Pengujian Hipotesis Penelitian Analisis Data 1. Uji Normalitas
usaha menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ = 0,500
α = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi pemilik pengusaha perak di daerah Kota Gede.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas
mengelola usaha adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang memiliki pendidikan rendah atau yang berpendidikan
tinggi tidak bebeda pengaruhnya terhadap derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha pada industri
perak di daerah Kota Gede, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
c. Pengaruh kultur lingkungan kerja terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
1 Kultur Lingkungan Kerja pada dimensi Power Distance a Rumusan hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan efektivitas mengelola usaha. Ha : ada pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi power
distance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
b Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai signifikansi
koefisien regresi β
3
= 0,167 dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi
α = 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak.
Dari analisis data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut lampiran 6 :
Y = -18,597 + 4,208 X
1
+ 63,927 X
2
- 2,613 X
1
X
2
Keterangan: Y
= Efektivitas mengelola usaha X
1
= Jiwa kewirausahaan X
2
a = Kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance X
1
X
2
a = Nilai interaksi antara Jiwa kewirausahaan dengan kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance dengan variabel jiwa
kewirausahaan adalah -2,613. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance dengan jiwa
kewirausahaan terhadap efektivitas mengelola usaha menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai alpha yang digunakan dalam
penelitian ini ρ
= 0,167 α
= 0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan pada seluruh populasi
pemilik pengusaha perak di daerah Kota Gede. Dengan demikian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat disimpulkan pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi power distance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan efektivitas mengelola usaha adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang memiliki power
distance rendah atau power distance tinggi tidak bebeda pengaruhnya terhadap derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan efektivitas mengelola usaha pada industri perak di daerah Kota Gede, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
2 Kultur Lingkungan Kerja pada dimensi Collectivism
dan Individualism
a Rumusan hipotesis Ho : tidak ada pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi
collectivism dan Individualism terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
Ha : ada pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi collectivism dan Individualism terhadap hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. b Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan
Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
= 0,205 dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi
α = 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak. Dari analisis
data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut lampiran 6 : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Y = 36,608+ 2,450 X
1
+ 28,251 X
2
- 1,313X
1
X
2
Keterangan: Y
= Efektivitas mengelola usaha X
1
= Jiwa kewirausahaan X
2
a = Kultur lingkungan kerja pada dimensi collectivism versus individualism
X
1
X
2
a = Nilai Interaksi antara Jiwa kewirausahaan dengan kultur lingkungan kerja pada dimensi collectivism versus
individualism
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi collectivism versus individualism dengan
variabel jiwa kewirausahaan adalah -1,313. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi kultur lingkungan kerja pada dimensi collectivism versus
Individualism dengan jiwa kewirausahaan terhadap efektivitas mengelola usaha menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada
nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini ρ
= 0,205 α
= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat
digeneralisasikan pada seluruh populasi pemilik pengusaha perak di daerah Kota Gede. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi collectivism versus individualism terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan efektivitas mengelola usaha adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang bersifat
collectivism atau yang bersifat individualism tidak bebeda PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengaruhnya terhadap derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha pada industri perak di daerah
Kota Gede, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3 Kultur Lingkungan Kerja pada dimensi Femininity dan Masculinity
a Rumusan hipotesis Ho : tidak ada pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi
femininity dan masculinity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
Ha : ada pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity dan masculinity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan efektivitas mengelola usaha. b Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan
Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
= 0,310 dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi
α = 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak. Dari analisis
data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut lampiran 6 : Y = 9,484 + 3,016 X
1
+ 27,882 X
2
- 1,109 X
1
X
2
Keterangan: Y = Efektivitas mengelola usaha
X
1
= Jiwa kewirausahaan X
2
a = Kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity dan masculinity
X
1
X
2
a = Nilai interaksi antara Jiwa kewirausahaan dengan kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity dan
masculinity PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity dan masculinity dengan variabel
jiwa kewirausahaan adalah -1,109. Nilai signifikansi koefisien regresi
β
3
dari interaksi kultur lingkungan kerja pada dimensi femininity dan masculinity
dengan jiwa kewirausahaan terhadap efektivitas mengelola usaha menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai alpha yang
digunakan dalam penelitian ini ρ
= 0,310 α
= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan
pada seluruh populasi pemilik pengusaha perak di daerah Kota Gede. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur
lingkungan kerja pada dimensi femininity dan masculinity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas
mengelola usaha adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang bersifat femininity
atau yang bersifat masculinity tidak bebeda pengaruhnya terhadap derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas
mengelola usaha pada industri perak di daerah Kota Gede, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
4 Kultur Lingkungan Kerja pada dimensi Uncertainty Avoidance a Rumusan hipotesis
Ho : tidak ada pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance
terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
Ha : ada pengaruh kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance
terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
b Pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai signifikansi koefisien
regresi β
3
= 0,447 dimana nilai tersebut lebih besar dari taraf signifikansi
α = 0.05, maka Ho gagal untuk ditolak. Dari analisis
data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut lampiran 6 : Y = 41,034 + 2,764 X
1
+ 24,618 X
2
- 1,474 X
1
X
2
Keterangan: Y = Efektivitas mengelola usaha
X
1
= Jiwa kewirausahaan X
2
a =Kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance
X
1
X
2
a= Nilai Interaksi antara Jiwa kewirausahaan dengan kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
β
3
dari interaksi variabel kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance dengan variabel jiwa
kewirausahaan adalah -1,474. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai signifikansi koefisien regresi β
3
dari interaksi kultur lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance
dengan jiwa kewirausahaan terhadap efektivitas mengelola usaha menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada nilai alpha yang
digunakan dalam penelitian ini ρ
= 0,447 α
= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tidak dapat digeneralisasikan
pada seluruh populasi pemilik pengusaha perak di daerah Kota Gede. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur
lingkungan kerja pada dimensi uncertainty avoidance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola
usaha adalah tidak signifikan. Dengan kata lain antara responden yang uncertainty
avoidance tinggi atau uncertainty avoidance rendah tidak bebeda pengaruhnya terhadap derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan
dengan efektivitas mengelola usaha pada industri perak di daerah Kota Gede, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.