108
Lagian habis itu nggak ada biaya sekolah mbak, jadi pas habis bapak meninggal aku dinikahin.“
WCR2, S3, brs.50
e. Rangkuman Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, ketiga potongan identitas subjek yaitu Identitas Okupasi, Identitas Relasi Sosial, Identitas
Religius subjek berada dalam status pencapaian identitas identity achievement
. Ia telah mengalami serangkaian krisis, meskipun eksplorasi yang dilakukannya belum terlalu banyak. Subjek juga telah
memiliki komitmen terhadap ketiga potongan identitas tersebut. Sementara itu Identitas Seksual subjek memiliki status penundaan
identitas identity moratorium. Hal ini dikarenakan subjek telah mengalami serangkaian krisis akan tetapi belum memiliki komitmen
terhadap aspek Identitas Seksualnya.
Berdasarkan temuan penelitian, terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap status identitas diri subjek saat ini yaitu teman sebaya,
lingkungan, tingkat pendidikan subjek, pola asuh orang tua yang permisif, keadaan ekonomi orang tua, kepribadian subjek, sekolah dan keluarga.
C. PEMBAHASAN
Menurut Erikson Santrock, 2002 pembentukan identitas dimulai dengan munculnya attachment, perkembangan perasaan diri, dan munculnya
kemandirian pada masa bayi, dan mencapai fase akhir dengan suatu tinjauan
109
dan integrasi kehidupan. Semuanya berlangsung dengan proses yang kompleks dan secara perlahan-lahan. Menurutnya, seseorang yang
mengembangkan identitas yang sehat akan bersikap fleksibel, adaptif, dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam masyarakat, relasi dan karier.
Keterbukaan ini menentukan banyaknya reorganisasi gambaran-gambaran identitas sepanjang kehidupan seseorang yang telah mencapai identitasnya.
Remaja wanita pekerja seks pada masanya tidak jauh berbeda dengan anak remaja pada umumnya. Remaja pekerja seks pada masa remaja
juga berusaha untuk mencari identitas dirinya. Meskipun tidak banyak melakukan eksplorasi terhadap beberapa peran atau pilihan-pilihan yang
bermakna dalam hidup, akan tetapi ketiga subjek menunjukkan bahwa mereka telah mencoba mengeksplorasi beberapa peran untuk menemukan identitas
dirinya. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa remaja pekerja seks memiliki
suatu proses yang cukup panjang dan kompleks dalam mencari identitas dirinya. Proses pencarian identitas diri ketiga subjek cukup beragam dan
menunjukkan pencapaian status yang beragam pula. Perbedaan status identitas diri ini dikarenakan beberapa faktor antara lain : tingkat pendidikan, keluarga,
pola asuh orang tua, teman sebaya serta kepribadian subjek. hal ini sesuai dengan teori Laura E. Berk 2002 mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian identitas diri remaja antara lain : keluarga,
110
kepribadian, sekolah dan komunitas, teman sebaya, serta lingkungan yang lebih luas.
Status Identitas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Subjek 1
Pada subjek 1, Identitas Okupasi subjek berada pada status penundaan identitas identity moratorium, hal ini menunjukkan bahwa
subjek 1 telah melakukan eksplorasi dan belum memiliki komitmen. Subjek 1 memiliki kebimbangan dalam menentukan rencana
pekerjaannya di masa yang akan datang. Subjek 1 memiliki keinginan untuk berhenti dari pekerjaannya akan tetapi ia belum mengetahui
rencana yang pasti mengenai hal tersebut. Subjek 1 merasa dengan ijazah Sekolah Dasarnya, hanya sedikit pekerjaan yang bisa dijalaninya.
Sehingga subjek 1 selama ini hanya mencoba untuk mencari-cari pekerjaan yang bisa ia dapatkan dengan ijazah SDnya tersebut. Subjek 1
dalam memperoleh pekerjaan selama ini ia mencari-cari tahu melalui informasi lowongan yang ada sepeti di toko, laundry. Tingginya tingkat
pendidikan menjadi salah satu faktor yang membuat subjek 1 kurang memiliki peluang untuk mengeksplorasi berbagai pilihan pekerjaan.
Untuk saat ini ia bekerja sebagai LC Lady Compannion dan melayani jasa plus. Subjek 1 mengakui bahwa bekerja sebagai LC awalnya
111
merupakan ide ayahnya. Akan tetapi, subjek 1 kemudian juga melayani jasa plus tanpa sepengetahuan ayahnya. Pola asuh orang tua ayah
subjek dalam hal ini membawa pengaruh yang cukup besar bagi eksplorasi subjek 1 dalam hal pekerjaan.
Identitas Relasi subjek 1 berada dalam status penundaan identitas identity moratorium. Hal ini dikarenakan eksplorasi yang
subjek 1 lakukan di dalam identitas relasinya kurang. Subjek 1 mengakui bahwa dirinya kurang memiliki banyak teman. Di dalam kesehariannya ia
hanya memiliki beberapa kenalannya saja. Subjek 1 kurang memiliki keinginan untuk memiliki sahabat. Hal ini dikarenakan dirinya dulu
pernah memiliki masalah dengan sahabatnya sehingga hal tersebut membuatnya malas untuk memiliki sahabat lagi. Keluarga menjadi salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian identitas relasi subjek 1. Sejak kecil subjek 1 dan ayahnya beberapa kali berpindah-pindah kota.
Selain itu, lingkungan tempat tinggalnya saat ini membuat subjek 1 kurang memiliki kesempatan untuk bersosialisasi atau mencari banyak
sahabat. Identitas Religius subjek 1 saat ini memiliki status penundaan
identitas identity moratorium. Hal ini dikarenakan subjek 1 belum melakukan eksplorasi di dalam identitas religiusnya. Eksplorasi yang
subjek 1 lakukan hanya sebatas tayangan televisi mengenai agama-agama lain. Subjek 1 mengakui bahwa dirinya tidak tertarik untuk mempelajari
112
agama-agama yang lainnya. Subjek 1 di dalam identitas religiusnya tidak banyak melakukan eksplorasi. Kewajiban agamanya seperti sholat 5
waktu, puasa dan mengaji di masjid jarang dilakukannya. Subjek 1 hanya melakukannya bila sedang ingin atau tidak lupa. Pekerjaan yang ia geluti
saat ini menjadi salah satu faktor yang membuatnya malas beribadah. Subjek 1 merasa malu ketika dirinya beribadah namun tetap menjalankan
pekerjaannya saat ini. Orang tua subjek yang seiman dengannya, diakuinya juga tidak pernah mengajak subjek untuk menunaikan ibadah
bersama-sama. Hal ini yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan subjek 1 berada dalam tahap tersebut.
Identitas Seksual subjek 1 berada pada status penundaan identitas identity moratorium. Hal ini dikarenakan, subjek memiliki
sedikit informasi mengenai seksualitas dan subjek 1 tidak menggali informasi yang lebih dalam mengenai seksualitas. Eksplorasi yang subjek
1 lakukan hanya sebatas melalui film-film porno yang ia simpan di dalam handphonenya. Kurangnya pengetahuan dan pengaruh dari lingkungan
sosial dimana ia tinggal menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi status identitas seksual subjek. kurangnya bimbingan dari orang tua mengenai
perilaku seksual juga membuat subjek semakin tidak mengerti mengenai seksualitas secara lebih dalam.
Berdasarkan hasil penelitian pada subjek 1 yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa subjek 1 berada pada status penundaan
113
identitas identity moratorium pada keempat aspek identitas yaitu identitas okupasi, identitas relasi sosial, identitas religius dan identitas
seksual. Faktor-faktor yang mempengaruhi status identitas diri subjek 1 secara keseluruhan adalah tingkat pendidikan, keadaan ekonomi,
lingkungan tempat tinggal, keluarga pola asuh orang tua serta kepribadian subjek sendiri.
2. Subjek 2
Identitas Okupasi subjek 2 berada pada status penyebaran identitas identity diffusion. Subjek 2 dalam pekerjaannya belum banyak
melakukan eksplorasi, sehingga subjek 2 belum banyak mengalami krisis. Ia juga belum membuat komitmen apapun terhadap pekerjaannya di masa
yang akan datang. Subjek 2 merasa lelah dan ingin berhenti dari pekerjaannya, akan tetapi ia merasa takut apabila ia dan suaminya tidak
memiliki uang yang bisa menanggung biaya hidupnya dan suaminya. Sebelumnya, subjek 2 pernah bekerja sebagai pengamen dan kenek
angkutan kota. Subjek 2 tidak pernah mencari-cari tahu mengenai informasi pekerjaan yang lainnya. Tingkat pendidikan menjadi salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap staus identitas okupasi subjek 2. Ketiadaan biaya dan dukungan dari orang tuanya untuk menuntut
pendidikan yang lebih tinggi membuatnya kurang memiliki kesempatan untuk mencoba berbagai jenis pilihan pekerjaan.
114
Identitas Relasi subjek 2 berada dalam status penyebaran identitas identity diffusion. Hal ini dikarenakan subjek 2 belum
melakukan banyak ekslorasi di dalam relasinya dengan orang lain dan belum membuat komitmen apapun. Ia hanya memiliki pilihan untuk tidak
banyak bergaul dengan teman sebayanya. Subjek 2 mengakui dirinya merupakan sosok yang tidak senang bergaul sehingga ia lebih memilih
untuk menghabiskan waktu bersama suaminya. Lingkungan tempat tinggalnya saat ini juga menjadi salah satu faktor yang membuat subjek
tidak memiliki banyak kesempatan untuk bersosialisasi. Identitas Religius subjek 2 memiliki status penyebaran identitas
identity diffusion. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya keluarga. Sejak kecil subjek 2 menganut agama islam akan tetapi ia dan
keluargaya jarang beribadah bersama-sama. Subjek 2 mengakui bahwa kedua orang tuanya dahulu juga jarang melakukan kewajiban agamanya.
Hal ini yang membuat subjek 2 menjadi malas untuk beribadah. Status pada Identitas Seksual subjek 2 adalah penundaan
identitas identity moratorium. Subjek 2 telah mengalami eksplorasi akan tetapi belum memiliki komitmen di dalam identitas seksualnya.
Eksplorasi yang subjek 2 lakukan dalam hal seksualitas terjadi karena subjek 2 dinikahkan oleh orang tuanya di usia yang masih sangat dini.
Oleh karena itu pola asuh orang tua subjek 2 memegang peranan yang cukup penting sebagai faktor terbentuknya status identitas seksual subjek.
115
Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan pada subjek 2, dapat disimpulkan bahwa subjek 2 memiliki status penyebaran identitas
identity diffusion dalam identitas okupasi, identitas relasi sosial, dan identitas religius. Faktor-faktor yang mempengaruhi status identitas diri
subjek 2 secara keseluruhan adalah keadaan ekonomi, tingkat pendidikan, pola asuh, dan kepribadian.
3. Subjek 3
Subjek 3 di dalam identitas Okupasinya memiliki status pencapaian identitas identity achievement. Hal ini dikarenakan subjek 3
telah mengalami krisis meskipun belum banyak melakukan eksplorasi dan ia telah membuat suatu komitmen untuk berhenti dari pekerjaannya.
Subjek 3 di dalam pekerjaannya tidak banyak melakukan eksplorasi dengan mencari informasi mengenai pekerjaan yang bisa dilakukannya.
Hal ini dikarenakan ia merasa pekerjaan yang lain kurang memberinya penghasilan yang memadai. Akan tetapi subjek 3 menyadari bahwa
pekerjaan yang ia lakukan sekarang tidak akan menjamin terus bisa kehidupannya bila ia semakin bertambah usia. Sehingga ia memiliki
rencana untuk berhenti dan mencari pekerjaan di daerah asalanya seperti di toko sepatu ataupun pabrik.
Identitas relasi subjek 3 memiliki status pencapaian identitas identity achievement. Hal ini dikarenakan ia telah mengalami krisis dan
116
telah membuat komitmen. Kondisi subjek 3 yang telah memiliki anak membautnya merasa kurang mementingkan lagi masalah persahabtan.
Subjek 3 semasa hidupnya pernah memiliki banyak teman dan mengalami permasalahan, terutama ketika dirinya masih mengenyam bangku
sekolah. Akan tetapi saat ini dirinya merasa lebih mementingkan masalah pekerjaan dan anak daripada persahabatan.
Identitas religius subjek memiliki status pencapaian identitas identity achievement. Dalam mengekplorasi berbagai religiusitas subjek
3 dipengaruhi oleh teman sebaya dan sekolah. Di masa sekolahnya dahulu membuat subjek memiliki kesempatan untuk memiliki teman yang
berlainan iman dengannya. Sehingga hal ini membuat subjek 3 mmengeksplorasi dan menjadi tahu bagaimana agama-agama lain. Subjek
3 merasa yakin dengan iman yang ia peluk saat ini dan tidak memiliki keinginan untuk mempelajari agama lain. Komitmen subjek 3 dalam hal
religinya juga dipengaruhi dari pendidikan di sekolahnya dahulu. Identitas Seksual subjek berada dalam status penundaan
identitas identity moratorium
. Dalam mengeksplorasi mengenai
seksualitas, subjek 3 mendapatkannya dari pengalaman berumah tangganya terdahulu. Subjek 3 diijinkan untuk menikah setelah ayahnya
meninggal dunia. Subjek semasa sekolahnya juga membaca-baca buku yang memeberinya informasi mengenai seksualitas seperti contohnya
penyakit menular seksual dan beberapa perilaku seksual yang lainnya.
117
Akan tetapi subjek 3 merasa takut untuk memulai suatu komitmen sehingga ia merasa belum begitu memikirkan rencananya untuk menikah
lagi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap subjek 3 di atas, dapat
disimpulkan bahwa subjek 3 memiliki status pencapaian identitas identity achievement dalam potongan identitas okupasi, identitas relasi
sosial dan idenitas religius. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian identitas diri subjek secara keseluruhan adalah keadaan ekonomi, tingkat
pendidikan, teman sebaya, lingkungan, dan kepribadian subjek.
Dari uraian tersebut di atas, secara tidak langsung ditemukan bahwa peran orang tua dan pendidikan sekolah memberi pengaruh yang penting
terhadap pembentukan identitas diri remaja. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Bernad, Enright dan Marcia dalam Santrock, 2002 yang
memaparkan bahwa orang tua dengan gaya pengasuhan yang permisif, yang memberi bimbingan terbatas kepada remaja dan mengijinkan mereka
mengambil keputusan-keputusan sendiri akan meningkatkan kebingungan identitas.
Ketiga subjek di atas dari hasil penelitian ditemukan bahwa di dalam keluarganya, orang tua mereka cenderung permisif dan kurang mengambil
banyak peran untuk membimbing, memberi peluang kepada anak-anaknya bagaimana mengemukakan pendapat, yang dapat memfasilitasi anak-anak
118
mereka di dalam menghadapi dunia luar yang secara tidak langsung membentuk identitas diri mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Carlson, Cooper dan Grotevan dalam Santrock, 2002 yang memperlihatkan bahwa suasana kekeluargaan yang mendukung, baik
individualitas maupun keterkaitan, memiliki peran yang penting dalam perkembangan identitas remaja.
Sementara itu, dari hasil penelitian di dapatkan bahwa faktor pendidikan juga menjadi salah satu hal yang penting. Ketiga subjek, memiliki
tingkat pendidikan yang berbeda. Subjek 1 dan 2 memiliki tingkat pendidikan SD, sehingga mereka tidak memiliki banyak kesempatan untuk mencoba
berbagai pilihan pekerjaan yang ada. Sementara itu subjek 3 yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
mengeksplorasi berbagai pilihan yang ada dalam hidupnya mulai dari pekerjaan, relasi dengan teman sebaya, religiusitas hingga seksualitas. Hal ini
dikarenakan banyak hal yang ia dapatkan selama masa sekolahnya dahulu seperti pelajaran mengenai agama, pelajaran seksualitas yang di dapatnya dari
buku-buku, hingga kesempatan yang lebih banyak untuk mendapatkan banyak teman.
Keadaan ekonomi juga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan ketiga subjek dalam penelitian terjun ke dunia prostitusi di usia
remaja. Hal ini sesuai dengan penelitian Noni Sihaloho 2012 mengenai Pengambilan Keputusan dalam menjadi Pekerja Seks yang menemukan bahwa
119
faktor ekonomi menjadi salah satu alasan mengapa remaja putri menjual dirinya secara sukarela.
Papalia 2008 mengungkapkan bahwa di dalam sekolah, anak-anak akan memiliki peluang atas berbagai informasi, belajar dan menguasai
keterampilan yang baru, menajamkan keterampilan yang sudah ada, berpartisipasi dalam berbagai aktifitas, mengeksplorasi pilihan pekerjaan,
serta tempat berkumpul bersama teman. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses pencarian
identitas diri remaja wanita pekerja seks merupakan suatu proses yang kompleks. Pada identitas seksual ketiga subjek memiliki status yang sama
yaitu penundaan identitas identity moratorium. Sementara itu untuk ketiga aspek identitas diri yang lain seperti identitas okupasi, identitas relasi sosial
dan identitas religiusnya memiliki status yang berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti tingkat pendidikan, pola asuh
orang tua, lingkungan sekitar, teman sebaya dan kepribadian subjek.
Tabel 5. Rangkuman Hasil Penelitian Subjek 1
Subjek 2 Subjek 3
Status Identitas Keempat potongan identitas
subjek memiliki status yang sama yaitu penundaan identitas
identity moratorium Identitas Okupasi, Relasi sosial
dan Religius subjek memiliki status
penyebaran identitas
identity diffusion . Identitas
Seksual subjek memiliki status penundaan identitas identity
moratorium Identitas Okupasi, Relasi sosial
dan Religius subjek memiliki status
pencapaian identitas
identity achievement. Identitas
Seksual subjek
memililiki status penundaan identitas identity moratorium
Faktor yang Mempengaruhi
Keadaan ekonomi
ketiadaan biaya membuat subjek tidak dapat
melanjutkan sekolahnya, tingkat pendidikan ijazah SD subjek
membuatnya
kurang memiliki
kesempatan untuk mengekplorasi berbagai pilihan pekerjaan, pola
asuh orang tua dalam keluarga, lingkungan sosial dimana subjek
tinggal,
teman sebaya
dan kepribadian subjek yang tertutup.
Keadaan ekonomi,
tingkat pendidikan subjek, pola asuh
orang tua
yang permisif,
kepribadian subjek
yang tertutup,
lingkungan sosial
dimana subjek tinggal, dan teman sebaya.
Keadaan ekonomi,
teman sebaya, lingkungan, tingkat
pendidikan subjek, pola asuh orang
tua yang
permisif, kepribadian
subjek yang
tertutup, sekolah dan keluarga.
121
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap remaja wanita pekerja seks, didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Remaja wanita pekerja seks memiliki status yang sama pada Identitas Seksual yaitu penundaan identitas identity moratorium.
2. Identitas Okupasi, Relasi sosial, dan Religius pada remaja wanita pekerja seks memiliki status yang berbeda-beda
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian identitas diri remaja wanita pekerja seks secara keseluruhan adalah tuntutan ekonomi,
orang tua dan pola asuhnya, tingkat pendidikan sekolah, teman sebaya, lingkungan sekitar dan kepribadian subjek.
B. SARAN
Dari hasil penelitian, saran yang diberikan oleh peneliti antara lain :
1. Bagi para pendamping remaja diharapkan untuk lebih memperhatikan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan identitas remaja. Sehingga diharapkan dapat memberi bimbingan yang tepat.
2. Penelitian yang berfokus pada status identitas diri merupakan
penelitian yang jarang dilakukan, oleh karena itu peneliti berharap