BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini kemiskinan merupakan masalah yang banyak terjadi di masyarakat. Kemiskinan
yang terjadi saat ini tidak hanya terjadi di pedesaan, tetapi terdapat juga di perkotaan. Daerah perkotaan merupakan konsentrasi penduduk dan berbagai kegiatan ekonomi
dan sosial serta administrasi pemerintahan yang terletak strategis sehingga masyarakat yang tinggal di perkotaan dapat lebih mudah menjangkau akses dan
fasilitas tersebut. Kemudahan akses yang diberikan juga memiliki kecenderungan yaitu pada pembangunan fisik yang semakin pesat sehingga menyebabkan terjadinya
arus urbanisasi di kota.
Dalam memahami masalah kemiskinan kita perlu memandang kemiskinan itu dari dua aspek yakni kemiskinan sebagai suatu kondisi dan kemiskinan sebagai suatu
proses. Dikatakan sebagai suatu kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang hidup di bawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia
disebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara dikatakan sebagai suatu proses kemiskinan merupakan proses menurunnya daya
dukung terhadap hidup seseorang atau sekelompok orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula
mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia Siagian,2012:2.
Universitas Sumatera Utara
Sejak pertengahan tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berlangsung di Indonesia yang telah memporakporandakan seluruh aspek kehidupan bangsa
terutama sendi-sendi perekonomian nasional. Krisis perekonomian tersebut telah mengakibatkan kondisi Indonesia terpuruk, kembali menjadi salah satu Negara
miskin di dunia. Kemiskinan telah menjadi suatu fenomena sosial yang tidak hanya dialami oleh Negara-Negara yang sedang berkembang, tetapi juga terjadi di Negara-
Negara yang sebelumnya sudah mempunyai kemampuan di bidang ekonomi. Hal ini pada dasarnya telah menjadi perhatian, isu, dan pergerakan global yang bersifat
kemanusiaan. Kelompok-kelompok masyarakat ekonomi lemah bahkan terpuruk di bawah garis kemiskinan yang kronis.
Pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 untuk jenis bensin dan 4.500 menjadi 5.500 untuk jenis solar. Kenaikan
tersebut sangat dirasakan dampaknya bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah. Kenaikan tersebut didasari atas beberapa faktor, antara lain karena volume BBM
subsidi semakin meningkat serta membengkaknya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN akibat besarnya anggaran untuk BBM bersubsidi. Untuk itu
pemerintah telah memperkuat dana untuk program percepatan dan perluasan perlindungan sosial sebesar Rp12,5 triliun dalam RAPBN-Perubahan 2013, hal ini
sebagai kompensasi kepada masyarakat miskin yang terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Dana sebesar Rp12,5 triliun tersebut, digunakan sebagai subsidi
beras, untuk keluarga miskin raskin sebesar Rp 4,3 triliun, Bantuan untuk Siswa Miskin BSM Rp7,5 triliun dan Program Keluarga Harapan PKH Rp700 miliar.
Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan dana untuk program kompensasi khusus berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM Rp 11,6 triliun dan
Universitas Sumatera Utara
penambahan dana untuk program infrastruktur dasar irigasi dan air bersih Rp 6 triliun.
Dari beberapa program tersebut diatas, Bantuan Langsung Sementara Masyarakat program yang akan segera direalisasikan sebagai bentuk kompensasi
kepada kepada masyarakat yang ekonomi lemah. Sedangkan mekanisme penyalurannya mengacu pada data warga miskin di indonesia dari Badan Pusat
Statistik BPS. Menurut catatan Badan Pusat Statistic BPS pada bulan Maret 2010 sampai
pada bulan September 2012, angka kemiskinan di Indonesia mulai mengalami penurunan. Pada tahun 2010 jumlah penduduk miskin mencapai 31,02 juta jiwa
13,33 persen dan mengalami penurunan pada bulan Maret 2011 dengan jumlah penduduk miskin 30,02 juta jiwa 12,49 persen. Di tahun yang sama pada bulan
September 2012 angka kemiskinan mengalami penurunan lagi menjadi 29,89 juta jiwa 12,36 persen. Selanjutnya pada bulan Maret 2012 angka penduduk miskin
mencapai 29,13 juta jiwa 11,96 persen, penduduk miskin berkurang 76 ribu orang 0,4 persen. Pada bulan September 2012, jumlah penduduk miskin di Indonesia
mencapai 28,59 juta jiwa 11,66 persen, berkurang sebesar 0,54 juta jiwa 0,30 persen. Selama periode Maret sampai September 2012, jumlah penduduk miskin di
daerah perkotaan berkurang 0,14 juta jiwa, sementara di daerah pedesaan berkurang s0,40 juta jiwa http:www.bps.go.id diakses pada tanggal 12 maret 2014 pukul
15.08. Kebijakan menaikkan harga BBM dikeluarkan karena kenaikan harga minyak
di pasar dunia yang telah menimbulkan dampak negatif bagi perekonomian pada banyak negara termasuk Indonesia. Dasar dari hukum untuk menyesuaikan kenaikan
BBM besubsidi adalah pasal 8 ayat 10 UU. No 19 Tahun 2012 tentang Anggaran
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan Belanja Negara APBN tahun 2013 memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi.Pemerintah baru
mengusulkan program kompensasi rancangan APBN-P tahun 2013 dengan disahkan pada rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat dengan dinaikan BBM besubsidi
maka ada lima program dengan alokasi dana sebesar Rp 30 triliun, sasaran dari program ini adalah rumah tangga miskin.
Masyarakat miskin dalam satuan rumah tangga sebagai kelompok yang paling merasakan beban berat akibat kenaikan bahan bakar minyak. Meningkatnya
biaya untuk pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan atau kemampuan daya beli menyebabkan masyarakat semakin terpuruk
dalam kondisi yang miskin dan menjerat. Kerentanan terhadap gejolak ekonomi dan rendahnya kemampuan daya beli masyarakat merupakan permasalahan yang sudah
terjadi sejak lama di Indonesia dan semakin berlarut-larut dengan adanya kenaikan harga BBM. Kenyataan ini membuat semakin tingginya tingkat kemiskinan di negeri
ini. Banyak rakyat semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena kenaikan BBM tidak hanya terkait dengan kenaikan BBM itu sendiri tetapi juga
terkait dengan penggunaan BBM dan transportasi. Pemerintah berupaya mengambil langkah antisipatif untuk mengatasi agar
rakyat miskin mampu bertahan ketika kenaikan harga BBM. Pemerintah mengambil kebijakan program kompensasi jangka pendek yang bertujuan mempertahankan
kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan rendah, terutama masyarakat miskin melalui program pemerintah yang ditujukan pada masyarakat miskin, dimana salah
satu di antaranya adalah program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM.
Universitas Sumatera Utara
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat membantu mempertahankan daya beli Rumah Tangga miskin dan rentan agar terlindungi dari dampak kenaikan harga
akibat penyesuaian harga BBM. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat disalurkan untuk membantu Rumah Tangga miskin dan rentan dalam memenuhi
kebutuhan hidup Rumah Tangga, pembelian obat-obatan kesehatan, biaya pendidikan dan keperluan-keperluan lainnya.
Dalam pelaksanaannya, eksekusi daripada Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ini menghadapi banyak masalah. Contoh masalahnya adalah banyak
warga miskin yang tidak mendapatkan bantuan tunai. Beberapa warga yang seharusnya tidak mendapatkan bantuan ini, seperti orang yang telah meninggal.
Beberapa kalangan juga menilai Bantuan Langsung Sementara Masyarakat ini tidak tepat dan juga tidak merata. Berikut adalah kasus-kasus di mana bantuan Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat salah sasaran: 1. Pada 25 Juni 2013, di Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa
Tengah, Warkem, yang berusia 65 tahun, malah tidak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, padahal ia adalah janda yang hidup sebatang
kara pada rumah yang berukuran 4 x 5 meter. 2. Pada 25 Juni 2013, di Makassar. Sulawesi Selatan, sejumlah ibu-ibu yang
menggunakan kalung, gelang, dan giwang emas malah menerima bantuan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Tujuan ibu-ibu tersebut menerima
bantuan Bantuan Langsung Semntara Masyarakat bukan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, namun digunakan untuk bermewah-mewahan.
3. Pada 2 Juli 2013, di Bandung, Jawa Barat, Ayu, yang berusia 26 tahun, menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, padahal ia sudah termasuk
kategori orang yang sudah mampu. Hal ini dapat dilihat dari kalung, cincin, dan
Universitas Sumatera Utara
anting-anting yang membaluti tubuh Ayu. Sementara itu, Atikah, menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dengan tujuan membayar utang yang
ditagihkan rentenir
yang dibebankan
padanya http:www.wikipedia.comdiakses tanggal 11 April 2014 pukul 07.58
Salah satu dari penyebab tidak sampainya bantuan yang tepat sasaran adalah data yang tidak valid. Menurut Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan TNP2K, penggunaan data dari Badan Pusat Statistik yang bertahun 2011 disebabkan karena pemutakhiran dan survei membutuhkan
waktu dan biaya mahal. Selain itu pula, penggunaan data yang tidak valid membuat Bantuan Langsung Sementara Masyarakat seperti kelanjutan dari Bantuan Langsung
Tunai. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat memang bukan solusi jangka
panjang untuk mengurangi kemiskinan, namun merupakan solusi jangka pendek untuk menghindarkan masyarakat miskin dari menjual aset, berhenti sekolah, dan
mengurangi konsumsi makanan yang bergizi. Namun lemahnya pengawasan pemerintah akan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat membuat sebagian warga
yang berhak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat malah tidak mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Sementara itu, sebagian
warga yang tidak berhak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat malah mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Oleh karena itu, terjadilah
protes dan demonstrasi yang disebabkan oleh Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang tidak tepat sasaran.
Sebagai contoh protes dan demonstrasi yang terjadi karena Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang tidak tepat sasaran yaitu pada 2 Juli 2013, di
Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sebagian warga merasa keberatan atas jumlah uang
Universitas Sumatera Utara
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang seharusnya mereka terima Rp300.000 malah dipotong sebesar Rp100.000 menjadi Rp200.000. Mbah Parni,
yang berusia 67 tahun, mengaku panitia desa memotong dana tersebut dengan alasan akan diberikan kepada warga miskin lain yang tak terdaftar sebagai penerima
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Mbah Parni mengaku berat dengan pemotongan itu. Namun ia terpaksa menyetujuinya, sebab hal serupa juga dilakukan
kepada seluruh warga yang mengantre pencairan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di kantor pos setempat http:www.wikipedia.comdiakses tanggal 11
April 2014 pukul 07.58 Sasaran program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat adalah 15,5 juta
Rumah Tangga dengan tingkat sosial ekonomi terendah yang terdapat dalam Basis Data Terpadu BDT 2011. Besaran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
direncanakan sebesar Rp. 150.000bulan selama lima bulan. Besar bantuan ini diharapkan dapat membantu Rumah Tangga miskin dan rentan untuk
mempertahankan daya beli ketika terjadi kenaikan harga akibat kenaikan harga BBM.
Tahap awal Bantuan Langsung Sementara Masyarakat diberikan dua bulan sekaligus, yaitu Rp300.000,- di mana akan dibagikan bertahap sampai Juli.
Pembagiannya fokus pada dua tempat, yaitu PT. Pos Indonesia yang telah ditunjuk dan komunitas masyarakat melalui perangkat pemerintahan. Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat akan diberikan dalam tiga tahap. Tahap pertamadi 14 kota besar, tahap keduapada 25 Juni mencakup 33 propinsi, dan tahap ketigaper 1 Juli
mencakup semua kabupaten kota. Untuk mendanai Bantuan Langsung Sementara Masyarakat tersebut, alokasi anggarannya mencapai Rp9,32 triliun dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan APBN-P tahun 2013 Hermawan dalam
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik 2009:15diakses tanggal 13 maret 2014 pukul 22.00.
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat disalurkan ke seluruh Indonesia secara bertahap setelah pengumuman penyesuaian harga BBM. Penerima Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat diwajibkan membawa KPS dan dokumen pendukung ke kantor pos terdekat untuk mengambil bantuan tunai.Untuk
menghindari antrian yang berlebihan, lokasi dan jadwal pembayaran akan ditentukan oleh kantor pos dan pemerintah daerah setempat. Pada hari yang dijadwalkan, RTS
dapat mengambil bantuan di kantor pos terdekat. Untuk daerah terpencil, dimana tidak terdapat kantor pos, PT. Pos Indonesia akan mendatangi daerah tersebut untuk
membuka loket khusus. Apabila Kepala Rumah Tangga yang namanya tertera di KPS tidak dapat mengambil sendiri Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
misalnya karena sakit, maka dapat diwakilkan oleh anggota Rumah Tangga lainnya. Pengambilan bantuan dapat dilakukan dengan menyertakan surat kuasa dan
bukti pendukung tambahan KK atau Surat Keterangan Domisili sebagai bukti bahwa yang mewakili adalah bagian dari Rumah Tangga yang sama.
Pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat Tahap Pertama berlangsung jauh lebih baik dari BLT 2005 dan 2008 dari segi penyaluran yang
sudah mencapai lebih dari 95 persen, ketertiban dalam proses pembagian dan penggunaan sistem pembayaran yang lebih baik. Program Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat tentunya sangat menarik dan menggiurkan bagi masyarakat miskin, dengan dana tersebut bisa mengurangi beban hidup yang di alami, akan
tetapi secara tidak sadar pemerintah sudah memberikan model kehidupan baru bagi masyarakat miskin dengan ketergantungan dari Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat, jumlah dana yang sangat minim dan jarak yang terlalu jauh. Secara
Universitas Sumatera Utara
sadar kenaikan BBM berdampak pada melambungnya harga bahan pokok, seharusnya pemerintah bisa lebih kreatif dalam memberikan solusi bagi rakyat
miskin. Pemerintah bisa lebih kreatif dan membuat inovasi baru, karena melihat dari fenomena sebelumnya melalui program Bantuan Langsung Tunai.
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan bahwa tujuan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM adalah
untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat dan kompensasi menyusul pengurangan subsidi BBM. Pengurangan subsidi menyebabkan kenaikan harga BBM
yang diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehingga daya beli masyarakat menurun terutama masyarakat miskin. Untuk itulah Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat disalurkan. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran RTS yang ditandai dengan Kartu
Perlindungan Sosial. Rumah Tangga Sasaran adalah rumah tangga yang masuk dalam kategori Sangat Miskin, Miskin, dan Hampir Miskin.
Namun yang menjadi persoalan bukanlah niat dari pemerintah melainkan lebih kearah implementasi dari penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
tersebut. Ada beberapa ketegori kelompok yang memiliki pandangan yang berbeda tentang penyaluran Bantuan Langsung Sementara Masyarakat.
1. Pertama, kelompok yang berpandangan politis, Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dicurigai hanya akan menjadi alat pencitraan oleh partai penguasa.
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat akan ditarik ke ranah dukung mendukung partai.
2. Kedua, kelompok yang berpandangan praktis. Kelompok ini mengkritik Bantuan Langsung Sementara Masyarakat karena tidak mendidik masyarakat. Karena
Bantuan Langsung Sementara Masyarakat hanya akan menidurkan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
dengan kucuran dana. Masyarakat tidak diajarkan untuk bisa survival. Mestinya masyarakat diberikan kail, bukan selalu diberikan ikan. Jika diberikan kail,
mereka akan tahu bagaimana cara keluar dari jeratan kemiskinan. 3. Ketiga, kelompok yang berpandangan sosial-ekonomis. Kelompok ini melihat
bahwa bantuan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang sebesar Rp.300.000 per 2 bulan, dan hanya diberikan dalam hitungan bulan tidak akan
banyak menolong. Apalagi jika kemudian dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat itu dipergunakan untuk konsumsi. Sudah pasti uangnya akan habis
begitu saja
untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya
http:m.okezone.comdiakses tanggal 14 maret 2014 pukul 10.08. Dari ketiga pandangan tersebut, sebenarnya yang paling disoroti adalah
bagaimana bantuan kompensasi kenaikan harga BBM itu agar tepat programnya dan tepat sasarannya. Program harus dibuat sedemikian rupa untuk lebih memberdayakan
masyarakat miskin. Bukan sebaliknya membiarkan mereka dengan keadaan kemiskinannya. Melihat fenomena inilah yang menjadi alasan pemerintah
meluncurkan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BLSM untuk mencegah penurunan taraf kesejahteraan atau peningkatan taraf kesejahteraan
masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat disalurkan ke semua wilayah salah
satunya di Kelurahan Tambangan Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi. Di Kelurahan Tambangan masih banyak masyarakat yang menjadi sasaran penerima
program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Program Bantuan Langung Sementara Masyarakat ditujukan kepada rumah tangga miskin yang terkena dampak
akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Di Kelurahan ini program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat masih berjalan tetapi kurang tepat sasaran. Masih
Universitas Sumatera Utara
banyak rumah tangga miskin yang tidak mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat dikarenakan masih menggunakan data yang lama. Pengetahuan tentang
program Bantuan Langsung Masyarakat di Kelurahan Tambangan juga masih minim dikarenakan kurangnya sosialisasi yang diberikan baik kepada pemerintah daerah
setempat di tingkat Kecamatan dan Kelurahan dan juga masyarakat di Kelurahan tersebut.
Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk mendalami perihal penerapan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat yang hasilnya
disajikan dalam bentuk skripsi berjudul
“Implementasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat di Kelurahan Tambangan
Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi”.
1.2 Perumusan Masalah