Sosialisasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik.

2.3 Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

2.3.1 Sosialisasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

Sosialisasi atau penyampaian informasi merupakan tahapan yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan suatu program. Dalam kaitan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, sosialisasi menjadi sangat penting karena menyangkut banyak orang terutama masyarakat miskin yang ditetapkan sebagai penerima program. Pada pelaksanaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, sosialisasi formal baik kepada aparat pemerintah maupun masyarakat terbatas. Dalam hubungannya dengan kegiatan sosialisasi program, dalam Buku Pegangan Sosialisasi dan Implementasi Program-program Kompensasi Kebijakan Penyesuaian Subsidi BBM 2013 selanjutnya disebut Nuku Pegangan, tidak ada satupun klausul atau penjelasan mengenai kegiatan sosialisasi. Dalam Buku Pegangan ytersebut tidak ada penjelasan tentang siapa atau institusi apa yang bertanggungjawab melakukan sosialisasi. Tidak adanya ketentuan atau penjelasan tersebut kemungkinan yang menyebabkan sosialisasi program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat cenderung tidak terstruktur dengan baik dan bervariasi. Dalam Buku Pegangan, di semua wilayah tidak ada sosialisasi dari kantor pos ataupun pemerintah daerah kepada masyarakat umum, yang ada hanya sosialisasi informal dan terbatas yang diberikan oleh petugas kantor pos atau ketua RT kepada rumah tangga sasaran saat pembagian Kartu Universitas Sumatera Utara Perlindungan Sosial. Informasi yang disampaikan terbatas, yakni hanya pemberitahuan bahwa yang menjadi penerima Bnatuan Langsung Sementara Masyarakat memperoleh dana bantuan sebesar Rp. 300.000 yang dapat diambil di kantor pos yang ditunjuk dengan membawa persyaratan yang sudah ditentukan. Sosialisasi kepada rumah tangga sasaran hanya diberikan dalam bentuk poster yang dilampirkan dalam amplop Kartu Perlindungan Sosial. Namun, poster yang diberikan tidak terkait dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat melainkan tentang penggunaan Kartu Perlindungan Sosial. Di tingkat daerah, pemberian informasi kepada masyarakat umum cenderung sengaja tidak dilakukan untuk menghindari konflik atrau kecemburan sosial di antara warga. Meskipun demikian, umumnya masyarakat mengetahui keberadaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, bahkan banyak yang mengetahuinya sebelum program dilaksanakan. Pengetahuan itu mereka peroleh melalui media massa baik dalam bentuk sosialisasi resmi dari pemerintah pusat maupun dalam bentuk pemberitaan yang cukup gencar tentang program ini. Keterbatasan sosialisasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat disesalkan terutama oleh aparat pemerintah di tingkat desakelurahan. Jika mereka tidak mendapatkan informasi nyang menyeluruh tentang suatu program sulit bagi mereka untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan, dan mereka juga bisa menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Minimnya sosialisasi, terutama kepada aparat pemerintah di tingkat kecamatan hingga desakelurahan merupakan penyebab utama munculnya berbagai persoalan terkait pelaksanaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Universitas Sumatera Utara Dalam penanggulangan masalah kemiskinan melalui program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, BPS telah menetapkan 14 kriteria keluarga miskin seperti yang telah disosialisasikan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi 2005, rumah tangga yang memiliki ciri rumah tangga miskin yang berhak adalah rumah tangga yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m 2 per orang. 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanahbambukayu murahan. 3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok tanpa diplester. 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar sendirikepemilikan fasilitas buang air besar bersama-sama dengan rumah tangga lain. 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sumurmata air tidak terlindungisungaiair hujan. 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakararangminyak tanah. 8. Hanya mengkonsumsi dagingsusuayam satu kali dalam seminggu. 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan sebanyak satudua kali dalam sehari. 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmaspoliklinik. 12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, Universitas Sumatera Utara atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp.600.000 per bulan. 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah, tidak tamat SDhanya SD. 14. Tidak memiliki tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000, seperti : sepeda motor kreditnon kredit, emas, ternak,kapal motor, atau barang modal lainnya Siagian, 2012:172-174. Adapun tahapan penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran adalah sebagai berikut : 1. Penyiapan Data Rumah Tangga Sasaran Oleh Badan Pusat Statistik Pusat. 2. Daftar nama dan alamat diolah dan disimpan oleh databased. 3. Nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran diberikan ke PT. Pos Indonesia. 4. PT. Pos Indonesia tidak diperkenankan melakukan perubahan data. 5. PT. Pos Indonesia mencetak Kartu Perlindungan Sosial sesuai data. 6. Kartu Perlindungan Sosial ditandatangani oleh Menteri Keuangan RI. 7. Departemen sosial menempatkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Rekening Giro Departemen Sosial di Kantor Cabang BRI dan memerintahkan BRI memindahbukukan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ke Rekening Giro Kantor Pos di Kantor Cabang BRI seluruh Indonesia. 8. Kartu yang dicetak didistribusikan langsung kepada Rumah Tangga Sasaran. Universitas Sumatera Utara 9. Pemegang kartu mendatangi lokasi kantor bayarkantor pos yang ditunjuk sesuai informasi dalam kartu yang ditentukan kantor pos. 10. Pembayaran dilakukan atas dasar kepemilikan kartu. 11. PT. Pos Indonesia menyampaikan laporan bulanan ke Departemen Sosial.

2.3.2 Penargetan dan Ketepatan Sasaran Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

2 53 128

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung

0 5 1

IMPLEMENTASI KARAKTER KEJUJURAN (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Implementasi Karakter Kejujuran (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Desa Kwasen Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.

0 1 18

IMPLEMENTASI KARAKTER KEJUJURAN (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Implementasi Karakter Kejujuran (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Desa Kwasen Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.

0 2 13

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Karangpawitan Garut.

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi - Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini - Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

0 0 13

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMBANGAN KECAMATAN PADANG HILIR KOTA TEBING TINGGI

0 0 14

PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA UNTUK MASYARAKAT 2012

0 0 29