pendek daripada asam lemak pada long-chain triglycerides sehingga MCT oil mempunyai sifat fisik yang lebih polar sehingga lebih mudah larut dalam air
Alamsyah, 2005. Semakin polar fase minyak yang digunakan dalam pembuatan nanoemulsi, maka ukuran droplet yang terbentuk akan jauh lebih besar Jaworska
et al., 2014.
H. Hipotesis Penelitian
Variasi fase minyak virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil berpengaruh terhadap stabilitas fisik sediaan nanoemulsi minyak biji delima
dengan kombinasi surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400.
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh variasi fase minyak virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil terhadap stabilitas fisik sediaan nanoemulsi
minyak biji delima dengan kombinasi surfaktan Tween 80 dan kosurfaktan PEG 400 termasuk jenis penelitian eksperimental murni.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini adalah variase fase
minyak yang digunakan yaitu virgin coconut oil dan medium-chain triglycerides oil.
b. Variabel tergantung. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah
stabilitas fisik sediaan nanoemulsi minyak biji delima yang meliputi organoleptis, tipe nanoemulsi, pH, ukuran droplet, turbiditas, viskositas,
serta persen transmitan. c.
Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini adalah lama dan kecepatan pengadukan pada saat
pembuatan, kondisi pengujian seperti panjang gelombang pada spektrofotometer, kecepatan pada viskometer serta sentrifugator, suhu dan
kelembaban pada saat freeze-thaw cycle, serta jumlah minyak biji delima, Tween 80, PEG 400, dan aquadest yang digunakan dalam formula.
d. Variabel pengacau tidak terkendali. Variabel pengacau tidak terkendali
pada penelitian ini adalah suhu dan kelembaban ruangan saat pembuatan dan pengujian nanoemulsi.
2. Definisi operasional
a. Minyak biji delima. Minyak biji delima berasal dari biji tanaman delima
Punica granatum L. yang diperoleh melalui ekstraksi cold pressing. b.
Nanoemulsi. Nanoemulsi ialah suatu sistem penghantaran obat dengan rata-rata ukuran droplet 100 nm yang terdiri dari fase minyak dan fase
air yang distabilkan oleh kombinasi surfaktan dan kosurfaktan. c.
Surfaktan. Surfaktan ialah molekul yang terdiri atas gugus hidrofilik dan hidrofobik yang dapat menyatukan campuran antara air dan minyak.
Dalam penelitian ini digunakan Tween 80 sebagai surfaktan dengan konsentrasi sebesar 16 ww.
d. Kosurfaktan. Kosurfaktan berperan dalam membantu surfaktan
meningkatkan kelarutan zat terlarut dalam medium dispers dengan meningkatkan fleksibilitas lapisan di sekitar area droplet. Dalam
penelitian ini digunakan PEG 400 sebagai kosurfaktan dengan konsentrasi sebesar 8 ww.
e. Sifat fisik. Sifat fisik merupakan parameter yang digunakan untuk
mengetahui kualitas sediaan nanoemulsi secara fisik yang meliputi