Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
menggeluti usaha ini. Semakin merosotnya jumlah pedagang yang ada membuat para wisatan atau pengunjung enggan datang ke Kota Gede, mereka mungkin
lebih tertarik mendatangi sentra industri di tempat lain yang ramai pengunjung dan menawarkan banyak produk. Modal menjadi salah satu kendala dalam
mengembangkan usaha perak ini. Setiap perusahaan yang sudah mulai beroperasi akan selalu mengadakan
pengeluaran uang atau dana untuk membiayai operasi perusahaan seperti untuk membeli bahan mentah, membayar gaji, membayar hutang dan lain sebagainya.
Pengeluaran itu disebut ”revenue exspenditure” yaitu pengeluaran uang yang dimaksudkan untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu sebuah pengusaha
harus memiliki sejumlah modal dalam bentuk uang untuk menjalankan usahanya secara efektif.
Modal sebenarnya bisa didapatkan dari tabungan sendiri atau berasal dari tabungan keluarga dan teman, bila dirasa kurang mencukupi wirausaha akan
mencari lebih banyak saluran resmi pendanaan lain, seperti Bank atau investor. Kebanyakan sumber pendanaan untuk pengusaha adalah investor perorangan,
penyalur, pemberi pinjaman, Bank komersial, program yang didukung pemerintah, atau lembaga keuangan masyarakat.
Banyak sedikitnya produk serta keanekaragaman hasil kerajinan dipengaruhi oleh kreatifitas para pengrajinnya. Merekalah yang sebenarnya
mampu mendongkrak pasar lewat karya-karyanya. Sebagian besar para pengrajin didareah Kota Gede masih memiliki latar pendidikan yang rendah. Jenjang
pendidikan terakhir para pengelola dan pengrajin masih tergolong rendah. Latar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belakang pendidikan yang rendah cenderung membawa mereka pada pola berfikir yang kurang maju, sehingga dalam menggeluti kerajinan perak menemui banyak
kendala misalnya kurang peka terhadap kondisi pasar yang ada. Kehidupan manusia itu berkembang dan ingin selalu berkembang. Selagi
kebutuhan selalu ada dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan selalu datang maka manusia bereaksi dengan lingkungannya. Individu dengan pendidikan yang
terbatas, seperti tidak tamat Sekolah Dasar atau tidak pernah sekolah akan mempunyai kemampuan yang kurang dalam menguasai lingkungannya, sehingga
mereka kurang mampu berfikir kritis, tidak jauh tujuan kedepan, kurang mampu merencanakan kehidupan yang layak dan memiliki daya abstraksi yang terbatas.
Seseorang yang berpendidikan rendah juga cenderung memiliki sikap mental yang terikat oleh sifat kesederhanaan, sehingga dalam menghadapi kehidupannya
mereka kurang cakap dalam masalah pemenuhan akan kebutuhan. Perpindahan dari satu lingkungan kehidupan sosial tertentu kepada kehidupan sosial yang lain
membutuhkan suatu kemampuan dan keinginan sebagai alat untuk terlepas dari keterbelakangan.
Adanya jalur pendidikan yang ada maka perkembangan potensi dalam masyarakat akan terwujud sesuai dengan keberadaanya masing-masing. Melalui
pendidikan kita meningkatkan pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap tiap-tiap individu. Pendidikan merupakan suatu bentuk bantuan dimana dalam proses
pemberian bantuan tersebut kadar dan jenis bantuannya disesuaikan dengan kemampuan, tujuan dan tuntutan lingkungan. Bantuan tersebut pada prinsipnya
merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diharapkan mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkatkan taraf kehidupan. Makin baik pendidikannya maka manusia makin mampu menghadapi kehidupan dalam masyarakat karena dapat memenuhi
kebutuhan konsumsi diri sendiri secara nyata sehingga mampu menciptakan produksi secara menyeluruh.
Para pengusaha yang berhasil pasti memiliki pola-pola tingkah laku yang menunjukan adanya jiwa kewirausahaan. Menurut Dusselman 1998 pola-pola
tingkah laku tersebut adalah pola tingkah laku keinovasian, kepemimpinan, kemampuan manajerial dan keberanian menghadapi resiko. Jiwa kewirausahaan
ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif dan pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan
Suryana, 2001:7. Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan dalam berwirausaha diperlukan kemampuan dalam membuat sesuatu yang inovatif dan
kreatif serta keberanian menghadapi resiko. Perkembangan sebuah usaha tidak terlepas dari kinerja karyawan atau
orang-orang yang ada didalam perusahaan tersebut. Kinerja sangat dipengaruhi oleh semangat, ketenagan, kesegaran dan faktor-faktor lain yang ada dalam
lingkungan perusahaan. Semua karyawan memiliki kebutuhan untuk mengungkapkan diri, ingin diterima sebagai bagian dari anggota
keluargaperusahaan, ingin dipercaya dan didengar kata-katanya, dihargai oleh manajemen dan bangga terhadap apa yang dikerjakannya.
Ketika karyawan berada dalam lingkungan yang ramah dan orang-orang disekitarnya dapat menimbulkan kesenangan maka karyawan tersebut akan
memperoleh kesenangan dan kebahagiaan dalam bekerja. Kesenangan itulah yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nantinya membuat karyawan merasa betah bekerja dan akan merasa nyaman karena lingkungan tempat kerjanya sangat mendukung bagi dirinya.
Para pengusaha di daerah Kota Gede harus belajar bagaimana membentuk budaya perusahaan dan lingkungan kerja yang kondusif. Hal ini hanya dapat
dicapai melalui praktek kepemimpinan dan manajemen perusahaan yang baik, pendekatan kemanusiaan, keadilan bagi semua, struktur karir yang jelas, program
pelatihan dan pengembangan yang terpadu, dukungan peralatan kerja yang memadai, penilaian kinerja yang obyektif, program reward yang tepat, gaji dan
tunjangan yang memadai serta kegiatan-kegiatan lain yang diadakan oleh perusahaan.http.www.e-psikologi.comwirausaha010802.htm
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah karyawan perlu mengetahui bahwa pihak manajemen mengakui kehadiran mereka, sadar akan arti
penting karyawan bagi perusahaan, para manager mampu mengingat nama-nama bawahannya dan tidak segan menyapa mereka. Para manager dapat memperoleh
loyalitas dan kepercayaan dari bawahannya jika ia memperlakukan bawahannya sebagai mitra kerja, menunjukkan kepedulian yang tinggi, mau mendengarkan
saran dan keluhan dan mau saling berbagi pengalaman. Penciptaan suatu lapangan pekerjaan yang bersifat non formal swasta
membutuhkan seseorang yang benar-benar mampu melihat suatu bentuk peluang usaha dan cara pengelolaanya. Sebagian besar para pengusaha perak di kota gede
kurang memperhatikan hah-hal yang mungkin dapat mempengaruhi efektivitas mengelola usahanya. Adanya penurunan jumlah pengusaha dan semakin
terpuruknya usaha ini merupakan indikasi adanya ketidak mampuan para PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengusaha dalam mengelola usaha. Beberapa hal yang mempengaruhi efektivitas mengelola usaha diantaranya adalah penggunaan peralatan yang ada,
keterampilan, kemampuan melihat peluang usaha serta kemampuan dalam menjaga kualitas produk, dll. Namun mengingat beberapa hal diatas, fakor yang
sangat berpengaruh terhadap efektivitas mengelola usaha adalah permodalan, pendidikan, kultur lingkungan kerja serta jiwa kewirausahaan. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor tersebut memberikan dampak yang begitu besar terhadap kualitas pengeloaan usaha serta mampu memberikan pengaruh terhadap
jalanya sebuah usaha. Beberapa faktor inilah yang dirasa sebagai faktor utama jalanya sebuah usaha yang kemudian disebut sebagai variabel.
Dengan melihat beberapa hal tersebut penulis mengambil judul penelitian
tentang “Pengaruh Permodalan, Pendidikan dan Kultur Lingkungan Kerja terhadap hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Efektivitas
Mengelola Usaha “