Penjelasan Langkah-langkah pemecahan masalah

tidak dilakukan pemeliharaan maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi BKr. • Kondisi peralatan BKr Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi BKs. • Kondisi peralatan BKs Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi, apabila tidak dilakukan pemeliharaan maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi BKb. • Kondisi peralatan BKb. Pada kondisi ini akan dilakukan perbaikan atau pergantian komponen dari peralatan Batching Plant Operation. • Kondisi peralatan Kr Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KrKr. • Kondisi peralatan KrKr Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KrKs. • Kondisi peralatan KrkS Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KrKb. • Kondisi peralatan Ks Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi k, apabila tidak dilakukan pemeliharaan maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KsKs. • Kondisi peralatan KsKs Pada kondisi ini Pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan rutin dilakukan supaya dapat beroperasi , apabila tidak dilakukan pemeliharaan maka peralatan tersebut akan mengalami perubahan kondisi, menjadi ke kondisi KsKb. 8. Perhitungan probabilitas untuk masing-masing item Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan dulu besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari proporsi jumlah komponen- komponen dari Peralatan Batching Plant Operation yang mengalami transisi status, selanjutnya dibentuk matrik transisi awal yang merupakan pemeliharaan yang dilakukan perusahaan Tabel 3-1. Pobabilitas Transisi item Bulan Januari 2009-Desember 2009 Bulan Status P11 P12 P13 P14 P22 P23 P24 P33 P34 P41 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jumlah Keterangan : P 11 = P Kondisi baik ke kondisi baik 12 = P Kondisi baik ke kondisi kerusakan ringan 13 = P Kondisi baik ke kondisi kerusakan sedang 14 = P Kondisi baik ke kondisi kerusakan berat 22 = P Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan ringan 23 = P Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan sedang 24 = P Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan berat 33 = P Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan sedang 34 = Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan berat P 41 = Dengan menentukan probabilitas status akan ditentukan dulu besarnya probabilitas transisi yang dapat dihitung dari proporsi jumlah item-item yang mengalami transisi status. Kondisi kerusakan kerusakan berat ke kondisi baik 9. Matrik Transisi awal A. Matrik transisi satu langkah item – i yang merupakan pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahan P adalah j I 1 2 3 4 1 2 3 4 P 11 P P 41 P 12 22 P P 13 P 23 33 P P 14 P 24 34 π j M π j = ∑ π j P ij n untuk j dan n = 0,1,2,…M j = 0 M ∑ π j = 1 j = 0 [ ]             =             41 34 33 24 23 22 14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2 1 P P P p p p p p p p π π π π π π π π P = Catatan : π 1 + π 2 + π 3 + π 4 maka akan didapat persamaan sebagai berikut: = 1 π 1 + π 2 + π 3 + π 4 P = 1 11 π 1 + P 41 π 4 = π P 1 12 π 1 + P 22 π 2 = π P 2 13 π 1 + P 23 π 2 + P 33 π 3 = π P 3 14 π 1 + P 24 π 2 + P 34 π 3 = π 4

B. Perencanaan Pemeliharaan yang diusulkan

Untuk mendapatkan pemeliharaan yang lebih baik sehingga bisa mengurangi biaya pemeliharaan, maka diusulkan empat perencanaan pemeliharaan komponen dari Peralatan Batching Plant Operation yang didapat dari perubahan matrik transisi awal sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Dari keempat usulan tersebut yang akan dipilih adalah usulan yang mempunyai biaya ekspektasi terkecil. 1. Pemeliharaan korektif pada status 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 3. Matrik transisinya sebagai berikut : j I 1 2 3 4 1 2 3 4 P 11 1 P P 12 1 22 P P 13 23 P P 14 24 P 1 = Dengan menggunakan persaman serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan steady state dapat dituliskan sebagai berikut: [ ]             =             1 1 24 23 22 14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2 1 p p p p p p p π π π π π π π π Catatan : π 1 + π 2 + π 3 + π 4 maka akan didapat persamaan sebagai berikut: = 1 π 1 + π 2 + π 3 + π 4 P = 1 11 π 1 + π 4 = π P 1 12 π 1 + P 22 π 2 + π 3 = π P 2 13 π 1 + P 23 π 2 = π P 3 14 π 1 + P 24 π 2 = π 2. Pemeliharan korektif pada status 3 dan 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 2. Matrik transisinya adalah sebagai berikut : 4 j I 1 2 3 4 1 2 3 4 P 1 11 1 1 P 12 P 13 P 14 P 2 = Dengan menggunakan persamaan serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan steady state dapat dituliskan sebagai berikut: [ ]             =             1 1 1 14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2 1 p p p p π π π π π π π π Catatan : π 1 + π 2 + π 3 + π 4 maka akan didapat persamaan sebagai berikut: = 1 π 1 + π 2 + π 3 + π 4 P = 1 11 π 1 + π 2 + π 3 + π 4 P = 1 12 π 1 + = π P 1 13 π 1 + = π P 3 14 π 1 + = π 3. Pemeliharaan korektif padastatus 4 dan pemeliharaan pencegahan pada status 2 dan 3. Matrik transisinya adalah sebagai berikut : 4 J I 1 2 3 4 1 2 3 4 P 1 11 1 P 12 1 P 13 P 14 P 3 = Dengan menggunakan persamaan serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan steady state dapat dituliskan sebagai berikut: [ ]             =             1 1 1 14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2 1 p p p p π π π π π π π π Catatan : π 1 + π 2 + π 3 + π 4 maka akan didapat persamaan sebagai berikut: = 1 π 1 + π 2 + π 3 + π 4 P = 1 11 π 1 + π 2 + π 4 = π 1 P 12 π 1 + π 3 = π P 2 13 π 1 + = π P 3 14 π 1 + = π 4 4. Pemeliharaan korektif pada status 3 dan status 4. Matrik transisinya adalah sebagai berikut : J I 1 2 3 4 1 2 3 4 P 11 1 1 P P 12 22 P P 13 23 P P 14 24 P 4 = Dengan menggunakan persaman serta hasil matrik transisi tersebut, dalam jangka panjang probabilitas terjadi kerusakan dan dalam keadaan mapan steady state dapat dituliskan sebagai berikut: [ ]             =             1 1 24 23 22 14 13 12 11 4 3 2 1 4 3 2 1 p p p p p p p π π π π π π π π Catatan : π 1 . π 2 . π 3 . π 4 maka akan didapat persamaan sebagai berikut: = 1 π 1 + π 2 + π 3 + π 4 P = 1 11 π 1 + π 3 + π 4 = π P 1 12 π 1 + P 22 π 2 = π P 2 13 π1 + P 23 π 2 = π P 3 14 π 1 + P 24 π 2 = π 4 5. Analisa biaya pemeliharaan Sebelum menghitung biaya pemeliharaan masing-masing item, perlu dihitung dulu waktu rata-rata perbaikan yang diperlukan yang sudah terlampir. Dimana waktu rata-rata pemeliharaan pencegahan per 1 tahun dilambangkan dengan ∑w 11 . dan waktu rata-rata pemeliharaan korektif per 1 tahun dilambangkan dengan ∑ w 21 . melalui perhitungan biaya down time jam yang didapat dari data perusahaan Data diperoleh dalam bentuk dokumen dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan Manager Plant, maka biaya pemeliharaan dapat dihitug sebagai berikut: • Biaya Pemeliharaan Pencegahan C 1i C 1i = Waktu rata-rata pemeliharaan X Biaya down time • Biaya Pemeliharaan Korektif C 2i C 2i 6. Ekspektasi biaya pemeliharaan pada keadaan mapan steady state pada pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan. Didapat dari, probabilitas steady state untuk masing-masing item dikalikan dengan biaya pemeliharaan yang didasarkan pada biaya down time. Akan didapat biya rata-rata pemeliharaaan yang dilakukan oleh perusahaan Ba. = Waktu rata-rata kerusakan X Biaya down time 7. Ekspektasi biaya pemeliharaan pada keadaan mapan steady state pemeliharaan usulan dengan menggunakan metode Markov Chain. Didapat dari, probabilitas steady state usulan untuk masing-masing item dikalikan dengan biaya pemeliharaan yang didasarkan pada biaya down time. Akan didapat biya rata-rata pemeliharaaan usulan dengan menggunakan metode Markov Chain Be. 8. Be Ba Langkah ini merupakan suatu langkah untuk mengambil keputusan, apakah system pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan lebih baik ataukah sistem pemeliharaan usulan dengan menggunakan metode Markov Chain yang lebih baik ? Dari pernyataan ini , maka akan muncul jawaban ya atau tidak. Jika ya Ba Be maka ususlan tersebut dapat diterapkan . jika tidak Ba Be maka langsung pada hasil dan pembahasan yang berarti sistem pemeliharaan yang diterapkan oleh perusahaan lebih baik daripada metode usulan. 9. Metode usulan diterima Metode usulan diterima apabila hasil metode usulan lebih kecil jika dibandingkan dengan metode yang diterapkan perusahaan. Sehingga langkah selanjutnya dapat diterapkan. 10. Perencanaan Penjadwalan Perawatan Mesin Setelah metode usulan diterima langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaanpenjadwalan perawatan mesin untuk mencegah terjadinya kerusakan. 13. Hasil dan Pembahasan Dari hasil perhitungan dengan metode Markov Chain, maka akan dapat diketahui perencanaan pemeliharaan peralatan Batching Plant Operation yang optimal sehingga dapat meminimumkan biaya pemeliharaan yang didasarkan pada biaya down time. 14. Kesimpulan dan Saran Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan dari keseluruhan langkah- langkah diatas serta memberikan saran-saran yang dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam merencanakan manajemen perawatan yang reliable .

15. Selesai.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pegumpulan Data

4.1.1 Data Jumlah Peralatan Batching Plant Operation

Tabel. 4.1 Data Jumlah Peralatan Batching Plant Operation No NAMA MESIN JUMLAH 1 Selco 4

2 Holzma

3 3 Rover 5 Sumber: Perusahaan PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA

4.1.1.1 Data Peralatan Batching Plant Operation yang mengalami perubahan Kondisi Mesin.

1 Data Mesin Selco yang Mengalami Perubahan kondisi mesin Periode Januari 2009 – Desember 2009. Tabel 4.2 Perubahan Status Periode Januari 2009 – Desember 2009. Bulan Status BB BKr BKs BKb KrKr KrKs KrKb KsKs KsKb KbB JAN 2 1 1 FEB 1 1 1 1 MAR 1 1 1 1 APRIL 2 1 1 MEI 2 1 1 JUNI 2 1 1 JULI 1 2 1 Bulan Status BB BKr BKs BKb KrKr KrKs KrKb KsKs KsKb KbB AGSTS 1 1 1 1 SEPT 1 1 1 1 OKT 2 1 1 NOV 1 1 1 1 DES 2 1 1 Sumber: PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA Keterangan : BB = BKr Kondisi baik ke kondisi baik = BKs Kondisi baik ke kondisi kerusakan ringan = BKb Kondisi baik ke kondisi kerusakan sedang = KrKr Kondisi baik ke kondisi kerusakan berat = KrKs Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan ringan = KrKb Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan sedang = KsKs Kondisi kerusakan ringan ke kondisi kerusakan berat = KsKb Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan sedang = KbB = Kondisi kerusakan sedang ke kondisi kerusakan berat Arti angka dalam tabel tersebut misal pada bulan januari pada BB = 2 , artinya jumlah mesin selco pada kondisi baik ke kondisi baik terdapat 2 mesin dan untuk selanjutnya keteranganya sama. Kondisi kerusakan kerusakan berat ke kondisi baik. 2. Data Mesin Holzma yang Mengalami Perubahan kondisi mesin Periode Januari – Desember 2009. Tabel 4.3 Perubahan kondisi mesin Periode Januari 2009 – Desember 2009. Bulan Status BB BKr BKs BKb KrKr KrKs KrKb KsKs KsKb KbB JAN 1 1 1 FEB 2 1 MAR 1 1 1 APRIL 1 1 1 MEI 1 1 1 JUNI 1 1 1 JULI 1 1 1 AGSTS 1 1 1 SEPT 1 1 1 OKT 1 1 1 NOV 1 1 1 DES 2 1 Sumber: PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA

3. Data Mesin Rover yang Mengalami Perubahan kondisi mesin Periode Januari

2009 – Desember 2009. Tabel 4.4 Perubahan kondisi mesin Periode Januari 2009 – Desember 2009. Bulan Status BB BKr BKs BKb KrKr KrKs KrKb KsKs KsKb KbB JAN 3 1 1 FEB 3 1 1 MAR 3 1 1 APRIL 4 1 MEI 3 1 1 JUNI 3 1 1

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN PERAWATAN MESIN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN.

0 4 12

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMALISIR BIAYA PEMELIHARAAN DI PT TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO.

7 10 133

PERENCANAAN PERAWATAN MESIN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DI CV SURYA ELECTRICAL GRESIK.

37 72 113

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN DI PT. PHILIPS INDONESIA.

4 8 148

ANALISIS PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN POWER PACK PLANT DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PEMELIHARAAN DI PT. LASER JAYA SAKTI GEMPOL – PASURUAN.

0 3 124

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA.

5 12 104

PERENCANAAN PEMELIHARAAN PERALATAN BATCHING PLANT OPERATION DENGAN METODE MARKOV CHAIN GUNA MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DI CV. PRIMADONA SNACK.

6 18 98

PERENCANAAN DAN PEMELIHARAAN PERALATAN BATCHING PLANT OPERATION DENGAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DI PT UNIVENUS - SIDOARJO.

17 37 88

KATA PENGANTAR - PERENCANAAN PEMELIHARAAN PERALATAN BATCHING PLANT OPERATION DENGAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DI PT PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SIDOARJO

0 0 17

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN METODE MARKOV CHAIN UNTUK MEMINIMALISIR BIAYA PEMELIHARAAN DI PT TUNAS MELATI PERKASA SIDOARJO SKRIPSI

0 0 16