Pengujian turbiditas Evaluasi Sifat Fisik Nanoemulsi Minyak Biji Delima

adanya perubahan warna ataupun pemisahan fase. Perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa pada kedua formula, pH sebelum dan sesudah uji freeze-thaw cycle tidak berbeda signifikan dengan nilai p-value 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa baik formula dengan fase minyak VCO maupun MCT oil dapat menghasilkan sediaan nanoemulsi dengan organoleptis dan pH yang stabil. b. Stabilitas persen transmitan nanoemulsi minyak biji delima Pengujian persen transmitan setelah freeze-thaw cycle bertujuan untuk melihat perubahan nilai persen transmitan setelah tiga siklus pengujian. Hasil pengukuran persen transmitan pada kedua formula sebelum dan sesudah freeze-thaw cycle disajikan dalam Tabel IX dan Tabel X. Tabel IX. Data stabilitas fisik nanoemulsi minyak biji delima formula A sebelum dan sesudah freeze-thaw cycle Formula A p-value Sebelum uji Sesudah uji Transmitan 99,83±0,15 99,8±0,1 0,67 Turbiditas 0,108±0,02 0,11±0,03 0,37 Viskositas dPa.s 0,058±0,001 0,0257±0,006 0,01 Ukuran droplet nm 109,56±73,52 153,34±145,37 - Indeks polidispersitas 0,508 0,617 - Tabel X. Data stabilitas fisik nanoemulsi minyak biji delima formula B sebelum dan sesudah freeze-thaw cycle Formula B p-value Sebelum uji Sesudah uji Transmitan 99,67±0,05 99,7±0,05 0,37 Turbiditas 0,157±0,02 0,22±0,02 0,005 Viskositas dPa.s 0,046±0,02 0,0255±0,008 0,22 Ukuran droplet nm 222,32±127,74 183,89±81,68 - Indeks polidispersitas 0,392 0,574 - Berdasarkan hasil pengujian persen transmitan, dapat disimpulkan bahwa baik formula dengan fase minyak VCO dan MCT oil stabil setelah tiga siklus freeze-thaw. Analisis secara statistik pada kedua formula menunjukkan persen transmitan sebelum dan sesudah freeze-thaw cycle tidak berbeda signifikan dengan nilai p-value sebesar 0,67. c. Stabilitas turbiditas nanoemulsi minyak biji delima Pengukuran turbiditas bertujuan untuk melihat tingkat kekeruhan sediaan setelah melewati tiga siklus pada freeze-thaw cycle. Hasil pengujian turbiditas pada masing-masing formula sebelum dan sesudah freeze-thaw cycle disajikan pada Tabel IX dan Tabel X. Berdasarkan hasil pengukuran, pada formula A dengan fase minyak VCO menunjukkan kestabilan turbiditas setelah melewati tiga siklus freeze-thaw cycle dilihat dari tidak adanya perbedaan yang signifikan secara statistik dengan nilai p-value sebesar 0,37. Namun hal yang berbeda terjadi pada formula B yang menggunakan MCT oil di mana terjadi perbedaan signifikan secara statistik dengan nilai p-value ≤ 0,05. Hal ini dapat diakibatkan karena telah terjadi Ostwald ripening sehingga ukuran droplet menjadi lebih besar dan turbiditas meningkat. Kandungan asam kaprilat dan asam kaprat dalam MCT oil mengakibatkan Ostwald ripening lebih cepat terjadi pada MCT oil dibandingkan dengan VCO. Kedua asam lemak rantai pendek tersebut mengakibatkan MCT oil mempunyai polaritas yang tinggi sehingga lebih mudah larut dalam air. Faktor lain yang mengakibatkan formula B cenderung lebih keruh ialah perubahan suhu