36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status identitas diri remaja wanita pekerja seks. Pemaparan yang menyeluruh
mengenai gambaran identitas serta faktor yang melatarbelakanginya tersebut maka yang dilakukan peneliti adalah menggali penghayatan
subjek terhadap profesinya sebagai pekerja seks. Menurut Poerwandari 2005 untuk mendapatkan pemahaman mendalam dan khusus atas suatu
fenomena serta untuk memahami manusia dalam segala kompleksitasnya sebagai mahluk yang subjektif, maka pendekatan kualitatif adalah
pendekatan yang paling sesuai digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin memaparkan mengenai status
identitas diri remaja wanita pekerja seks dan faktor-faktor yang membentuk identitas diri remaja tersebut.
B. BATASAN OPERASIONAL
Dalam penelitian ini variable-variable yang hendak dikaji terdapat beberapa variable yang mencakup aspek-aspek dari status
identitas diri remaja. Di dalam aspek tersebut, peneliti akan melihat ada dan tiadanya krisis atau komitmen remaja di dalam menghadapi pilihan
dalam hidupnya. Adapun variable tersebut adalah sebagai berikut :
37
1. Status Identitas Diri
Status Identitas adalah status yang menandkan ada tidaknya eksplorasi dan komitmen dalam pembentukan identitas. Status
identitas bukan merupakan suatu jenjang tetapi lebih kepada proses yang didahului remaja untuk tumbuh. Di dalam penelitian ini status
identitas yang ingin diketahui adalah status pada aspek identitas okupasi, relasi sosial, religious dan seksual. Pemilihan keempat aspek
status identitas tersebut pada penelitian ini berdasarkan tugas perkembangn pada usia remaja menurut teori Santrock 1968. Untuk
mengetahui status identitas dalam aspek kehidupan maka perlu untuk terlebih dahulu mengetahui eksplorasi dan komitmen subjek di dalam
beberapa aspek tersebut okupasi, relasi sosial, religious dan seksual. Berikut ini merupakan keempat status identitas yang
dikemukakan oleh James Marcia : a. Penyebaran Identitas Identity Diffusion, adalah istilah yang
digunakan untuk merujuk pada kondisi remaja yang belum pernah mengalami krisis belum pernah mengekplorasi berbagai alternatif
yang bermakna ataupun membuat komitmen apapun. b. Pencabutan Identitas Identity Foreclosure, adalah istilah yang
digunakan untuk merujuk pada kondisi remaja yang telah membuat komitmen namun tidak mengalami krisis identitas.
c. Penundaan Identitas Identity Moratorium, adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kondisi remaja yang berada di
38
pertengahan krisis namun belum memiliki komitmen yang jelas terhadap identitas tertentu.
d. Pencabutan Identitas Identity Achievement, adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kondisi remaja yang telah
mengatasi krisis identitas dan membuat komitmen.
C. SUBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini, subjek akan dipilih berdasarkan kriteria- kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya dan berdasarkan teori
atau konstruk operasional sesuai dengan tujuan penelitian. Subjek dalam penelitian ini memiliki beberapa karakteristik yaitu :
1. Sesuai dengan teori Santrock 2007 mengenai batasan usia remaja, subjek berada dalam masa remaja akhir yaitu 15 – 22 tahun. Masa
remaja akhir late adolescence menunjuk pada kira-kira setelah usia 15 tahun. Minat pada karier, pacaran, dan eksplorasi identitas
seringkali lebih nyata dalam masa remaja akhir ketimbang dalam masa remaja awal.
2. Subjek merupakan seorang remaja wanita yang berprofesi sebagai pekerja seks.
39
D. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Wawancara
Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan metode wawancara. Dalam penelitian ini, wawancara akan
digunakan sebagai metode utama pengambilan data. Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu Poerwandari, 2005. Wawancara kualitatif dilakukan oleh peneliti untuk lebih memahami dan memperoleh
pengetahuan tentang makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik penelitian, dan berusaha untuk melakukan
eksplorasi terhadap isu tersebut Banister dkk, dalam Poerwandari 2005.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti merupakan wawancara dengan menggunakan pedoman umum. Di dalam proses
wawancara ini peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa
menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit Poerwandari,2005. Pedoman wawancara ini
akan digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist
apakah aspek aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Wawancara dengan pedoman sangat umum ini dapat berbentuk
wawancara terfokus,
yakni wawancara
yang mengarahkan
40
pembicaraan pada
hal-hal atau
aspek-aspek tertentu
dari kehidupanpengalaman subjek Poerwandari,2005. Wawancara juga
dapat berbentuk wawancara mendalam dimana peneliti akan mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subjek
secara utuh dan mendalam. Berikut ini tabel panduan wawancara penelitian :
Tabel 2 Panduan Wawancara
No. Aspek yang
Diungkap Deskripsi
1. Identitas Subjek
• Pemahaman Diri
Identitas diri nama, usia, jenis kelamin, cara pandang dirinya
seperti apa, bagaimana orang lain memandang dirinya, kelebihan dan
kekurangan diri. •
Akademis Pengalaman saat sekolah, hal-hal
yang disukai saat sekolah, prestasi dari kecil hingga sekarang, cita-cita,
harapan terkait hal akademik.
2. Latar
Belakang Subjek
• Latar belakang keluarga
Hubungan subjek
dengan keluarganya,
masa kecil
yang diingat, persepsi terhadap anggota
keluarganya, hubungan
subjek dengan saudara kandung, persepsi
41
terhadap sosok ibu dan ayah sifat, hal yang disuka, harapan subjek
terhadap keluarganya, pengalaman berkesan dengan orang tua.
• Latar belakang sosial
Hubungan subjek
dengan lingkungan
sosialnya, hubungan
subjek dengan
teman sebaya,
penyesuaian diri,
pandangan terhadap orang lain sesama jenis
atau dengan lawan jenis.
3. Status
Identitas Diri
• Pekerjaan
Pekerjaan yang pernah dijalani oleh subjek,
kesan subjek
terhadap pekerjaannya,
harapan subjek
terhadap pekerjaannya, rencana ke depan dalam hal pekerjaan.
• Relasi Sosial
Hubungan subjek dengan kawannya di masa lalu, masalah yang pernah
dihadapi jika ada, relasi yang subjek inginkan di masa yang akan
datang, apakah subjek ingin hidup melajang, menikah, dll, serta apa
usaha yang telah dilakukan subjek untuk
mencapai relasi
yang diinginkan.
• Religius
Keyakinan subjek
terhadap
42
Peneliti juga akan melakukan observasi selama wawancara berlangsung dengan melihat reaksi subjek dalam memberikan jawaban
serta komunikasi non-verbal yang menyertai subjek ketika memberikan jawaban. Selain itu, observasi juga dilakukan untuk
melihat kehidupan sehari-hari subjek.
2. Tes Grafis
Pengambilan data penelitian akan menggunakan tes psikologi yaitu tes grafis untuk melihat kepribadian subjek. Tes grafis
merupakan tes proyektif dimana tes ini menggunakan stimulus ambigu di dalam mengungkapkan kepribadian seseorang. Tes grafis ini terdiri
kepercayaan spiritualnya masa lalu dan
apa alasannya,
pandangan subjek
terhadap keyakinan
spiritualnya tersebut,
keyakinan spiritual subjek saat ini dan hal-hal
apa yang subjek ketahui dari keyakinan spiritualnya, komitmen
subjek terhadap
keyakinan spiritualnya.
• Seksual
Apa yang subjek ketahui mengenai seksualitas,
pengalaman seksual
subjek dan peran seksual subjek saat ini,
harapan subjek
mengenai kehidupan seksualnya.
43
dari tes DAPDAM Draw a Person Draw a Man, Tes Baum, dan HTP House Tree Person. Peneliti akan menggunakan tes grafis
dengan maksud untuk mengungkap bagaimanakah hubungan subjek dengan keluarganya dan lingkungan sekitarnya. Tes Grafis juga
digunakan untuk melihat kepribadian subjek, sebagai contoh : kepribadian yang tak sadar yang mengindikasikan adanya status
penyebaran identitas identity diffusion atau kepribadian yang tertutup yang mengindikasikan adanya status pencabutan identitas identity
foreclosure .
Peneliti menggunakan tes Grafis dengan harapan agar materi tes bisa berfungsi sebagai semacam saringan dimana responden bisa
“memproyeksikan” proses pikiran, kebutuhan, kecemasan dan konflik khas mereka. Segala data hasil tes akan mendukung data wawancara
atau sebagai data tambahan dalam topik penelitian yaitu Status Identitas Diri Remaja Wanita Pekerja Seks.
E. ANALISIS DATA
Analisis data di dalam penelitian kualitatif merupakan sebuah proses yang melibatkan pembuatan arti dari tulisan dan gambaran data
Creswell, 2009. Yaitu melibatkan proses mempersiapkan data bagi analisis, melaksanakan analisis yang berbeda, bergerak lebih dalam dan
dalam hingga memahami data, merepresentasikan data, dan membuat sebuah interpretasi dari arti yang lebih luas dari data yang ada.
44
Terdapat beberapa level dan tahap yang ada di dalam menganalisis data secara kualitatif Poerwandari 2005:
1. Mengorganisasikan data dan mempersiapkan data bagi analisis. Organisasi data merupakan langkah awal untuk menganalisis
data penelitian. Mengorganisasikan data dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin dapat memungkinkan peneliti untuk memperoleh
kualitas data yang baik. 2. Melakukan proses koding data sebagai proses awal analisis.
Setelah mengorganisasikan data secara sistematis, langkah selanjutnya adalah memberikan kode pada materi yang diperoleh.
Koding dimaksudkan untuk dapat menganalisis data sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topic yang dipelajari. Peneliti
memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Berikut ini kode organisasi data keseluruhan.
Tabel 3 Kode Organisasi Data
Aspek yang digali Koding
Status Identitas Koding
Okupasi OK
Penyebaran Identitas S1
Religius RL
Pencabutan Identitas S2
Relasi social
RS
Penundaan Identitas
S3
Seksual SE
Pencapaian Identitas S4
45
3. Melakukan analisa awal Pada tahap ini analisis tematik mulai dilakukan. Peneliti
membaca berulang-ulang transkrip untuk dapat memperoleh pemahaman tentang kasus atau masalah, kemudian peneliti menyeleksi
fakta yang relevan atau dengan kata lain membuat catatatan mengenai padatan fakta yang dapat memunculkan tema atau kata kunci.
4. Tahapan interpretasi Interpretasi dimulai dari apa yang secara langsung dikatakan
responden di dalam wawancara dan membuat deskripsi dari tema tematik yang telah dibuat, untuk mengembangkan struktur dan
hubungan yang tidak secara langsung tertampilkan dalam data mentah.
Dalam penelitian ini, analisis yang akan digunakan oleh peneliti yaitu analisis data tematik. Penggunaan analisis tematik di dalam
penelitian akan memungkinkan peneliti menemukan suatu pola tertentu yang tampil secara acak dalam seluruh informasi yang tersedia
Poerwandari, 2005. Pola yang ditemukan akan diklasifikasikan atau dikode dengan memberi label, definisi atau deskripsi.
F. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA 1. Kredibilitas