dengan p-value sebesar 0,1642. Hal ini dapat menunjukkan bahwa semua sediaan yang dihasilkan memiliki karakteristik jernih karena memiliki nilai
persen transmitan mendekati 100.
4. Pengujian turbiditas
Turbiditas diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-vis dengan aquadest sebagai blanko pada panjang gelombang 502 nm. Pengukuran
turbiditas menunjukkan tingkat kekeruhan sediaan nanoemulsi yang terbentuk. Hasil pengujian turbiditas masing-masing formula dapat dilihat pada Tabel VI.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ariviani, Raharjo, Anggrahini, and Naruki 2015, pengukuran turbiditas dapat digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai sifat fisik sediaan nanoemulsi. Turbiditas dengan nilai di bawah 1 menunjukkan bahwa nanoemulsi yang terbentuk
memiliki penampakan yang jernih dan ukuran droplet yang kecil. Berdasarkan hasil analisis secara statistik yang dilakukan pada kedua formula nanoemulsi
minyak biji delima, variasi fase minyak yang digunakan memberikan perbedaan hasil secara signifikan dengan nilai p-value
≤ 0,05. Turbiditas yang dihasilkan dengan fase minyak VCO lebih rendah dibandingkan dengan
turbiditas yang dihasilkan dengan fase minyak MCT oil, hal ini menandakan bahwa ukuran droplet yang dihasilkan oleh fase minyak VCO lebih kecil
dibandingkan dengan ukuran droplet yang dihasilkan oleh MCT oil sehingga tingkat kekeruhan formula dengan fase minyak VCO lebih rendah meskipun
keduanya sama-sama memiliki penampakan fisik yang jernih.
5. Pengujian viskositas
Viskositas ialah tahanan suatu cairan untuk dapat mengalir. Semakin tinggi viskositas suatu sediaan, maka semakin besar pula tahanannya.
Pengukuran viskositas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan viskometer Rheosys. Hasil pengukuran viskositas masing-masing formula
dapat dilihat pada Tabel VI. Berdasarkan hasil pengukuran viskositas yang dilakukan pada kedua formula nanoemulsi minyak biji delima, adanya variasi
fase minyak yang digunakan tidak memberikan perbedaan yang signifikan, dengan nilai p-value sebesar 0,4247.
6. Pengujian ukuran droplet
Pengujian ukuran droplet dilakukan untuk melihat apakah sediaan nanoemulsi yang dihasilkan mempunyai ukuran droplet yang memenuhi
kriteria ukuran droplet nanoemulsi yaitu 100 nm. Pengukuran ukuran droplet dilakukan dengan particle size analyzer PSA Horiba SZ-100. Prinsip kerja
alat ini adalah adanya hamburan cahaya yang terjadi akibat penembakan sinar laser mengenai partikel dalam sampel. Cahaya yang dihamburkan tersebut akan
dibaca oleh detektor foton pada sudut tertentu secara cepat sehingga dapat menentukan ukuran partikel Volker, 2009.
Pengujian dilakukan hanya terhadap formula A2 dan B2 dengan asumsi bahwa kedua formula lain dengan variasi minyak yang sama memiliki
ukuran droplet yang kurang lebih sama. Hasil pengujian ukuran droplet dapat dilihat pada Tabel VI. Pada penelitian ini, sediaan nanoemulsi yang