Hubungan diantara Variabel Penelitian
ketat serta kekuasaan yang terpusat. Jarak kekusaan yang rendah menempatkan pekerja dalam posisi yang setara dengan atasan dan merasa
lebih dekat sehingga mereka memiliki kebebasan untuk berkreasi menerapkan ide-ide serta kreativitas mereka. Dengan begitu jiwa kewirausahaan diantara
para bawahan atau pekerja akan tumbuh dan berguna secara maksimal. Rendahnya jarak kekuasaan tersebut diduga kuat mempertinggi derajat
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Sebaliknya, dengan adanya jarak kekuasaan yang tinggi terdapat perbedaan
status atau kekuasaan serta akan menimbulkan kekuasaan yang terpusat dengan hirarki yang ketat dalam sebuah lingkungan kerja, sehingga tingginya
jarak kekuasaan tersebut memberikan dugaan bahwa derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha akan lebih rendah.
Kondisi dari lingkungan kerja yang individualistik mengharapkan anggota-anggotanya untuk mandiri atau bebas dan merealisasikan hak-hak
pribadinya, sehingga tumbuh kemandirian secara emosional pada instansi atau perusahaan. Realisasi hak-hak tersebut bisa berupa kebebasan mereka dalam
berinovasi menciptakan produk-produk baru yang lebih kreatif. Lingkungan kerja yang bersifat kolektif menekankan kewajibannya pada masyarakat atau
kelompok daripada hak-hak pribadinya, bahkan diharapkan untuk mengorbankan kepentingan pribadinya demi tujuan kelompok. Dengan
adanya lingkungan kerja yang saling melengkapi antara individualistik dan kolektif inilah terdapat dugaan bahwa derajat hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha akan semakin tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam sebuah lingkungan usaha pasti terdapat pihak yang dipercaya sebagai seorang pemimpin. Seorang pemimpin dalam sebuah usaha memiliki
gaya kepemimpinan yang berbeda, ada yang memiliki sifat masculinity dan ada yang bersifat femininity. Seorang pemimpin yang memiliki sifat
masculinity akan tegas dan keras terhadap bawahan, menekankan pada keadilan, dan penyelesaian masalah pekerjaan diselesaikan dengan ketegasan.
Pemimpin dengan gaya masculinity memiliki sifat menekankan kebersamaan dan kesamaan sehingga cenderung lebih mudah dalam beradaptasi atau
menyesuaikan diri. Kedua gaya kepemimpinan tersebut diduga mampu menciptakan efektivitas dalam mengelola usaha karena disini karyawan
diperlakukan sebagaimana mestinya sehingga mereka merasa diperhatikan terutama dalam hal kesejahteraannya. Dengan begitu ada dugaan bahwa
derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha dipengaruhi oleh dimensi femininity dan masculinity.
Dalam lingkungan kerja yang memiliki kultur uncertainty avoidance rendah jarang terjadi keluar masuk karyawan dan mempunyai aturan dalam
melaksanakan tugas. Kultur uncertainty avoidance yang rendah toleransi terhadap situasi yang samar-samar atau tidak pasti masih dirasa kurang.
Dalam situasi ini orang akan lebih banyak diberi kesempatan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam menyelesaikan tugas. Kesempatan untuk
mengambil inisiatif sendiri inilah yang diduga mampu mengembangkan atau menumbuhkan jiwa kewirausahaan seorang pengusaha, karena seorang yang
cenderung memiliki komitmen tinggi, berorientasi hasil dan berwawasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kedepan merupakan seorang pengusaha yang memiliki jiwa kewirausahaan. Dari uraian diatas diperoleh dugaan bahwa ada pengaruh positif uncertainty
avoidance rendah terhadap derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha. Sebaliknya, lingkungan kerja yang
memiliki Uncertainty Avoidance
tinggi merasa terancam dengan ketidakpastian sehingga berusaha menciptakan mekanisme untuk mengurangi
resiko itu. Dalam Uncertainty Avoidance yang tinggi ada kecenderungan memiliki kejadian turn over misalnya; keluar-masuk karyawan. Karyawan
memiliki ambisi yang rendah sehingga perilakunya kurang berani dalam mengambil resiko dan petualangan, serta perilakunya lebih ritual, sehingga
jiwa kewirausahaan sulit untuk tumbuh dan berkembang. Dengan kata lain Uncertainty Avoidance yang tinggi diduga memberikan pengaruh terhadap
derajat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.