Mata Pencaharian Penerapan Syarat Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat

keduanya yaitu puskesmas dan rumah sakit bisa menggunakan Jamkesmas maupun Jamsostek untuk biaya berobat dan juga ada yang menggunakan biaya sendiri. Sedangkan hanya ada 4 orang atau 6,06 responden yang hanya membeli obat saja ketika mereka sakit. Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditegaskan bahwa salah satu syarat penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yaitu masyarakat yang tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas maupun poliklinik. Namun pada kenyataannya, ada 41 atau 62,12 responden yang dapat menggunakan jamkesmas untuk pergi berobat ke puskesmas karena tidak sanggup membayar pengobatan. Karena di Kelurahan Tambangan hampir semua penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat mendapatkan jamkesmas untuk dapat dipergunakan ketika pergi berobat ke puskesmas bahkan ke rujukan ke rumah sakit.

5.2.3.3 Mata Pencaharian

Tabel 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 6 Petani Buruh Pedagang Serabutan Pembantu rumah tangga Pegawai Negeri Sipil 20 4 4 12 3 5 30,30 6,06 6,06 18,18 4,54 7,57 Universitas Sumatera Utara 7 8 9 Karyawan Wiraswasta Penarik becaksopir angkot 5 7 6 7,57 10,60 9,09 Jumlah 66 100 Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014 Data yang disajikan pada tabel 5.23 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga responden, yakni 20 orang atau 30,30 memiliki pekerjaan atau sumber pendapatan sebagai petani. Diikuti dengan jumlah sumber pendapatan rumah tangga lain responden yang tidak menetap atau serabutan yakni sebanyak 12 orang atau 18,18. Mereka melakukan pekerjaan yang ada, misalnya ada yang menawarkan untuk ikut bekerja di suatu tempat, apapun jenis pekerjaannya, dalam arti yang wajar. Sumber pendapatan rumah tangga lain responden adalah wiraswasta terdiri dari 7 orang atau 10,60. Pada umumnya mereka yang wiraswasta adalah yang memiliki usaha sendiri. Kemudian penarik becaksopir angkot terdiri dari 6 orang atau 9,09, PNS dan karyawan yang masing-masing berjumlah 5 orang atau 7,57, buruh dan pedagang yang berjumlah masing-masing 4 orang atau 6,06. Dan hanya sedikit yang menjadi pembantu rumah tangga yakni sebanyak 3 orang atau 4,54. Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditegaskan bahwa salah satu kriteria keluarga penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah bahwa kepala keluarga memiliki pekerjaan seperti buruh tani atau buruh laiannya atau pekerjaan lain yang identik dengan buruh. Menurut penulis, hal yang utama dari kriteria pekerjaan tersebut adalah bukan PNS, pegawai tetap perusahaan, atau pengusaha atau pekerjaan lain yang bersifat mapan dari segi ekonomi. Berbagai jenis pekerjaan atau sumber pendapatan responden sebagaimana disajikan pada tabel 5.45 adalah pekerjaan yang rawan secara ekonomi, Universitas Sumatera Utara dalam arti terdapat kemungkinan sering menganggur dan tidak memiliki sumber pendapatan. Oleh karena itu dari segi jenis pekerjaan atau sumber utama pendapatan keluarga responden, maka keluarga responden secara umum dapat dinilai layak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Namun ada responden yang tidak layak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena sudah terpenuhi secara ekonomi yakni sebanyak 17 orang atau 25,75. Tabel 5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan Kepala Keluarga Per Bulan No Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 600.000 600.000 – 1.000.000 1.000.000 – 2.000.000 2.000.000 – 3.000.000 3.000.000 42 7 9 6 2 63,63 10,60 13,63 9,09 3,03 Jumlah 66 100 Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014 Data yang disajikan pada tabel 5.24 menunjukkan bahwa mayoritas responden, yakni 42 orang atau 63,63 menyatakan pendapatan kepala keluarga mereka adalah kurang dari Rp. 600.000 perbulan. Jumlah ini diikuti oleh responden yang kepala keluarga berpenghasilan Rp.1.000.000 sd Rp.2.000.000 sebanyak 9 orang 13,63, kepala keluarga berpenghasilan Rp.2.000.000 sd Rp.3.000.000 sebanyak 6 orang atau 9,09, responden yang kepala keluarganya berpendapatan Rp. 600.000 sd Rp. 1.000.000 yang terdiri dari 7 orang atau 10,60 dan ada juga Universitas Sumatera Utara responden yang kepala keluarganya berpenghasilan Rp.3.000.000 yakni sebanyak 2 orang atau 3,03. Dalam buku Pedoman Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ditegaskan bahwa salah satu syarat rumah tangga penerima program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah bahwa kepala keluarga dari rumah tangga tersebut memiliki pendapatan di bawah Rp. 600.000perbulan. Dengan demikian sebanyak 42 orang atau 63,63 responden memenuhi persyaratan sebagai penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, sedangkan 24 orang atau 36,36 responden adalah keluarga yang tidak layak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Berdasarkan sebaran data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi penyimpangan dalam hal persyaratan jumlah pendapatan kepala keluarga, penyimpangan tersebut dapat dikatakan dalam jumlah besar dengan kisaran pendapatan sampai diatas Rp.3.000.000. Tabel 5.25 Kemampuan Mencukupi Kebutuhan Sehari-hari atas Pendapatan Setiap Bulan No Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 Mencukupi Tidak mencukupi 21 45 31,81 68,18 Jumlah 66 100 Sumber: Data Primer, Kuesioner 2014 Data yang disajikan dalam tabel 5.25 menunjukkan bahwa mayoritas responden yakni 45 orang atau 68,18 menyatakan bahwa pendapatan mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jumlah ini diikuti oleh responden yang kebutuhan hidupnya tercukupi sebanyak 21 orang atau 31,81. Mereka Universitas Sumatera Utara termasuk kedalam golongan masyarakat menengah keatas atau masyarakat mampu. Sedangkan responden yang tidak mampu kebutuhan hidup sehari-hari pada umumnya mereka menjalani hidup dengan strategipertahanan berupa pengaturan menu makanan dengan harga serendah-rendahnya dan dengan frekuensi makan yang rendah, di bawah normal. Oleh karena itu, dalam hal kemampuan memenuhi kebutuhan ini, ada 21 orang yang patut didalami karena tidak layak sebagai penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Sedangkan lainnya memang sesuai dengan persyaratan penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.

5.2.3.4 Kepemilikan Aset

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan Vasektomi di Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi Tahun 2014

2 53 128

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Desa Cibereum Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung

0 5 1

IMPLEMENTASI KARAKTER KEJUJURAN (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Implementasi Karakter Kejujuran (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Desa Kwasen Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.

0 1 18

IMPLEMENTASI KARAKTER KEJUJURAN (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Implementasi Karakter Kejujuran (Studi Kasus pada Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Desa Kwasen Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.

0 2 13

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Karangpawitan Garut.

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Implementasi - Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini - Implementasi Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi

0 0 13

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT DI KELURAHAN TAMBANGAN KECAMATAN PADANG HILIR KOTA TEBING TINGGI

0 0 14

PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA UNTUK MASYARAKAT 2012

0 0 29