Stabilitas Fisik Nanoemulsi TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan VCO untuk sediaan topikal memiliki beberapa kelebihan diantaranya ialah mempunyai sifat daya sebar pada kulit yang baik, tidak menghambat respirasi kulit, serta mempunyai sifat emolien yang baik. Namun, kekurangan dari VCO ialah sifatnya yang tidak tahan terhadap pemanasan Rowe et al., 2009.

2. Medium-chain triglycerides oil

Gambar 3. Struktur medium-chain triglycerides Rowe et al., 2009 Medium-chain triglycerides MCT oil Gambar 3 merupakan minyak trigliserida yang mengandung asam kaprilat 65-75 dan asam kaprat 25-35. MCT oil diperoleh dari hasil pemurnian minyak kelapa atau minyak kelapa sawit melalui proses esterifikasi gliserol Alamsyah, 2005. Asam lemak dalam MCT oil lebih pendek daripada asam lemak pada long-chain triglycerides sehingga MCT oil mempunyai sifat fisik yang lebih polar sehingga lebih mudah larut dalam air Alamsyah, 2005. MCT oil banyak digunakan dalam produk makanan, obat, maupun kosmetik karena sifatnya yang aman dan tidak menimbulkan iritasi Traul, Driedger, Ingle, and Nakhasi, 2000. MCT oil pada umumnya digunakan sebagai pelarut dalam sediaan emulsi, mikroemulsi, maupun nanoemulsi yang dapat melarutkan obat atau senyawa yang memiliki kelarutan rendah dalam air Rowe et al., 2009. Kelebihan utama MCT oil adalah stabilitas oksidatifnya yang tinggi sehingga tidak menimbulkan ketengikan dan tahan terhadap pemanasan Alamsyah, 2005.

3. Tween 80

Gambar 4. Struktur Tween 80 Rowe et al., 2009 Polyoxyethylene 20 sorbitan monooleat atau Tween 80 Gambar 4 merupakan surfaktan non-ionik yang bersifat hidrofilik dengan HLB sebesar 15. Tween 80 tergolong dalam surfaktan non-ionik karena tidak memiliki muatan saat berada dalam air. Hal ini dikarenakan adanya gugus hidrofilik pada strukturnya yang menyebabkan terbentuknya ikatan hidrogen dengan air Myers, 2006. Tween 80 memiliki rumus molekul C 64 H 124 O 26 dengan berat molekul 1310 dan pemerian berupa cairan kuning, memiliki bau khas, memberikan sensasi hangat pada kulit, serta berasa pahit Rowe et al., 2009. Tween 80 larut dalam etanol dan air, namun tidak larut dalam minyak mineral dan minyak nabati. Tween 80 memiliki toksisitas yang rendah dengan LD 50 pada tikus sebesar 25 gramKgBB sehingga sering digunakan untuk penggunaan oral maupun parenteral. Penelitian yang dilakukan oleh Salim, Basri, Rahman, Abdullah, Basri, and Salleh 2011 menunjukkan bahwa penggunaan Tween 80 pada konsentrasi 20 hingga 40 bobot formula dapat membentuk nanoemulsi tipe MA dengan ukuran droplet 100 nm.

4. PEG 400

Gambar 5. Struktur PEG 400 Rowe et al., 2009 Polyoxyethylene glycol 400 atau PEG 400 Gambar 5 memiliki bobot jenis 1,110 sampai 1,140 dengan pemerian berupa cairan kental jernih, tidak berwarna, praktis tidak berbau, dan sedikit higroskopis. PEG 400 larut dalam air, aseton, alkohol, benzen, serta gliserin. PEG 400 memiliki nilai HLB sebesar 13,1 dengan densitas 1,14 gramcm 3 Rowe et al., 2009. PEG 400 merupakan salah satu jenis bahan pembawa yang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi untuk meningkatkan kelarutan obat Sinko, 2006. PEG 400 digunakan sebagai kosurfaktan karena senyawa ini mampu membantu kelarutan zat terlarut dalam medium dispers dengan meningkatkan fleksibilitas lapisan di sekitar area droplet Lawrence et al., 2000. Penelitian yang dilakukan oleh Talegaonkar, Tariq, and Alabood 2011 menunjukkan bahwa PEG 400 yang digunakan sebagai kosurfaktan dengan konsentrasi 10-20 dapat menghasilkan nanoemulsi yang jernih dan stabil serta ukuran droplet 100 nm.

5. Aquadest

Aquadest atau air suling merupakan air yang diperoleh dari hasil penyulingan. Aquadest memiliki pemerian berupa cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa Departemen Kesehatan RI, 1979.

G. Landasan Teori

Minyak biji delima memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antioksidan Mackler et al., 2013. Komponen dalam minyak biji delima yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa phytosterol, tocopherol, dan punicic acid Melo, 2012. Minyak biji delima mudah terdekomposisi oleh panas, kelembaban, cahaya, maupun oksigen. Selain itu sifat minyak biji delima yang lipofilik membuat pemanfaatan minyak biji delima masih terbatas dalam kemasan minyak dalam botol. Aplikasi nanoemulsi sangat bermanfaat dalam menjaga stabilitas dan aktivitas minyak biji delima dalam sediaan Gupta et al., 2010. Nanoemulsi merupakan suatu sistem yang terdiri atas minyak dan air yang distabilkan oleh adanya kombinasi surfaktan dan kosurfaktan Fulekar, 2010. Ukuran partikel yang sangat kecil 100 nm menyebabkan nanoemulsi stabil secara kinetika karena dapat mencegah terjadinya flokulasi, sedimentasi,