Perkembangan teknologi masa kini mendorong persaingan industri yang yang semakin meningkat dan ketat . Perusahaan yang memproduksi
beton cor atau Readaymix pada saat ini berkembang sangat pesat sehingga permasalahan yang dihadapi perusahaan semakin kompleks dan
berkesinambungan. PT. Merak Jaya Beton merupakan perusahaan yang bergerak dalam
produksi beton cor atau Readymix . dalam menjalankan aktifitas produksinya secara berkesinambungan dan continue, perusahaan
menghadapi permasalahan pada perencanaan pemeliharaan peralatan khususnya mesin produksi yang berperan sangat penting dalam laju
produksi suatu perusahaan. Oleh karena itu, solusi dalam permasalahan tersebut perusahaan
diharapakan mampu mengimplementasikan teknik perencanaan pemeliharaan peralatan produksi dengan baik dan benar dengan tujuan
untuk meminimalkan biaya perawatan. Metode ini dikenal dengan metode Markov Chain.
Total biaya pemeliharaan pada kondisi riil perusahaan bulan Januari 2005-Juni 2005 sebesar Rp. 119.812.050,- sedangkan total biaya
pemeliharaan dengan menggunakan metode Markov Chain bulan Januari 2005-Juni 2005 sebesar Rp. 91.097.100,-sehingga terjadi penghematan
sebesar Rp. 28.714.950,-
2. Penjadwalan Pemeliharaan BATCHING PLANT OPERATION Dengan Metode
MARKOV CHAIN Guna Meminimumkan Biaya
Pemeliharaan Di P.T SARI BUMI – GRESIK Oleh UMAR SAID ZAINURI - 0632015007.
Persaingan industri yang ketat mendorong perkembangan industri yang ada akan meningkat dan setiap saat akan berubah. Perusahaan yang
memproduksi pupuk dolomite dan phospate pada saat ini berkembang dengan pesat sehingga permasalahan yang ada harus dihadapi oleh
perusahaan akan semakin meningkat. P.T Sari Bumi adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam
produksi pupuk dolomite dan phospate . dalam menjalankan aktifitas produksinya secara continue , perusahaan menghadapi permasalahan pada
perencanaan pemeliharaan peralatan tentang dalam kondisi seperti apa pemeliharaan harus dilakukan sehingga peralatan produksi bisa menjamin
lancarnya proses produksi sehingga pesanan bisa sampai tepat waktu kepada konsumen dan bisa menekan biaya pemeliharaan seminimum
mungkin. Untuk memcahkan permasalahan tersebut perusahaan diharapakan
dapat menerapkan teknik perencanaan pemeliharaan peralatan produksi
dengan baik dan benar dengan maksud meminimalkan baiaya perawatan. Metode ini dikenal dengan metode Markov Chain.
Total biaya pemeliharaan pada kondisi riil perusahaan bulan Januari 2008-Juni 2008 sebesar Rp. 8.775.000,- sedangkan total biaya
pemeliharaan dengan menggunakan metode Markov Chain bulan Januari 2008-Juni 2008 sebesar Rp. 989.919,-sehingga terjadi penghematan
sebesar Rp. 7.785.081,- atau sebesar 79.724 .
2.11 Jurnal Penelitian Tentang Perawatan dan Pemeliharaan dengan
menggunakan Metode Markov Chain 1. Analisis kebijakkan Manajemen Pemeliharaan dan Peremajaan
Mesin dengan Menggunakan Metode Markov Chain dan Therbogh Model di Drum Plant Area PT Pertamina Persero UP IV Cilacap
Galih Chrissetyo
ABSTRAK Galih Chrissetyo, NIM : I0302031. Analisis Kebijakan Manajemen Pemeliharaan Dan Peremajaan Mesin Dengan Menggunakan
Metode Markov Chain dan Therbog’h Model Di Drum Plant Area PT Pertamina Persero UP IV Cilacap.Skripisi. Surakarta : Jurusan Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2006.
Kerusakan mesin merupakan salah satu hal yang dapat menghambat jalannya proses produksi, apabila pada proses produksinya
menggunakan aliran flow shop, kerusakan salah satu mesin pada stasiun
kerja dapat mempengaruhi seluruh jalannya sistem produksi, maka perlu dilakukan suatu rencana pemeliharaan yang tepat sehingga mesin dapat
bekerja dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan usulan perencanaan kebijakan pemeliharaan mesin, pengaruh kerusakan
mesin tersebut terhadap kontribusi pendapatan perusahaan serta menganalisis waktu yang tepat dalam penerapan kebijakan peremajaan dan
penggantian terhadap mesin-mesin yang ada sebagai langkah investasi perusahaan apabila tidak menguntungkan mempertahankan mesin lama.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode rantai Markov,dengan membagi status mesin dalam empat status yaitu status baik, status ringan,
status sedang, status berat kemudian ditentukan tindakan pemeliharaan yang akan dilakukan sedangkan untuk analisis peremajaan mesin
dilakukan dengan menggunakan metode therbog’h model. Hasil penelitian diketahui bahwa mesin memiliki MTBF sebesar 154,8 jamkerusakan dan
memiliki keandalan sebesar 95 . Spare part lower upper harus diganti setiap 3.291 jam sedangkan jumlah persediaan maksimum spare part lower
upper adalah sebesar 38 unit dan jumlah persediaan minimum sebesar 10 unit. Setelah dilakukan beberapa usulan kebijakan, maka dipilih kebijakan
2 yang memiliki biaya pemeliharaan paling minimum, yaitu sebesar Rp 1.072.209.965 dengan ketentuan pemeliharaan: pemeliharaan preventif
pada kerusakan ringan dan sedang. Pada kebijakan 2 terdapat penghematan biaya pemeliharaan, bila dibandingkan dengan biaya
pemeliharaan yang dilakukan perusahaan, yaitu sebesar Rp. 920.438.706,-