was terhadap segala sesuatu yang dapat menghambat kinerja dalam
menyelesaikan pekerjaan. Keamanan kerja adalah kondisi dimana seseorang merasa aman, tenang dan tanpa kuatir dalam menjalankan
pekerjaannya. Perbuatan yang sering tidak dilihat atau tidak disadari sukar diungkapkan dan dibicarakan tetapi bisa dirasakan.
Dari beberapa uraian di atas masih ada definisi-efinisi lain mengenai lingkungan kerja yaitu bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu
yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya kebersihan, kebisingan
dan lain sebagainya Soemadji,1996:109. Menurut Michael Amstrong Wibowo,2004;34 kultur perusahaan merupakan pola sikap, keyakinan,
asumsi dan harapan yang dimiliki bersama, yang mungkin tidak dicatat, tetapi membentuk cara bagaimana orang-orang bertindak dan berinteraksi dalam
organisasi dan mendukung bagaimana hal-hal tersebut dilakukan. Dalam kamus manajemen pengertian dari lingkungan kerja bisa dikatakan sebagai
faktor fisik, psikologis, sosial, dan jaringan hubungan yang berlaku didalam organisasi dan berpengaruh terhadap karyawan.
Kondisi dari kultur lingkungan kerja yang telah tercipta dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah Power Distance jarak kekuasaan,
Individualism dan Collectivism, Masculinity dan Femininity serta Unsertainty Advoidance Hoffstede, 1980:35-93.
Jarak kekuasaan dalam lingkungan kerja terbagi menjadi dua bagian yaitu jarak kekuasaan tinggi dan jarak kekuasaan rendah. Dalam jarak
kekuasaan yang tinggi ada kecenderungan mengembangkan aturan, mekanisme atau kebiasaan-kebiasaan dalam mempertahankan perbedaan
status atau kekuasaan. Dalam hal ini sebuah lingkungan kerja akan nampak sebuah hirarki yang ketat dan kekuasaan cenderung terpusat. Hubungan antara
bawahan dan atasan sering mengedepankan emosional. Perbedaan gaji yang cukup mencolok diantara atasan dan bawahan, serta dimilikinya pendidikan
yang rendah diantara para pekerja dan memiliki kedudukan lebih rendah dari pada karyawan yang ada dikantor.
Lingkungan yang memiliki jarak kekuasaan rendah berusaha meminimalkan perbedaan status dan kekuasaan, karena struktur organisasi
tidak terlalu ketat. Seperti yang diungkapkan oleh Hofstede 1980 bahwa seorang manajer yang mempertahankan jarak kekuasaan akan menjadi pusat
dalam pengambilan keputusan, karena manajer dianggap lebih unggul dalam hal kemampuan atau ilmu pengetahuan. Manajer yang tidak mempertahankan
jarak kekuasaan akan memiliki bentuk kerjasama yang lebih baik dengan bawahannya karena atasan selalu memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berkomunikasi atau saling berkonsultasi. Adanya jarak kekuasaan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI