Definisi Pekerja Seks PEKERJA SEKS 1. Seksualitas

30 mekanisme inilah yang mengurangi kemungkinan seseorang melakukan tindakan seksual di luar batas ketentuan agama. b. Faktor hubungan anak dan orang tua. Struktur keluarga cukup memberi dukungan terhadap perkembangan anak. c. Faktor citra diri, yang menyangkut keadaan tubuh body image dan kontrol diri. Mengenai citra diri terhadap keadaan tubuh ada pendapat bahwa, orang yang kurang mengenal keadaan tubuhnya sendiri, atau yang menilai keadaan tubuhnya kurang sempurna, cenderung mengkompensasikannya dengan perilaku seksual. Kesadaran yang berkesinambungan akan seksualitas merupakan aspek yang penting dari pembentukan identitas Papalia, 2002. Hal ini sangat mempengaruhi image diri dan hubungannya dengan orang lain.

2. Definisi Pekerja Seks

Menurut Kartini Kartono 1989, pelacuran merupakan bentuk penyimpangan seksual dengan pola organisasi impuls-impuls dorongan seks yang tidak wajar, dan dorongan seks yang tidak terintegrasi di dalam kepribadian, sehingga relasi seks itu sifatnya impersonal tanpa afeksi dan emosi kasih sayang, berlangsung cepat, tanpa mendapatkan orgasme di pihak wanita. Maka seks dijadikan “bahan dagangan”, sehingga terjadi komersialisasi-seks, berupa 31 penukaran kenikmatan seksual dengan benda-bendamateri dan uang. Ada pelampiasan nafsu seks secara bebas liar dalam relasi seks dengan banyak orang. Pelacur wanita disebut sebagai prostitute, pelacur, dan wanita tuna susila. Sedangkan pelacur laki-laki disebut sebagai gigolo atau pria tuna susila. Ada beberapa motif yang mendorong banyak wanita untuk memilih pelacuranprostitusi sebagai mata pencaharian, antara lain adalah: a. Ada nafsu seks yang abnormal b. Aspirasi materiil tinggi dibarengi dengan usaha mencari kekayaan lewat jalan yang mudah dan bermalas-malasan c. Kompensasi terhadap rasa-rasa diri inferior sebagai pola adjustment yang negatif d. Memberontak terhadap otoritas orang tua, tabu-tabu religious dan norma sosial e. Ada disorganisasi kehidupan keluarga atau broken home f. Penundaan perkawinan jauh sebelum kematangan biologis g. Bermotifkan standar hidupekonomis yang tinggi, yang mendorong makin pesatnya tumbuhnya pelacuran h. Banyak juga gadis-gadis pecandu ganja yang terpaksa menjual diri dan menjalankan pelacuran secara intensif Sementara itu informasi mengenai prostitusi dikemukakan pula dalam Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008, Pelacuran berasal dari kata “lacur” yang berarti tidak baik kelakuannya 32 tentang perempuan. Jadi, pelacuran dapat didefinisikan perihal menjual diri sebagai pelacur. Dalam Jurnal mengenai Fenomena Kehidupan Anak yang Dilacurkan, Irwanto 2002 menyebutkan beberapa permasalahan yang dialami seorang pelacur anak-anak maupun remaja di dalam kelompok: a. Masalah pribadi,seperti adanya perasaan tidak berharga, bingung akan masa depan, takut terkena razia, khawatir terhadap cap tidak baik, terkena penyakit menular seksual yang berbahaya HIV AIDS, penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksi, atau takut hamil dan sakit. b. Masalah keluarga, seperti masalah ekonomi dan tindak kekerasan. c. Masalah lingkungan, berupa sulit melepaskan diri dari ayah asuh, teman seprofesi dan germo, serta pertengkaran yang acapkali terjadi antarsesama teman seprofesi di sebuah café misalnya.

D. STATUS IDENTITAS DIRI REMAJA WANITA PEKERJA SEKS