Fasilitas Tempat Tinggal Penerapan Syarat Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

5.2.3.1 Fasilitas Tempat Tinggal

Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lantai Rumah yang Ditempati No Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 ≥ 8 meter per orang Kurang dari 8 meter per orang 20 46 30,30 69,69 Jumlah 66 100 Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014 Data yang disajikan pada tabel 5.12 diperoleh informasi bahwa mayoritas responden menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 8 meter per orang. Kondisi ini ada pada 46 orang atau 69,69 responden. Melalui observasi yang dilakukan penulis pada saat membagikan angket kepada keluarga responden antara lain diperoleh informasi bahwa pada umumnya penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat menempati rumah berukuran sempit, seperti 4 x 5 meter, dengan penghuni di atas 5 orang. Bahkan ada yang menempati rumah 3 x 5 meter. Salah satu syarat keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah menempati rumah dengan kriteria kurang dari 8 meter per orang. Dengan demikian, 46 orang atau 69,69 memenuhi syarat sebagai keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Sedangkan 20 orang atau 30,30 menempati rumah dengan luas lantai 8 meter per orang. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria syarat penerima program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Lantai Rumah yang Ditempati No Jawaban Frekuensi Persentase Universitas Sumatera Utara 1 2 Keramik Semen 18 48 27,27 72,72 Jumlah 66 100 Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014 Data yang disajikan pada tabel 5.13 diperoleh informasibahwa mayoritas responden yakni 48 atau 72,72 keluarga menempati rumah dengan lantai terbuat dari semen. Jumlah ini diikuti oleh responden yang menempati rumah dengan lantai terbuat dari keramik, yakni 18 atau 27,27 keluarga. Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditegaskan bahwa salah satu syarat keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah menempati rumah yang lantainya terbuat dari tanah atau kayubambu murahan atau berkualitas rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan jenis lantai bangunan tempat tinggal responden tidak ada yang memenuhi persyaratan penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena lantai bangunan mereka sudah lebih baik. Namun mereka tetap mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena dilihat dari pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Dinding Rumah yang Ditempati No Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 Tembok diplester Tembok tanpa diplester Bambu Kayu berkualitas rendah 15 12 4 35 27,72 18,18 6,06 53,03 Universitas Sumatera Utara Jumlah 66 100 Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.14 dapat diketahui jumlah paling banyak dari kategori responden dalam menempati rumah yang dindingnya terbuat dari kayu berkualitas rendah, dengan jumlah 35 atau 53,03 keluarga. Jumlah ini diikuti oleh responden yang menempati rumah dengan dinding terbuat dari tembok diplester dengan jumlah yang cukup banyak, yakni 15 atau 27,72 keluarga. Kemudian terdapat jumlah responden dengan kategori menempati rumah yang dindingnya terbuat dari tembok tanpa diplester, yakni 12 atau 18,18 keluarga responden. Jumlah yang paling sedikit yakni 4 atau 6,06 keluarga yang dinding rumahnya terbuat dari bambu. Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditegaskan bahwa salah satu syarat keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah menempati rumah yang dindingnya terbuat dari bamburumbiakayu berkualitas rendah, tembok tanpa diplester. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 63 keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat terdapat 46 atau 73,01 di antaranya memenuhi syarat yang ditetapkan, sedangkan yang lainnya yakni 15 atau 23,80 ternyata tidak memenuhi persyaratan sebagai penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. 15. Kepemilikan Fasilitas Buang Air Besar dari Rumah yang Ditempati Data yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa semua responden memiliki fasilitas buang air besar sendiri, yakni sebanyak 66 atau 100 keluarga. Tidak ada responden yang tidak memiliki fasilitas buang air besar sendiri karena di Kelurahan Tambangan tidak ada disediakan wc umum sehingga setiap responden memiliki Universitas Sumatera Utara fasilitas buang air besar sendiri walaupun ada beberapa dari responden yang kondisi fasilitas buang air besarnya dapat dikatakan darurat,yaitu tempat pembuangan yang berada diluar rumah hanya dengan berdindingkan kayu ataupun rumbia. Kondisi seperti ini pada tempat tinggal responden yang berada didekat sungai. Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditegaskan bahwa salah satu syarat keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah menempati rumah tanpa fasilitas wc sendiri. Dengan kata lain keluarga yang memenuhi persyaratan untuk menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah yang tidak memiliki wc sendiri atau menggunakan wc umum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada responden yang memenuhi persyaratan sebagai penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. 16. Jenis Penerangan yang Digunakan Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dapat diketahui bahwa semua responden yakni berjumlah 66 atau 100 ternyata menggunakan listrik untuk alat penerangan. Tidak ada responden yang tidak menggunakan listrik sebagai alat penerangan. Berdasarkan penelusuran data lebih lanjut, dari 66 responden yang menggunakan alat penerangan listrik, ternyata 21 keluarga responden tidak menggunakan listrik sendiri meteran sendiri, dalam arti mereka menarik arus listrik dari tetangga yang memiliki listrik dengan meteran sendiri, tentu dengan kesepakatan biaya penggunaan. Sedangkan 42 keluarga respoden menggunakan alat penerangan listrik dengan meteran sendiri. Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditegaskan bahwa salah satu syarat keluarga penerima Bantuan Universitas Sumatera Utara Langsung Sementara Masyarakat adalah tidak menggunakan alat penerangan listrik. Berdasarkan persyaratan ini dapat disimpulkan bahwa semua responden yakni 66 orang atau 100 tidak memenuhi persyaratan sebagai penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. 5.2.3.2 Pemenuhan Kebutuhan Keluarga 5.2.3.2.1

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

2 53 128

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung

0 5 1

IMPLEMENTASI KARAKTER KEJUJURAN (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Implementasi Karakter Kejujuran (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Desa Kwasen Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.

0 1 18

IMPLEMENTASI KARAKTER KEJUJURAN (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Implementasi Karakter Kejujuran (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Desa Kwasen Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.

0 2 13

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Karangpawitan Garut.

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi - Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini - Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

0 0 13

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMBANGAN KECAMATAN PADANG HILIR KOTA TEBING TINGGI

0 0 14

PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA UNTUK MASYARAKAT 2012

0 0 29