BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas mengenai kajian pustaka, penerapan pembelajaran
IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, penelitian- penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis.
A.  Kajian Teori 1.  Minat
a.  Pengertian Minat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005:744 minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Menurut Fryer dalam
Nurkancana   Sumartana 1983:224 minat  adalah gejala psikis  yang berkaitan  dengan  obyek  atau  aktivitas  yang  menstimulir  perasaan
senang  pada  individu.  Hurlock  dalam  Dewi  2011:8  mengemukakan minat  merupakan  sumber  motivasi  yang  mendorong  orang  untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka  melihat  bahwa  sesuatu  akan  menguntungkan,  mereka  merasa
berminat.  Ini  kemudian  mendatangkan  kepuasan.  Bila  kepuasan berkurang,  minat  pun  berkurang.  Kesenangan  merupakan  minat  yang
sementara. Slameto dalam Dewi 2012:8 mendeskripsikan minat adalah rasa
lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang  menyuruh.  Sedangkan  menurut  Andi  Mappiare  dalam  Sari
1982:62 menjelaskan bawa minat merupakan suatu perangkat mental
8
yang  terdiri  dari  suatu  campuran  perasaan,  harapan,  pendirian, prasangka  rasa  takut,  atau  kecenderungan-kecenderungan  lain  yang
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
b.  Faktor-faktor yang mendasari timbulnya minat
Faktor  yang  mempengaruhi  minat  belajar  siswa  di  dalam  kelas menurut  Aritonang  dalam  Puspitasari  2012:14
,  ”1  cara  mengajar guru,  2  karakter  guru,  3  suasana  kelas  tenang  dan  nyaman,  4
fasilitas belajar yang digunakan”. Selain Aritonang, pendapat lain juga dikemukakan  oleh  Sardiman  dalam  Puspitasari  1986:90,  minat
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1  Faktor dari dalam
Faktor  dari  dalam  yang  mendasari  timbulnya  minat  adanya dorongan dari dalam diri siswa dan dorongan ingin tahu.
2  Faktor motif sosial Faktor  motif  sosial  dapat  menjadi  faktor  yang  membangkitkan
minat  untuk  melaksanakan  suatu  aktifitas  untuk  memenuhi kebutuhan  diterima  dan  diakui  oleh  lingkungan  sosial.  Misalnya
minat  dalam  mata  pelajaran  IPS  muncul  karena  rasa  senang terhadap aktifitas belajar mengajar di dalam kelas.
3  Faktor emosional Minat erat kaitannya dengan perasaan dan emosi. Aktifitas dalam
suatu  kegiatan  memunculkan  perasaan  senang,  dan  mendorong atau menimbulkan minat di dalamnya.
2.  Prestasi Belajar
Prestasi  belajar  adalah  penilaian  hasil  usaha  kegiatan  belajar  yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan  hasil  yang  sudah  dicapai  oleh  setiap  anak  dalam  periode tertentu Tirtonegoro dalam Prasetyaningtyas, 2010:25. Penguasaan ilmu
pengetahuan  atau  ketrampilan  yang  dikembangkan  oleh  mata  pelajaran. Lazimnya  ditunjukkan  dengan  nilai  tes  atau  angka  nilai  yang  diberikan
oleh guru Alwi dalam Prasetyaningtyas, 2010:25. Prestasi belajar adalah kemampuan  seseorang  untuk  mencapai  pengetahuan  yang  diperoleh
melalui  pengalaman  belajar  Suryobrata  dalam  Prasetyaningtyas, 2010:25.
3.  Ilmu Pengetahuan Sosial IPS
Menurut  Trianto  2010:171  Ilmu  Pengetahuan  Sosial  merupakan integrasi  dari  berbagai  cabang  ilmu  sosial  seperti  sosiologi,  sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas  dan  fenomena  sosial  yang  mewujudkan  satu  pendekatan
interdisipliner  dari  aspek  dan  dasar-dasar  ilmu  sosial  sosiologi,  sejarah,
geografi,  ekonomi,  politik,  hukum,  dan  budaya.  IPS  atau  studi  sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi
cabang-cabang  ilmu  sosial:  sosiologi,  sejarah,  ekonomi,  geografi,  politik, antropologi,  filsafat,  dan  psikologi  sosial.  Sedangkan  menurut  Sumantri
dalam  Trianto  2010:171  IPS  merupakan  suatu  program  pendidikan  dan bukan  merupakan  sub-disiplin  ilmu  tersendiri,  sehingga  tidak  akan
ditemukan baik dalam nomenklatur  filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial social science, maupun ilmu pendidikan.
Banyak  istilah  selain  ilmu  pengetahuan  sosial,  berikut  ini  adalah penjabaran  dua  isilah  yang  sering  dipakai  yaitu  Ilmu  Sosial  Social
Science , dan Studi Sosial Social Studies.
a.  Ilmu Sosial Social Science Sanusi  dalam  Trianto  2010:171  memberikan  batasan  tentang  Ilmu
Sosial adalah sebagai berikut: ”Ilmu sosial terdiri dari disiplin-disiplin ilmu  pengetahuan  sosial  yang  bertahap  akademis  dan  biasanya
dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.” Menurut  Gross  dalam  Trianto  2010:171  ilmu  sosial  merupakan
disiplin  intelektual  yang  mempelajari  manusia  sebagai  mahluk  sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat
dan  pada  kelompok  atau  masyarakat    yang  ia  bentuk.  Sumaatmadja dalam  Trianto  2010:102  menyatakan  bahwa  ilmu  sosial  adalah
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara  perorangan  maupun  tingkah  laku  kelompok.  Oleh  karena  itu
ilmu  sosial  adalah  ilmu  yang  mempelajari  tingkah  laku  manusia  dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
b.  Studi Sosial Social Studies Sanusi  dalam  Trianto  2010:175  memberi  penjelasan  bahwa  studi
sosial  tidak  selalu  bertaraf  akademis-universitas,  bahkan  merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.
4.  Pembelajaran Kooperatif
Menurut  Sugiyanto  2010:44  terdapat  empat  model  dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
a.  Model STAD Student Teams Achievement Division Model  STAD  Student  Teams  Achievement  Division  adalah  model
pembelajaran  yang  melibatkan  4-5  anggota  kelompok  secara heterogen dan bekerja sama saling membantu untuk menguasai bahan
ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim dengan menggunakan  lembar  kerja  akademik  yang  akan  dievaluasi  setiap
minggu  atau  dua  minggu  untuk  mengetahui  penguasaan  bahan akademik  yang  telah  dipelajari  dan  akan  memperoleh  penghargaan
apabila siswa secara individu atau secara tim meraih prestasi tinggi. b.  Model GI Group Investigation
Model  GI  Group  Investigation  adalah  model  pembelajaran  yang melibatkan 4-5 anggota kelompok secara heterogen, namun bisa juga
berdasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap
suatu  topik  tertentu.  Para  siswa  memilih  topik  yang  ingin  dipelajari mengikuti  investigasi  yang  mendalam  terhadap  berbagai  subtopik
yang  telah  dipilih,  kemudian  menyiapkan  dan  menyajikan  suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan.
c.  Model Struktural Model  struktural  adalah  model  pembelajaran  pembelajaran  yang
menekankan  pada  struktur-struktur  khusus  yang  dirancang  untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Pembelajaran ini melibatkan
kelompok-kelompok  kecil  secara  kooperatif  dan  bekerja  sama  saling ketergantungan yang ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru
kepada  seluruh  siswa  dalam  kelas  dan  para  siswa  memberikan jawaban setelah terlebih dahulu mengangkat tangan dan ditunjuk oleh
guru,  bisa  juga  dengan  siswa  berkirim  soal  antar  siswa,  mencari pasangan  yang  kemudian  menjawab  pertanyaan  yang  diajukan  guru
kemudian  mereka  bertukar  pasangan  untuk  secara  bergantian menjawab  pertanyaan  tersebut.  Pembelajaran  ini  bertujuan  untuk
meningkatkan penguasaan isi akademik dan ketrampilan sosial. d.  Model Jigsaw
Sugiyanto  2010:37  sendiri  memaparkan  pembelajaran  kooperatif Cooperative  Learning  merupakan  pendekatan  pembelajaran  yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk  bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Savage  1987:217  berpendapat  bahwa  Cooperative  Learning  adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.
Menurut  Sugiyanto  2009:37  pembelajaran  kooperatif  adalah “pendekatan  pembelajaran  yang  berfokus  pada  penggunaan  kelompok
kecil  siswa  untuk  bekerjasama  dalam  memaksimalkan  kondisi  belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Slavin 2008:8 ikut berpendapat bahwa
dalam  model  pembelajaran  kooperatif  para  siswa  akan  duduk  bersama dalam  kelompok  yang  beranggotakan  empat  orang  untuk  menguasai
materi yang disampaikan oleh guru.
5.  Model Jigsaw
Pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  mengambil  pola  cara  kerja sebuah  gergaji  zigzag,  yaitu  siswa  melakukan  suatu  kegiatan  belajar
dengan  cara  bekerja  sama  dengan  siswa  lain  untuk  mencapai  tujuan bersama  Rusman,  2010:217.  Lie  dalam  Rusman  2010:218  juga
mengungkapkan  bahwa  pembelajaran  kooperatif  model  Jigsaw  ini merupakan  model  belajar  kooperatif  dengan  cara  siswa  belajar  dalam
kelompok  kecil  yang  terdiri  dari  empat  sampai  enam  orang  secara heterogen  dan  siswa  bekerja  sama  saling  ketergantungan  positif  dan
bertanggung jawab secara mandiri. Menurut  Arends  dalam  Emildadiany  2008  model  pembelajaran
kooperatif  tipe  Jigsaw  adalah  suatu  tipe  pembelajaran  kooperatif  yang
terdiri  dari  beberapa  anggota  dalam  satu  kelompok  yang  bertanggung jawab  atas  penguasaan  bagian  materi  belajar  dan  mampu  mengajarkan
materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
a.  Karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Menurut  Maran  2007:43  karakteristik  pembelajaran  dengan Model Jigsaw memiliki unsur-unsur dasar dalam pembelajaran Jigsaw
sebagai berikut: 1  Siswa  dalam  kelompok  haruslah  beranggapan  bahwa  mereka
sehidup sepenanggungan. 2  Setiap  siswa  juga  memiliki  tanggung  jawab  pada  siswa  yang  lain
dalam  kelompoknya,  disamping  tanggung  jawab  terhadap  diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang diberikan.
3  Siswa  haruslah  berpandangan  bahwa  semua  anggota  di  dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4  Siswa  haruslah  membagi  tugas  dan  tanggung  jawab  yang  sama  di antara anggota kelompoknya.
5  Siswa  berbagi  kepemimpinan  dan  mereka  membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6  Siswa  akan  dimintai  pertanggungjawaban  secara  individual mengenai materi yang ditangani di dalam kelompoknya.
Berdasarkan  uraian  di  atas,  dapat  dikatakan  bahwa  ciri-ciri  atau karakteristik dari pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:
1  Kelompok  dibentuk  dari  siswa  yang  memiliki  kemampuan  tinggi, sedang dan rendah.
2  Jika  memungkinkan,  setiap  anggota  kelompok  berasal  dari  ras, budaya, suku dan jenis kelamin yang berbeda.
3  Siswa  belajar  dalam  kelompok  secara  kooperatif  untuk menuntaskan materi belajarnya.
4  Penghargaan lebih berorientasi kelompok daripada individual.
b.  Keunggulan dan Kelemahan Model Jigsaw 1  Keunggulan Model Jigsaw