Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Identitas Diri

16 dewasa awal yang bahkan masih berada dalam kategori pencabutan identitas foreclosure atau penyebaran identitas diffusion Kroger, 1993 dalam Papalia, 2008. Namun meskipun mereka berada dalam kategori pencabutan identitas tampaknya mereka telah membuat keputusan final meskipun yang sebenarnya terjadi adalah mereka belum melakukan hal tersebut. Krisis identitas dari remaja, ketika berhasil diselesaikan, memuncak dalam sebuah seri dari komitmen dasar kehidupan : okupasi, ideologi, sosial, religius, etika dan seksual. Bourne, 1978a dalam Steinberg 2002.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Identitas Diri

Pembentukan identitas remaja dimulai sepanjang masa kehidupan, hal tersebut merupakan sebuah proses yang dinamis dalam kepribadian dan konteksnya. Perubahan di dalam individu akan membuka kemungkinan dari pembentukan identitas Kunnen Bosma, 2003 dalam Laura Berk, 2003. Laura E. Berk 2003 mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi identitas diri remaja, antara lain : a. Kepribadian Personality Status identitas merupakan penyebab dan konsekuensi dari ciri personal individu. Remaja yang berasumsi bahwa hal yang benar dapat dicapai cenderung menutupinya, mengingat 17 mereka yang kekurangan rasa percaya diri lebih sering berada dalam status kebingungan identitas identity diffusion. Remaja yang menghargai bahwa mereka dapat menggunakan kriteria yang rasional untuk memilih diantara berbagai pilihan, biasanya berada dalam status penundaan identitas identity moratorium atau pencapaian identitas identity achievement Berzonsky Kuk, 2000; Boyes Chaendler, 1992 dalam Berk, 2003. b. Keluarga Family Orang tua yang menyediakan dukungan emosional dan kebebasan pada remaja untuk mengeksplorasi memiliki anak-anak yang berkembang dalam sebuah pribadi yang sehat. Satu garis persamaan diantara pola asuh dan identitas muncul pada masa remaja. Ketika keluarga dapat menjadi sebuah “dasar yang aman” dimana remaja dapat secara percaya diri menghadapi dunia yang lebih luas, perkembangan identitas dapat dipertinggi. Remaja yang merasa dekat dengan orang tuanya dan mengatakan bahwa mereka menyediakan panduan yang efektif, tapi juga merasa bebas untuk menyuarakan pendapatnya, lebih sering mencapai identitasnya atau dalam status penundaan identitas identity moratorium Berzonsky, 2004; Grotevant Cooper, 1998 dalam Berk, 2003. 18 c. Teman Sebaya Peers Sebagai remaja yang berinteraksi dengan bermacam- macam teman sebaya, mereka terbuka untuk ide-ide dan perluasan nilai-nilai. Teman dekat akan menolong anak-anak muda untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan dengan menyediakan dukungan emosional, pendampingan, dan model peran dari perkembangan identitas Josselson, 1992 dalam Berk, 2003. Di dalam persahabatan, remaja akan belajar mengenai diri mereka sendiri, contohnya belajar untuk berpikir apa nilai-nilai dalam persahabatan mereka dan dalam partner hidup Meeus, Oosterwegel Volleberg, 2002 dalam Berk, 2003. d. Sekolah dan Komunitas School and Community Perkembangan identitas juga bergantung pada sekolah dan komunitas yang menawarkan banyak kesempatan untuk bereksplorasi. Sekolah dapat berpengaruh terhadap perkembangan identitas dalam banyak cara, antara lain : di dalam kelas yang mempromosikan tingginya nilai, ekstrakurikuler dan aktifitas komunitas yang membuat remaja memiliki tanggung jawab peran, guru, dan konselor yang mendorong siswa dengan minoritas etnik juga belajar di universitas dan berbagai program training yang akan membantu remaja dalam menghadapi dunia yang sebenarnya dari pekerjaan orang dewasa Cooper, 1996 dalam Berk, 2003. 19 e. Lingkungan sosial yang lebih besar The Larger Society Konteks budaya yang lebih luas dan periode sejarah waktu juga berpengaruh terhadap perkembangan identitas. Eksplorasi dan komitmen muncul lebih awal dalam domain dari pilihan peran gender dan pilihan kejuruan daripada nilai religi dan pandangan politik Flanagan et al., 1999; Kerestes Youniss, 2003. Sebagian besar remaja unggul dalam kehidupan mereka jika mereka merasa datang dari rumah yang mereka senangi dengan orang tua yang responsif Gray Steinberg dalam Papalia 2008. Ketika orang tua tidak menyesuaikan diri, seorang remaja mungkin menolak pengasuhan orang tua dan mencari dukungan serta persetujuan teman sebaya, apapun resikonya. Pada umumnya, individu yang perkembangan identitasnya itu lebih sehat biasanya berasal dari kehangatan yang dirasakannya di dalam keluarga, tetapi tidak terlalu banyak memaksa relasi Grotevant Cooper, 1986 ; Perosa, Perosa Tam, 1986 dalam Steinberg 2002. Individu yang tumbuh dalam situasi seperti ini itu didorong untuk menumbuhkan individualitas mereka tetapi untuk menyisakan hubungan kepada keluarga mereka dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, ketiadaan kehangatan orang tua berhubungan dengan masalah di dalam membuat suatu komitmen _dalam kasus yang 20 ekstrim akan membuat identity diffusion_dimana ketiadaan campur tangan orang tua dari individualitas berhubungan dengan masalah dalam masa eksplorasi Steinberg, 2002.

B. REMAJA 1. Definisi Remaja