Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “implementasi” dalam pengertian luas adalah pelaksanaan suatu program kebijaksanaan dan dijelaskan bahwa suatu
proses interaksi adalah diantara merancang dan menentukan sasaran yang diinginkan.
2.2 Program
Program dapat diartikan secara umum dan secara khusus. Menurut pengertian secara umum program dapat diartikan sebagai rencana. Pengertian program secara
khusus adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi
dari suatu
kebijakan, berlangsung
dalam proses
yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang Arikunto, 2004:2. Menurut Charles O. Jones 1996:295, pengertian program adalah cara yang
disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau
tidak yaitu : a
Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program.
b Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya
juga diidentifikasikan melalui anggaran. c
Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.
Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni : sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi dan
memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang serius
Universitas Sumatera Utara
terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik.
2.3 Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
2.3.1 Sosialisasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
Sosialisasi atau penyampaian informasi merupakan tahapan yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan suatu program. Dalam kaitan
program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, sosialisasi menjadi sangat penting karena menyangkut banyak orang terutama masyarakat miskin
yang ditetapkan sebagai penerima program. Pada pelaksanaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, sosialisasi formal baik kepada aparat
pemerintah maupun masyarakat terbatas. Dalam hubungannya dengan kegiatan sosialisasi program, dalam
Buku Pegangan Sosialisasi dan Implementasi Program-program Kompensasi Kebijakan Penyesuaian Subsidi BBM 2013 selanjutnya disebut Nuku
Pegangan, tidak ada satupun klausul atau penjelasan mengenai kegiatan sosialisasi. Dalam Buku Pegangan ytersebut tidak ada penjelasan tentang
siapa atau institusi apa yang bertanggungjawab melakukan sosialisasi. Tidak adanya ketentuan atau penjelasan tersebut kemungkinan yang menyebabkan
sosialisasi program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat cenderung tidak terstruktur dengan baik dan bervariasi.
Dalam Buku Pegangan, di semua wilayah tidak ada sosialisasi dari kantor pos ataupun pemerintah daerah kepada masyarakat umum, yang ada
hanya sosialisasi informal dan terbatas yang diberikan oleh petugas kantor pos atau ketua RT kepada rumah tangga sasaran saat pembagian Kartu
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan Sosial. Informasi yang disampaikan terbatas, yakni hanya pemberitahuan bahwa yang menjadi penerima Bnatuan Langsung Sementara
Masyarakat memperoleh dana bantuan sebesar Rp. 300.000 yang dapat diambil di kantor pos yang ditunjuk dengan membawa persyaratan yang
sudah ditentukan. Sosialisasi kepada rumah tangga sasaran hanya diberikan dalam
bentuk poster yang dilampirkan dalam amplop Kartu Perlindungan Sosial. Namun, poster yang diberikan tidak terkait dengan Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat melainkan tentang penggunaan Kartu Perlindungan Sosial. Di tingkat daerah, pemberian informasi kepada masyarakat umum
cenderung sengaja tidak dilakukan untuk menghindari konflik atrau kecemburan sosial di antara warga. Meskipun demikian, umumnya
masyarakat mengetahui keberadaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, bahkan banyak yang mengetahuinya sebelum program
dilaksanakan. Pengetahuan itu mereka peroleh melalui media massa baik dalam bentuk sosialisasi resmi dari pemerintah pusat maupun dalam bentuk
pemberitaan yang cukup gencar tentang program ini. Keterbatasan sosialisasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
disesalkan terutama oleh aparat pemerintah di tingkat desakelurahan. Jika mereka tidak mendapatkan informasi nyang menyeluruh tentang suatu
program sulit bagi mereka untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan, dan mereka juga bisa menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Minimnya
sosialisasi, terutama kepada aparat pemerintah di tingkat kecamatan hingga desakelurahan merupakan penyebab utama munculnya berbagai persoalan
terkait pelaksanaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penanggulangan masalah kemiskinan melalui program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, BPS telah menetapkan 14 kriteria
keluarga miskin seperti yang telah disosialisasikan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi 2005, rumah tangga yang memiliki ciri rumah
tangga miskin yang berhak adalah rumah tangga yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m
2
per orang. 2.
Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanahbambukayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamburumbiakayu
berkualitas rendahtembok tanpa diplester. 4.
Tidak memiliki fasilitas buang air besar sendirikepemilikan fasilitas buang air besar bersama-sama dengan rumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumurmata air tidak
terlindungisungaiair hujan. 7.
Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakararangminyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi dagingsusuayam satu kali dalam seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satudua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmaspoliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas
lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan,
Universitas Sumatera Utara
atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp.600.000 per bulan.
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah, tidak tamat
SDhanya SD. 14.
Tidak memiliki tabunganbarang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000, seperti : sepeda motor kreditnon kredit, emas, ternak,kapal
motor, atau barang modal lainnya Siagian, 2012:172-174. Adapun tahapan penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran adalah sebagai berikut : 1.
Penyiapan Data Rumah Tangga Sasaran Oleh Badan Pusat Statistik Pusat.
2. Daftar nama dan alamat diolah dan disimpan oleh databased.
3. Nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran diberikan ke PT. Pos
Indonesia. 4.
PT. Pos Indonesia tidak diperkenankan melakukan perubahan data. 5.
PT. Pos Indonesia mencetak Kartu Perlindungan Sosial sesuai data. 6.
Kartu Perlindungan Sosial ditandatangani oleh Menteri Keuangan RI. 7.
Departemen sosial menempatkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Rekening Giro Departemen Sosial di Kantor Cabang
BRI dan memerintahkan BRI memindahbukukan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ke Rekening Giro Kantor Pos di
Kantor Cabang BRI seluruh Indonesia. 8.
Kartu yang dicetak didistribusikan langsung kepada Rumah Tangga Sasaran.
Universitas Sumatera Utara
9. Pemegang kartu mendatangi lokasi kantor bayarkantor pos yang
ditunjuk sesuai informasi dalam kartu yang ditentukan kantor pos. 10.
Pembayaran dilakukan atas dasar kepemilikan kartu. 11.
PT. Pos Indonesia menyampaikan laporan bulanan ke Departemen Sosial.
2.3.2 Penargetan dan Ketepatan Sasaran Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
Data rumah tangga sasaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat bersumber dari Basis Data Terpadu BDT yang merupakan hasil pendataan
BPS melalui Pendataan Program Perlindungan Sosial PPLS 2011. Umumnya penerima bantuan adalah rumah tangga miskin. Namun pada
kenyataan di lapangan banyak rumah tangga miskin yang dinilai layak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat tidak menjadi penerima
dan ada rumah tangga nonmiskin yang menjadi penerima bantuan. Kurang tepatnya rumah tangga sasaran tersebut diakibatkan oleh kualitas pelaksanaan
PPLS 2011 yang kurang baik. Beberapa informasi dari narasumber, beberapa pencacah PPLS 2011 di lokasi pemantauan melakukan beberapa pelanggaran
mekanisme pendataan antara lain :
a Pencacah tidak mendatanganimewancarai semua rumah tangga.
Pengisian kuesioner hanya berdasarkan pengetahuan pencacah dan informasidata dari ketua RT.
b Pencacah hanya mendatangi ketua RT untuk meminta data dan
berkeliling melihat kondisi rumah rumah tangga yang didata.
Universitas Sumatera Utara
c Pencacah hanya mendatangi rumah tangga untuk meminta fotokopi
KTP dan Kartu Keluarga. d
Rumah tangga yang akan didata tetapi saat pencacahan tidsak berada di rumah tidak akan dikunjungi ulang.
e Pencacah tidak menanyakan semua pertanyaan dalam kuesioner
kepada rumah tangga yang didata. f
Pencacah memasukan rumah tangganya sendiri dan rumah tangga sudara atau kerabatnya.
g Pencacah tidak memasukkan rumah tangga yang kurang mampu
karena alasan pribadi seperti rumah tangga agak sombong dan suka pamer.
h Pencacah menentukan rumah tangga yang akan didata atas dasar
konsultasi dengan ketua RT. i
Pencacah menentukan rumah tangga yang akan didata hanya berdasarkan informasi dari individu rumah tangga yang didata lebih
awal tanpa konfirmasi kepada pihak manapun. Para pencacah tidak melakukan wawancara secara langsung dengan
seluruh rumah tangga yang didata antara lain karena praktis, seperti sudah mengetahui kondisi rumah tangga yang didata karena bertetangga,
menghemat tenaga dan waktu, dan sebagai antisipasi supaya tidak diprotes masyarakat jika pendataan tersebut diikuti dengan program bantuan.
Kurangtepatnya penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat juga dipengaruhi oleh adanya perbedaan waktu antara pendataan dan penggunaan
data. Jeda waktu sekitar 2 tahun amat memungkinkan terjadinya perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Jeda waktu tersebut juga memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
terbentuknya rumah tangga baru yang masuk kelompok miskin baik karena pernikahan maupun karena pindah alamat. Permasalahan akibat jeda waktu
tersebut seharusnya dapat diminimalisir jika dilakukan sebelum program berlangsung. Aparat desa dan kecamatan memperkirakan akan sulit meminta
rumah tangga mampukaya untuk menyerrahkan KPS kepada ruta lain.
2.3.3 Ketersediaan Daftar Penerima KPS
Menurut Buku Pegangan, pemerintah pusat dan PT.Pos Indonesia merupakan lembaga yang memiliki peran dominan dalam pelaksanaan
program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dalam penanggungjawab program Kementerian Sosial Kemensos. Kemensos bertanggungjawab
untuk menyerahkan daftar nama dan alamat ruta sasaran kepada PT.Pos Indonesia untuk pencetakan KPS. Selanjutnya PT.Pos Indonesia bertugas
mengirimkan KPS ke masing-masing ruta sasaran dan menyalurkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. PT.Pos Indoneasia juga bertugas
membuat daftar KPS retur yang akan diserahkan kepada Kepala DesaLurah sebagai bahan menyelenggarakan musyawarah desa atau musyawarah
kelurahan umtuk menetapkan rumah tangga pengganti.
2.3.4 Distribusi Kartu Perlindungan Sosial
Mekanisme pendistribusian KPS berdasarkan Buku Pegangan dengan cara PT.Pos mengirimkan langsung ke rumah tangga penerima. Namun dalam
praktiknya, pendistribusian KPS oleh kantor pos tidak selalu menyerahkan langsung ke alamat rumah tangga. Padahal menurut Buku Pegangan, petugas
Universitas Sumatera Utara
kantor pos hanya sekedar berkoordinasi dan didampingi aparat desakelurahan saat penyerahan KPS kepada ruta penerima.
2.3.5 Pencairan Dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat wajib membawa Kartu Perlindungan Sosial dan kartu identitas ke kantor pos terdekat untuk
mencairkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Menurut ketentuan, apabila kepala rumah tangga yang namanya tertera di KPS tidak
dapat mengambil sendiri dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, maka dapat diwakilkan dengan anggota rumah tangga lainnya. Pengambilan
bantuan yang diwakilkan dapat dilakukan dengan menyertakan surat kuasa dan bukti pendukung tambahan KK sebagai bukti bahwa yang mewakili
adalah bagian ruta yang sama. Lokasi pencairan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
umumnya dipusatkan di kantor pos. Untuk menghindari antrian yang berlebihan, berdasarkan aturan, jadwal pembayaran Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat ditentukan oleh kantor pos dan pemerintah daerah setempat. Dalam menentukan jadwal pelayanan, kantor pos menggunakan
batasan 1.500 KPS per hari untuk satu titik layanan. Informasi tentang jadwal dan tempat pencairan Bantuan Langung
Sementara Masyarakat tidak diterima oleh semua rumah tangga penerima secara jelas. Hal ini disebabkan karena informasi jadwal pencairan
disampaikan oleh kantor pos melalui aparat desakelurahan yang tidak mengetahui seluruh penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di
wilayahnya, sehingga tidak semua penerima mendapat informasi. Proses
Universitas Sumatera Utara
pencairan dana berjalan lancar dan berlangsung cukup cepat. Rumah tangga menerima dana dari kantor pos secara utuh hanya menanggung biaya
transportasi saja sewaktu mengambil dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.
2.3.6 Organisasi Pelaksanaan Penyaluran Dana BLSM
Penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran merupakan suatu bentuk kerja sama yang didasarkan pada
fungsi dan tugas pokok masing-masing, sehingga lembaga bertanggung jawab terhadap kelancaran bidang tugas masing-masing. Bentuk kerja sama ini
dimaksudkan untuk mempercepat proses penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran atau kelompok
sasaran sehingga pemanfaatannya menjadi lebih optimal. Untuk meningkatkan sinergi pelayanan yang maksimal, maka masing-
masing lembaga saling berkoordinasi dan dalam program BLSM difasilitasi penyediaan Unit Pelaksanaan Program BLSM. Tugas pokok dan tanggung
jawab dari masing-masing instansi adalah sebagai berikut : 1.
Kementerian Sosial Kementerian sosial memiliki kewajiban untuk menyiapkan dana
berdasarkan daftar nominatif dan menyampaikan Surat Perintah kepada Pos Indonesia untuk membayar dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
untuk Rumah Tangga Sasaran. Setelah itu kerja sama dengan PT Pos Indonesia Persero untuk menyalurkan dana tersebut sesuai dengan daftar
nominatif penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang disampaikan oleh Pusat Biro Statistik BPS. Untuk kejelasan bagaimana
Universitas Sumatera Utara
proses penyalurannya, Departemen sosial berkewajiban untuk membuat dan menyusun petunjuk teknis penyaluran BLSM bersama dengan Bappenas,
Menko Kesra, Depdagri, BPS, PT. Pos Indonesia Persero dan PT. BRI Persero. Sebagai penanggungjawab kepada pemerintah, Kementerian Sosial
berkewajiban membuat laporan pelaksanaan kepada Presiden RI tentang Pelaksanaan Penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
kepada Presiden RI. 2.
Kewajiban PT Pos Indonesia Persero Adapun kewajiban dari PT. Pos Indonesia untuk program Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat mencetak dan menyalurkan Kartu Perlindungan Sosial KPS ke KPRK Kantor Pos Pemeriksa seluruh
Indonesia berdasarkan daftar nominatif, selanjutnya KPRK menyalurkan Kartu Perlindungan Sosial kepada rumah tangga sasaran bekerjasama dengan
aparat desa setempat, TKSM Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat dan aparat keamanan dan aparat keamanan bila diperlukan. Dalam hal ini PT. Pos
Indonesia juga harus melaporkan realissasi penyaluran Kartu Perlindungan Sosial kepada Kementerian Sosial dan selanjutnya menyampaikan rencana
penyaluran dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. 3.
Kewajiban Bank Rakyat Indonesia Bank Rakyat Indonesia memiliki peran untuk menyiapkan dana
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat PT Pos Indonesia dan BRI juga membebaskan dana administrasi pembukaan rekening dan membedakan atas
kewajiban setoran pertama dalam pembukuan giro di Kantor Cabang BRI Jakarta Veteran dan Kantor Cabang BRI seluruh Indonesia. Demi kelancaran
dalam proses penyaluran dan segala administrasi Bantuan Langsung
Universitas Sumatera Utara
Sementara Masyarakat, BRI memberikan kemudahan kepada PT Pos Indonesia untuk untuk memindahbukukan dana dari rekening Giro Kantor
Pos seluruh Indonesia. Sebagai bentuk kewajiban dan tanggung jawab, BRI juga menyampaikan laporan keuangan mutasi rekening Giro utama dari Giro
kantor Pos melalui layanan tunai manajemen BRI. 4.
Kewajiban Badan Pusat Statistik Lembaga ini memiliki peranan dan kewajiban untuk menyediakan
data rumah tangga sasaran penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang dikategorikan rumah tangga sangat miskin, dan rumah
tangga miskin. Untuk menyediakan data tersebut dilakukan data terakhir up dating di lapangan, verivikasi dan evaluasi Rumah Tangga Sasaran oleh
petugas. BPS juga memiliki kewajiban untuk membuat laporan pelaksanaan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sesuai dengan tugas dan
kewenangan yang dimiliki. 5.
Kewajiban Dinas SosialInstansi Pemerintah Provinsi Pada tataran dinas Instansi sosial Provinsi untuk proses program
BLSM tersebut, berkewajiban mengelola unit pelaksanaan BLSM pada tingkat provinsi dan struktur pelaksanaannya, ketua Pengelola Unit Pelaksana
Program UPP BLSM adalah kepala dinas sosial, yang bertugas secara intensif selama pelaksanaan program BLSM. Melakukan pembinaan,
supervisor dan pengawasan terhadap pelaksanaan BLSM termasuk unit pelaksanaan program BLSM di tingkat kabupatenkota dan kecamatan. Juga
mengkoordinasikan dinasinstansi sosial kabupatenkota dalam pelaksanaan pendampingan terhadap kantor pos pada saat pembagian Bantuan Langsung
Universitas Sumatera Utara
Sementara Masyarakat dengan melibatkan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat.
6.
Kewajiban DinasInstansi Kabupaten Kota
Pada tingkat jajaran dinas atau instansi sosial KabupatenKota, pada proses penyaluran BLSM memiliki peran dan kewajiban untuk mengelola
unit pelaksanaan program BLSM dan sebagai jabatan yang menduduki struktur organisasi pengelola penyaluran BLSM, sebagai ketua pengelola
UPP BLSM adalah kepala DinasInstansi sosial, sekretaris dan anggota ditetapkan pejabat di lingkungan dinas sosial yang bertugas secara intensif
selama proses pelaksanaan program BLSM. 7.
Kewajiban Kecamatan Camat : a
Mengelola Unit Pelaksanaan Program BLSM pada tingkat kecamatan.
b Memantau mitra kerja pada tingkat KecamatanDesaKelurahan
yang akan terlibat secara efektif dalam pendistribusian kartu BLSM dan penyaluran dana BLSM serta pengendalian dan
pengamanan di lapangan. c
Menyelenggarakan pelaksanaan pertemuan koordinasi dengan seluruh mitra pada tingkat kecamatan.
d Menginformasikan program Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat kepada Rumah Tangga Sasaran dan mendukung sosialisasi kepada masyarakat umum.
e Memantau petugas pos pada saat distribusi kartu Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat untuk sampai pada Rumah Tangga Sasaran.
Universitas Sumatera Utara
f Melakukan pendampingan dan membantu petugas Pos pada saat
pembagian kartu Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan pembayaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dengan
melibatkan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat. g
Memantau penyelesaian masalah oleh desakelurahan sesuai dengan jenis pengaduan dan tingkat kewenangannya melalui
instansi terkait, termasuk kepada dinas pada tingkat kecamatan. h
Membuat laporan pelaksanaan Program BLSM sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara berjenjang kepada
pihak-pihak terkait
termasuk Kepala
Dinas Sosial
KabupatenKota. 8.
Kewajiban DesaKelurahan a
Memantau petugas pos pada pencairan atau penerimaan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dan pendistribusian kartu
kepada Rumah Tangga Sasaran. b
Bersama-sama dengan petugas Pos menentukan pengganti RTS yang pindahmeninggal tanpa ahli waris atau tidak berhak,
melalui rembuk
DesaKelurahan yang
dihadiri kepala
DesaKelurahan, RTRW tempat tinggal RTS yang diganti, tokoh agama, tokoh masyarakat dan Karang Taruna.
c Melakukan pendampingan pada petugas pos pada saat pembagian
kartu BLSM dan penyebaran BLSM dengan melibatkan tenaga kerja kesejahteraan sosial masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
d Mengupayakan penyelesaian yang terjadi antara lain pada saat
penetapan RTS, distribusi kartu dan penyaluran BLSM sesuai dengan jenis dan tingkat kewenangan.
2.4 Mekanisme Penyaluran Program Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat di Kelurahan Tambangan
a. Rumah Tangga Sasaran menerima Kartu Perlindungan Sosial yang
didistribusikan melalui PT Pos Indonesia. b.
Rumah Tangga Sasaran membawa Kartu Perlindungan Sosial dan kartu identitas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan ke Kantor
Pos. c.
Petugas PT Pos Indonesia mencocokan data pembayaran dengan Kartu Perlindungan Sosial dan identitas pendukungnya.
d.
Rumah Tangga Sasaran memperoleh manfaat program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sesuai dengan jumlah yang
ditentukan.
2.5 Tujuan dan Sasaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat