98
Dari uraian mengenai krisis dan komitmen dalam bidang okupasipekerjaan, subjek telah mengalami krisis meskipun ia
belum banyak melakukan eksplorasi. Subjek juga telah memiliki komitmen dalam hal pekerjaan sehingga dapat dikatakan bahwa
status identitas diri subjek digolongkan dalam status pencapaian identitas identity achievement.
2. Identitas Relasi Sosial
Berdasarkan hasil wawancara, subjek di dalam relasinya dengan teman-temannya telah melakukan eksplorasi. Ia mengaku
sejak sekolah ia memiliki cukup banyak teman.
“iya dulu nek sekolah temene banyak. Kan kalo disini lingkungane beda, ya memang pada nggak ngurusi orang lain.
Nek pas sekolah sih kadang-kadang pulang bareng-bareng”
WCR2, S3, brs.292
“ayu. Nek yang paling deket itu. Kalo yang lain ya Cuma deket karna di sekolah tok. Pulang bareng gitu. Kalo sama ayu itu
sahabatan. Tapi sejak aku disini aku nggak pernah kontak lagi. Ayune juga udah keluar kota katane temen-temen.”
WCR2, S3, brs.296
Saat ini subjek memiliki satu orang sahabat. Subjek merupakan sosok yang mudah bergaul dan cukup mau membuka
diri dengan lingkungan sekitarnya.
99
“Subjek tergolong sebagai orang yang menyenangkan, mudah bergaul dan memiliki suasana hati yang hidup. Hal ini nampak
dalam keseharian subjek dimana ia memiliki banyak teman di lingkungan sekitarnya. Subjek tampak sebagai sosok yang ramah
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
.” HTG, S3.
Akan tetapi lingkungan sekitarnya saat ini membuat ia kurang bisa bereksplorasi lebih banyak dan memiliki banyak
sahabat.
“iya dulu nek sekolah temene banyak. Kan kalo disini lingkungane beda, ya memang pada nggak ngurusi orang lain...”
WCR2, S3, brs.292
Subjek memutuskan untuk berfokus pada pekerjaannya dan kurang memikirkan masalah persahabatan. Menurutnya
kondisinya yang telah memiliki anak membuatnya kurang memiliki keinginan untuk memperluas persahabatan.
“ya kalo disini nggak memungkinkan. Tau sendiri lingkungane to. Kalo aku juga memang dasare cuek, jadi ya kalo sekarang lebih
fokuse ke kerjaan aja sih. Temen mas aris itu tok cukup.”
WCR2, S3, brs.294
“ya nggak tau. Mungkin karna aku udah punya anak jadine nggak mikiri lagi masalah itu. Sekarang mikire anak sama kerja aja.
kalo sahabatan ya, biasa ajalah. Nggak terlalu ini..”
WCR2, S3, brs.298
100
“ya maksudku aku tetep baik iya nek sama orang cuma kalo meh deketan karib giu sih nggak mbak. Wes rodo males. Ngurusi aku
sendiri aja.”
WCR2, S3, brs.300
Berdasarkan hasil tersebut, subjek telah memiliki komitmen dalam relasinya. Ia telah menjalani eksplorasi dalam
persahabatannya. Kondisinya yang telah memiliki seorang anak tidak lagi membuatnya memikirkan dan mementingkan masalah
persahabatan. Oleh karena itu, subjek memiliki status pencapaian identitas identity achievement.
3. Identitas Religius